How It Started

1.1K 138 73
                                    

"Halo, siapa ya?"

"Halo, ini Uraraka?" Suara yang muncul di teleponnya terdengar tidak asing, dan lagi dia tahu namanya, mungkin memang salah satu teman lama Uraraka.

"Iya ini Uraraka. Ini siapa?" Nada bicara Uraraka merendah, seolah berusaha bersikap sopan.

"Siapa ya~ coba tebak!"

Pip.

Tanpa pikir panjang, Uraraka langsung menutup panggilan telepon tadi. Entah dari siapa telepon itu yang sepertinya laki-laki.

Ayahnya bilang, tak boleh terlibat jauh dengan orang yang mencurigakan.

Tidak lama, teleponnya kembali berdering, namun dari orang yang ia kenal. Salah satu teman akrabnya di SMA, Jirou.

Selama ini Uraraka hanya menyimpan nomor telepon perempuan di kelasnya dan beberapa nomor laki-laki seperti Iida dan Deku.

Ia juga jarang berkomunikasi atau bertegur sapa dengan mereka, paling hanya Tsuyu yang paling sering ia ajak bermain.

"Halo, Kyouka-chan,"

"Ah Uraraka, maaf tadi si muka bego telepon kamu ya,"

"Muka bego.. siapa?"

"Kaminari loh,"

"Oh iya iya,"

"WOI BERCANDA DOANG PLIS!" dari telepon itu juga terdengar suara Kaminari yang berteriak cukup keras.

"Eh, kalian bareng?"

"Nggak cuma kita kok, ada anak-anak lain nih beberapa mantan 1-A lagi ngumpul, gak banyak sih,"

"Wah seru, seru,"

"Uraraka mau gabung? Ini lagi di kafe,"

"Eh, beneran?"

Permasalahan sebenarnya, kemarin gadis itu sudah nongkrong di kafe dan sekarang ia ingin hemat.

"Ya iya,"

"Oke oke, kafe yang mana?"

"Eh.. tunggu aku tanya-"

"SEND LOCATION AJA SAY-"

"SIAL! JAUH JAUH DARI HPKU!!"

Brak!

Piiip.

---

Hari ini temperatur suhunya masih sama kayak kemarin, panas auto hell. Rasanya ingin berandai di sini ada Todoroki supaya bisa meluk sisi kanannya.

Uraraka memakai pakaian yang sama seperti kemarin, hanya saja hari ini dia memakai kaus lengan pendek.

Sambil berjalan cukup cepat mulai mempertanyakan apakah sebenarnya dia benar-benar sedang menikmati hari liburnya atau tidak karena dari kemarin dia menderita melulu.

Tanpa sadar, ia bahkan sudah sampai di tempat tujuannya, serangan panas membuat kepala gadis ini tak bisa konsen sama sekali.

Beruntung sekali yang namanya kafe itu wajib dilengkapi dengan pendingin dan hiasan yang menyejukkan mata dan hati.

Setelah membuka pintu itu, pikirannya yang sempat terbakar(?) akhirnya kembali jernih lagi.

"Kyouka-chan di meja deket kasir ya.. uwaah luas banget dah," Uraraka mencari meja yang ia tuju sambil sesekali mengecek hpnya.

"Uraraka!" Ah, suara ini.

"Kyou-!" Sebelum bertemu temannya, Uraraka menangkap pemandangan lain, menatapnya pun seperti menatap makhluk dunia lain.

Unexpectable [KACCHAKO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang