Chapter 2

51 1 0
                                    

Saat ini, Iqbaal sedang duduk di depan meja makan milik Mikaela. Ia memperhatikan kekasihnya itu yang sedang membuat menu sarapan untuk mereka.

Tak jarang Iqbaal yang membuatkan sarapan untuk mereka. Namun hari ini, Iqbaal tidak ingin mengalihkan mata dari kekasihnya itu barang sedetik.

"Mau makan di sini atau di sekolah?" tanya gadis itu tanpa melihat ke arah Iqbaal. Tangan lentiknya sedang membuka oven dan mengaturnya.

"Di mobil."

"Tapi ini harus pake sendok, Baal. Jangan aneh-aneh deh." Mikaela membuka celemek dan menggantungnya di gantungan yang telah disediakan dekat dapur.

"Ya disuapin," jawab Iqbaal yang matanya masih memperhatikan Mikaela yang sedang duduk.

"Lagian tumben banget minta dimasakin itu sama aku. Biasanya juga masak sendiri."

"Lagi pengen."

"Apaan sih? Sok ganteng banget jawabnya singkat-singkat."

Iqbaal tertawa, tangannya ingin meraih jemari gadis itu, namun tidak bisa karena oven berdenting, dan membuat Mikaela langsung berdiri.

"Emang ganteng kan." Iqbaal membangkitkan dirinya dan langsung menghampiri Mikaela.

Mikaela memutar kedua bolamatanya kesal. Gadis itu merasakan ada yang memeluknya dari belakang. Lengan kekar itu melingkar di pinggangnya.

"Awas dong Iqbaal udah tau ribet."

"Nggak."

"Aku belum mandi."

"Bodo."

"Aku mau mandi."

"Tinggal mandi."

"Gila kali ya. Awas ah," ujar Mikaela seraya melepaskan lingkaran tangan Iqbaal.

Laki-laki itu sudah rapi dengan seragam putih abu-abu yang melekat pada tubuhnya. Berbeda dengan Mikaela yang masih menggunakan piyama.

Tadi, Iqbaal membangunkannya untuk minta di buatkan sarapan yang ia mau.

Kentang yang tidak di kupas, namun dipotong seperempat, dan isinya di keruk sedikit. Lalu dimasukan daging asap, keju, telur. Di tambahkan lada dan garam secukupnya.

Lalu di oven.

Mikaela membuatnya agak banyak karena laki-laki itu yang meminta.

Iqbaal memasukannya di tempat bekal seraya menunggu Mikaela yang sedang mandi.

Lalu setelah selesai, kakinya melangkah kek kamar gadis itu untuk merebahkan dirinya serta menontin siaran televisi.

Sesekali tangannya bergerak di atas layar ponselnya untuk membalas pesan dari teman-temannya.

Pintu kamar mandi terbuka, Mikaela tidak terkejut melihat laki-laki itu berada di kamarnya.

Ia sudah lengkap menggunakam seragam putih abu-abunya dan berjalan ke arah meja rias.

Setelah perempuan itu menyisir, ia mengambil bedak serta alis powder dan memakaikan di ujung alisnya dan meratakannya menggunakan spoolie.

Lalu liptint agar bibirnya tidak pucat.

Dan ketiganya dimasukan ke dalam tas sekolah milik gadis itu.

"Ayo Baal, udah mau jam enam, nanti telat. Kamu kan bawa mobil."

Iqbaal langsung bangkit dari kasur itu, lalu berjalan keluar mengikuti Mikaela yang sedang mengambil kotak bekal di meja makan.  

Tak lupa Mikaela menutup pintu apartnya, dan segera memasuki lift menuju basement.

GOOD ENOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang