sepuluh: kerja lembur bagai kuda

284 48 5
                                    

Libur latihan telah usai dan kini Elsa harus kembali mengikuti latihan paduan suara yang makin ketat mengingat konser internal mereka akan diadakan sebentar lagi. Ia harus mulai latihan pukul lima sore dan sampai di kosan pukul satu dini hari. Tak heran jika akhir-akhir ini ia terlihat seperti zombie.

"Mel, ini jam berapa sih?" tanya Elsa yang sudah mengantuk dan bokongnya mulai pegal karena berjam-jam duduk di kursi plastik yang biasa digunakan di warung baso.

Amel, teman satu suaranya melihat jam tangannya. Selama latihan ponsel harus dikumpulkan sementara Elsa tidak membawa jam. "Setengah satu lewat, El."

Elsa membelalakkan matanya. "Sumpah? Ini nyampe kosan jam berapa dong gila..."

Amel memandang konduktornya yang masih asyik berbicara di depan mengenai bagaimana konser internal itu. "Nggak tahu aku juga... Yaudah sabar aja ya." Ia menepuk-nepuk punggung Elsa.

Setelah forum dan doa bersama, mereka akhirnya pulang dengan mencarter angkot Dago - Riung Bandung menuju Jatinangor. Saat berada di angkot, ia mengaktifkan ponselnya yang sudah dipenuhi dengan puluhan pesan baru. Setelah membalas pesan mamanya, ada satu nama yang menarik perhatiannya.

19.38

Irza: Elsa, kamu di mana? Kok nggak bareng sama Rere?

20.30

Irza: Kamu nggak diculik kan?

23.50

Irza: Wah kayaknya beneran diculik.

00.27

Irza: Eh... Kamu beneran nggak diculik kan?

Elsa hanya tertawa sendiri melihat pesan-pesan itu.

01.03

Elsa: Nggak kok, nggak ada yang berani nyulik. Aku latihan PSM, emang Rere nggak bilang?

Elsa: Btw, kamu dapet kontak dari mana?

Hanya berselang dua menit, Irza menjawab. Ia sempat berpikir kalau cowok itu sudah terlelap.

Irza: Tadi saya sempet makan bareng Asep dan Rere, tapi nggak ada kamu. Tumben aja. Oh, iya kalo soal dapet kontak mah gampang.

Elsa: Gampang gimana?

Irza: Sinyal saya banyak. Btw, kamu di mana?

Elsa: Lagi otw dari DU ke Nangor, emang kenapa?

Irza: Jam segini? Naik apa?

Elsa: Iya, biasalah PSM. Nyarter angkot.

Irza: Oh, yaudah deh hati-hati aja.

Irza: Eh, tapi siapa juga yang mau nyulik kamu.

"El, kenapa kok senyum-senyum sendiri?" suara Amel seakan membawa Elsa kembali ke dunia nyata.

***


HappenstanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang