Bab 4 - Yang penting adalah hasil akhirnya.

22.8K 2.6K 39
                                    

           


Pergulatan panas di atas ranjang telah selesai. Elyse kini sedang berbaring manja di atas dada Elcander.

"Yang Mulia. Kau tidak menyukai Ratu Penelope lalu kenapa kau terus membiarkan dia di posisinya?" Elyse sedang mencoba merayu Elcander untuk menggulingkan tahta Penelope.

"Kau tak akan bisa memintaku untuk menggulingkannya. Kecuali dia mati atau salah satu dari selir memberiku anak laki-laki maka aku akan menggulingkannya." Elcander sudah memiliki 3 anak dari 3 selir dan semuanya perempuan. Elcander hanya akan memberikan posisi Ratu pada selir yang bisa memberinya anak laki-laki. "Berikan aku anak laki-laki maka istana dalam akan jadi milikmu." Elcander kembali bersuara.

Elyse tahu bahwa Elcander sangat mengharapkan anak laki-laki, namun sampai saat ini ia belum mendapatkan anak laki-laki. Anak pertamanya dengan Elcander adalah perempuan.

"Maka Yang Mulia harus lebih sering mengunjungiku." Elyse merajuk manja.

Di antara puluhan selir yang ia miliki, Elcander lebih sering bersama Elyse namun karena ia menginginkan anak laki-laki, ia mendatangi beberapa selir. Di antara semua usahanya itu, ia tak pernah berpikir untuk datang ke kamar ratunya.

Lelah, akhirnya Elcander terlelap bersama dengan Elyse dalam dekapannya.

Pagi pertama Penelope di istana sudah tiba. Wanita itu mengenakan gaun sutra berwarna merah dengan bordiran emas. Mahkota indah melekat di kepalanya, rambutnya dihias sederhana namun membuatnya terlihat sangat cantik. Bibir cherry Penelope terlihat makin menawan dengan sentuhan pemerah bibir alami. Pipi pualamnya dilapisi sedikit bubuk merah yang membuatnya merona. Alisnya yang hitam dan teratur membuat wajahnya terlihat tanpa cela.

Berpenampilan seperti ini adalah pertama kalinya bagi Penelope. Sebelumnya ia tak pernah menggunakan pemerah pipi, pemerah bibir ataupun bedak.

"Kemana aku harus pergi hari ini?" Penelope bertanya pada Asley yang baru selesai merapikan gaunnya.

"Yang Mulia pagi ini harus ke paviliun Cherry untuk sarapan bersama Ibu Suri dan beberapa selir tingkat tinggi. Setelahnya Anda akan ke balai pendidikan untuk melihat pelajar kerajaan lalu setelahnya Anda akan ke taman Mawar hitam untuk menyulam bersama Nyonya Shirley."

Jadwal untuk seorang ratu ternyata cukup padat. Penelope mengibaskan tangannya. Ia melangkah keluar dari kediamannya.

Di taman paviliun Cherry sudah diisi oleh beberapa selir. Hanya 3 tempat duduk yang kosong di sana, tempat Ibu Suri, Ratu dan selir Elyse.

Ketika Penelope datang semua selir memberi hormat. Sebuah formalitas yang memang harus dilakukan meski mereka enggan sekalipun. Selir yang ada di gazebo itu berasal dari keluarga terpandang. Anak-anak menteri atau bangsawan. Berdasarkan latar belakang mereka, tak seharusnya mereka memberi hormat pada anak pelacur seperti Penelope. Mereka sepakat bahwa Penelope tak lebih rendah dari pelayan mereka.

Setelah beberapa saat, Elyse datang lalu Ibu Suri keluar dari kediamannya dan masuk ke gazebo yang ada di tengah danau buatan.

Pelayan Ibu Suri memberikan instruksi pada pelayan dibawahnya untuk menghidangkan teh dan meletakan sarapan untuk masing-masing orang disana.

Penciuman Penelope sama tajamnya dengan penciuman serigala. Ia tersenyum kecil, ternyata Ibu Suri masih ingin melenyapkannya. Mereka bisa membunuh Velove tapi mereka tak akan pernah bisa membunuh Penelope.

Minuman di cawan milik Penelope telah dibubuhi racun. Memang tak akan membuat mati dalam setengah jam ke depan tapi racun dari campuran sari tumbuhan beracun itu perlahan-lahan akan melumpuhkan sarafnya. Dalam satu bulan ia akan tewas dengan diagnosa penyakit dalam.

Cruel RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang