hadir 4

96 23 1
                                    

   KE TIGA PUTRI

   Nana mengusap usap kulitnya lembut, efek radiasi bom dalam perang membuat kulitnya mele puh di 80 persen bagian tubuhnya, rasanya begitu panas dan menyiksa, kulitnya yang putih kini nampak kemerah merahan dan menghitam, kulitnya juga timbul seferti bisul bisul kecil, nana tidak tahu obat apa lagi yang bisa ia buat untuk meringankan rasa sakitnya semua obat2an racikannya berakhir sama tampa efek. tidak mungkinkan ia meminta bantuan lagi pada ketiga pemuda itu? karna ia sendiri telah membayar nyawa atas keselamatan ke dua saudarinya.

   Ia juga tidak menyangka bagaimana ia dengan gegabahnya mengangambil keputusan untuk meminta bantuan kepada musuhnya sendiri. Ibarat keluar sarang singa lompat ke kandang buaya,itu pribahasa yang cocok untuk mengisyaratkan ke adaannya saat ini.

  Nana merebahkan tubuhnya di samping kedua saudarinya,ia mulai memejamkan matanya, ia merindukan baginda raja dan ibunda ratu begitu juga dengan istana dan rakyat rakyatnya yang telah tewas, mungkin saja dengan tidur ia bisa meringankan sakit di sekujur tubuhnya dan melupakan sejenap masalah. tapi fikirannya yang mulai tenang membawa jiwanya kembali di kala masa itu terjadi.
 

    ~nana

Nana sedang berlatih pedang dengan panglima perang istana, tubuhnya yang terbilang besar tak menyulitkannya untuk mengukur kemampuannya, buktinya banyak lawan yang mulai berjatuhan, sedangkan masih banyak lawan yang menunggu di depannya. nana tak gentar pada lawan lawan yang tubuhnya besar dan berotot kekar ia terus melawan dan melindungi diri dengan perisai. pedang berdentingan penonton kerajaan bersorak sorak meneriakkan namanya, beberapa saat kemudian dirinya kembali menang tampa ada luka sedikitpun di tubuhnya. raja dan ratu istana ikut menyaksikan latihan pedang di balkon instana,putri mereka mereka memang terlalu bar bar mereka menggeleng gelengkan kepala tidak ada yang di sukainya kecuali berperang dan bertualang ,putri ke dua mereka nana memang terlalu suka tantangan ,tapi mereka tidak menyukai sikapnya yang demikian, kurang pergaulan pada nana itu menjadikannya seperti laki laki.

   Sedangkan mimi dan mina sedang menyeduh teh, kebiasaan mereka adalah pesta teh di sore hari sambil menyaksikan para panglima dan pengawal berlatih, terdapat nana juga di sana, saudari mereka yang satu ini memang tidak suka bergabung dengan urusan kewanitaan mereka.

   Nana menatap kaget lawan di depannya pasalnya sejak kapan ia berada di arena pertandingan, lawannya kali ini yang tidak bisa di anggap remeh adalah lawan yang paling ia suka dan penuh tantangan, mimi kakaknya yang anggun dan penuh wibawa.

 ''Ayo nana apa kau takut?''mimi menggoda adiknya yang terpaku. ia kesal saja karna sudah banyak lawan yang berjatuhan, secara acara minum teh nya jadi terasa terganggu karna ia begitu tertarik untuk ikut andil dalam latihan pedang adiknya itu.

''Hiakkkkk'' nana berteriak berlari kearah mimi,pedang excalibur mengkilat memantulkan cahaya matahari yang menandakan betapa tajam pedang tersebut,serangan pertama ia tujukan ke bahu kanan mimi,tapi dengan mudah mimi mengelak dengan gerakan gemulai,gerakan nana begitu mudah di tangkap mimi.

*Hiak*(mimi)

*Hiak*(nana)

   Selanjutnya pertandingan semakin seru, hanya suara dentingan pedang yang terdengar. nana dengan kecepatan geraknya dan mimi dengan keahlian menghindarnya, mimi hanya sedang mengecoh lawanya ia memang sedang mencari titik kelemahannya, gerakan mimi yang seperti angsa membuatnya sebegitu anggung,sekarang ia malah menjadi titik pusat. pertarungan di akhiri dengan seri.

raja dan ratu hanya menyaksikan pertarungan mereka,bagaimana mereka bisa mendapatkan seorang pangeran jika  sikap putri putrinya sendiri membuat pangeran pangeran enggan melamar. Setelah selesai mimi kembali lagi dalam acara minum tehnya bersama mina sedangkan nana masih berlatih pedang pada orang orangan kayu.

  dari kejauhan mina menatap malas ke dua kakaknya itu ia hanya merasa iri dan tidak berguna karna dirinyalah yang sama sekali tidak memiliki ahli dalam beladiri apa pun,ia tak bisa ikut dalam apa yang menjadi kesenangan kakak kakaknya.

DUARRRR .... DUARRR

   dari kejauhan dua suara ledakan terdengar nyaring di susul suara ledakan lainnya suasana menjadi ricuh dan dua orang penyihir nampak terbang di atas istana melemparkan bom ke setiap sudut istana, pengawal sudah siaga berjejer rapi mengelilingi istana membentuk benteng sambil menembakkan panah panah yang di ujungnya terdapat api. bom yang di lemparkan tidak meledakkan api hanya asap hitam yang mulai menyelimuti bagian istana,pohon pohon yang mulanya berdiri kokoh kini menciut seperti kayu yang sudah lapuk bunga bunga layu ,manusia kocar kacir mencari udara yang bisa di hirup karna tidak ada lagi oksigen yang bisa di hirup banyak manusia berguguran mati.nana saat itu hanya menatap bingung ke sekitarnya ia menyaksikan bagaimana rakyatnya mulai tewas satu persatudan awan hitam yang menutupi seluruh bagian istana. tampa ada yang bisa ia lakukan dan bagaimana istananya di kabuti awan hitam.

***********

KOMEN YA....

Generation Of The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang