Part 2

5.1K 329 14
                                    

Keesokan harinya

Vanilla pov

hari ini resto **** lumayan ramai. Ini membuatku benar benar sibuk sebagai pegawai disana

"Thalia tolong kau layani orang itu ya, aku sedang sibuk"kataku pada Thalia teman kerjaku

"Baiklah"jawabnya lirih

Saat aku hendak beranjak ke dapur untuk mengambil minum






























Tiba tiba.......




































Ada seorang pria masuk berbaju hitam dengan tertutup sedikit oleh jaketnya yang berwarna dark blue, semua orang yang ada disana langsung menatap pria itu, pria itu datang bersama 3 orang berbadan besar

'Kurasa mereka bodyguard nya'batinku

'tunggu sepertinya wajahnya terlihat familiar, kapan aku pernah bertemu dengannya ya'batinku lagi

"Ahh bukankah dia pembunuh di gang waktu itu"gumamku dengan nada liruh sekali

"Apa, Kau bilang apa Van"tanya desi yang kebetulan berada di sampingku

"Ahh bukan apa apa kok"aku tak mau mereka ketakutan karena aku mengatakan hal aneh itu

Saat aku melihat kearahnya, dia sedang berbicara pada boss di sini, tiba tiba boss itu menunjukku aku kebingungan
'Apa ada yang salah padaku, Oh Tuhan lindungi aku dari pembunuh itu'batinku.

"Vanilla, kemarilah"oh tidak boss itu memanggilku

Aku berjalan pelan ke arahnya, tak lupa aku terus berdoa agar Tuhan menyelamatkanku dari pembunuh itu

"Iya pak ada yang bisa saya bantu?"tanyaku sopan

"Tolong kamu layani tuan Marchello ini, dia hanya ingin dilayani olehmu, dan berikan dia tempat dan pelayanan yang pantas"dia berbisik di telinga Ku

"Baiklah"jawabku

"Emmm tuan Marchello mari saya antar ketempat anda"lanjutku

"Hm"oh aku dalam masalah

Jadi namanya Marchello, tapi siapa dia hingga boss ku sendiri sampai turun tangan untuk menyambutnya, boss hanya akan turun tangan jika ada orang penting berkunjung kesini, dan saat aku melihatnya tadi, dia berpakaian formal, sepertinya dia seorang CEO di sebuah perusahaan, tetapi mengapa dia tega membunuh seseorang

'Vanilla menjauhlah darinya, aku merasa akan ada masalah jika kau dekat dengannya' ini suara bulan dan bintang

Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan bulan dan bintang, tak mungkin aku membalas ucapan mereka, bisa bisa aku dibilang gila.

Aku mengantarkannya ke meja terbaik di resto ini

"Silahkan tuan"kataku sambil menyerahkan buku menu resto ini, setelah mencatat aku akan ke dapur

"Apa ada yang bisa saya bantu lagi tuan"lanjutku setelah aku memastikan semua pesanannya kucatat

"Kau....diamlah disini, temani aku, dan panggil saja pelayan lainnya untuk memyiapkan pesananku"hiii mendengar suaranya saja aku merinding

"Ba...baik...baiklah tuan, sebentar"ah sial kenapa aku harus gugup sih

"Thalia kemarilah"panggilku pada Thalia karena kebetulan dia lewat di meja yang kutempati ah tidak lebih tepatnya kami tempati

Psikopat boy and indigo girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang