QhueenZa | 02

879 112 20
                                    

Happy reading guys!
Ditunggu vote dan comentnya, btw hal dua itu merupakan penyemangat buat aku 😉

▫▫▫

Zaki bergegas menuju rumah Oma Ainun alias Ibu dari Almarhum Ayahnya (Adam Wicaksono) sesaat setelah mendapat telepon dari kakak iparnya, Rania alias istri dari kakaknya (Putra) yang mengatakan bahwa Oma Ainun sempat terjatuh di taman belakang rumah tadi pagi.

Pria berusia 27 tahun itu berlari kecil masuk ke dalam rumah Oma Ainun sembari menyerukan kata 'Oma'.

"Oma... Oma..." teriak Zaki yang sudah berada di ruang tengah rumah tersebut, wajahnya cukup menyiratkan kekhawatiran pada wanita tua kesayangannya itu.

Beberapa saat kemudian muncul seorang wanita berhijab bersama seorang gadis kecil yang ikut berjalan di sisinya sambil bergandengan tangan. Keduanya tidak lain adalah Rania dan juga putrinya, Sofia.

"Kak Rania? Oma dimana? Kok Oma bisa sampai jatoh? Apa Oma baik-baik saja?" Zaki menghujani Rania dengan berbagai pertanyaan darinya.

"Oma ada di kamar lagi diperiksa sama dokter Albar." jawab Rania sekenanya.

"Emang perawat Oma ke mana sih? Gue pecat juga lama-lama!" sahut Zaki menunjukkan rasa kesalnya. "Ya udah kak, Zaki tengokin Oma dulu." sambung Zaki dan segera berlalu meninggalkan Rania dan Sofia di ruang tengah.

.

Saat Zaki ingin membuka pintu kamar Oma Ainun, dokter Albar sudah lebih dulu keluar dari kamar Oma dan berpapasan langsung dengan Zaki.

"Dok," sapa Zaki langsung.

"Eh, Zaki?" sahut dokter Albar.

"Gimana keadaan Oma saya dok?"

"Alhamdulillah, beliau baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sekarang beliau sedang berbaring di tempat tidur ditemani sama Ibu Diana dan suster Luna." jawab dokter Albar yang terlihat tenang membuat Zaki nenghembuskan napas lega.

"Oh, Mama ada di dalam?"

"Iya."

"Makasih banyak ya dok?" Zaki meraih tangan kanan dokter Albar lantas menjabatnya sebagai bentuk terima kasihnya. "Jadi, dokter sekarang sudah mau pulang?" tanya Zaki setelahnya.

"Iya. Saya juga sudah menuliskan resep obat dan juga vitamin untuk beliau." jelas dokter Albar lantas menepuk pelan lengan Zaki. "Kalau begitu saya pamit dulu, asisten saya sudah menunggu di tempat praktek. Permisi Zaki." pamit dokter Albar.

"Oh, iya dok. Sekali lagi terima kasih dok. Hati-hati di jalan."

Zaki segera masuk ke dalam kamar Oma Ainun sesaat setelah kepulangan dokter Albar.

Klek!

Ibu Diana dan Oma Ainun kompak menoleh ke arah pintu ketika mendengar seseorang membuka pintu dan memunculkan sosok Zaki dengan balutan pakaian kerja lengkapnya.

"Lihat putramu itu yang katanya sayang sama Omanya! Dia baru menginjakkan kembali kakinya di rumah ini setelah menerima kabar kalau Omanya jatuh." sambut Oma Ainun pura-pura merajuk seraya menatap Ibu Diana dan Zaki secara bergantian.

Zaki yang mendengarkan langsung menampilkan cengiran kuda andalanya lantas menggaruk asal kepalanya.

"Maaf Oma, Zaki sangat sibuk." ucap Zaki sembari melangkah perlahan mendekati tempat tidur Oma.

"Kalau kamu benar-benar sibuk, kenapa sekarang kamu ada di sini?"

"Zaki mau mastiin kalau Oma tidak kenapa-kenapa." ucap Zaki manja, ia sudah mendudukkan dirinya di sisi ranjang wanita tua kesayangannya itu lantas mencium pipi Oma kiri-kanan dan ciumannya berakhir pada punggung tangan Oma.

QhueenZaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang