Seorang anak laki-laki tengah duduk bersila di atas kasur nya, mata nya bergerak dari kiri ke kanan terkadang menyertakan ekspresi, tangan nya mencengkram erat buku fiksi yang di belikan oleh papa nya sejak kemarin malam. Ia membaca lembar demi lembar kertas yang ada pada buku itu, hingga pada lembar terakhir. Ia menghembuskan napas lega dan menutup bukunya, matanya melirik jam weker di atas nakas di samping tempat tidur nya. Pandangan nya mulai buram, sehingga ia harus menyipitkan kedua matanya untuk melihat berapa lama ia telah menghabiskan waktunya untuk membaca.
Waktu telah menunjukkan jam delapan malam, perut nya sudah keroncongan akibat belum makan siang karena ke asikan membaca hingga lupa waktu. Bocah laki-laki itu segera turun dari tempat tidur nya dan berlari menuju ruang makan, tetapi saat sampai di pintu kamar, ia lupa akan sesuatu. Lalu balik lagi untuk mengambil barang kesayangan nya. Jubah Vampire yang di belikan papa nya saat di festival bedah buku yang barusan ia baca.
Setelah memakai jubah itu, rasa percaya diri nya meningkat. Hingga ia merasa dirinya seorang Vampire sungguhan, dengan rasa bangga yang ada pada diri nya ia berlari, loncat kesana kemari. Mama nya hanya bisa menggeleng gelengkan kepala saja melihat kelakuan anak nya yang seperti itu, wajar pikir nya, karena setiap anak memiliki imajinasi yang berbeda.
'Crack!!'
"Aaaaakk!! " Mama dari bocah lelaki itu menjerit saat ia merasa ada sesuatu yang menggigit tangan nya, yang ternyata dan tak lain adalah anak lelaki nya sendiri yang telah menggigit lengan nya.
"FURQON!! Sakit.. Lepas lepas."
Tapi Furqon— nama anak lelaki nya tersebut, tidak juga melepaskan gigitan nya. Mamanya berusaha keras untuk melepaskan gigitan anak nya dengan mendorong dahi anak itu sambil berteriak teriak kesakitan.
"Aaaarrrgghhh!! Aku ingin darah! Aku lapar aku ingin darah! Groaaaakhh aaaargg.." Furqon yang mendalami peran utama dalam buku fiksi yang di bacanya, berusaha untuk menggigit lengan mama nya lagi. Namun gerakan nya tertahan oleh tangan mama nya yang menahan dorongan dari Furqon, dan itu membuat Furqon berteriak teriak seperti orang kesetanan.
Namun mama nya tidak marah sama sekali, ia pun mengambil segelas susu strawberry yang ia buat tadi.
"Sayang, ini darah nya. Silakan diminum tuan. "
Sungguh, keluarga yang dramatis.
Furqon pun meneguk segelas susu strawberry itu sampai habis. Mak Iroh— mama nya Furqon, melirik tajam ke arah suami nya yang sedang makan.
"Papa! Anak kamu kok jadi begini sih, udah. Stop beliin anak buku buku kayak gitu lagi. Nggak baik pa, buat pertumbuhan nya."
"... Pertumbuhan apa? "
"mending di beliin buku buku pelajaran, biar pinter. "
"..."
"papa! Jawab atuh ih, ngedenger ga mama ngomong apa? Liat nih, bekas gigitan si eta, anak kamu ini. "
Pak Sinar— papa Furqon, hanya melengos sambil melanjutkan makan nya.
Furqon terus tumbuh dengan lingkungan keluarga yang seperti itu, papa yang selalu menuruti kemauan nya, dan mama yang terkadang menentang kemauan anak nya namun tetap menuruti karena kasih sayang nya terhadap anak.
Hingga pada puncak nya, saat Furqon mulai memasuki sekolah dasar.
'prang!! '
"Tidak mau!! Aku pengen nya darah, darah, bukan susu. "
"FURQON!!"
Mak Iroh sampai menangis karena anak nya yang semakin menjadi jadi, saat ada tamu pun kerap kali ia menggigit lengan orang orang yang hendak bersalaman dengan nya.
"heeeuuuh.. Capek gua ngurus anak keg gini nih. Terserah, kamu mau jadi apa, mau jadi Vampire, dracula, mermaid, bodo amat gua ga ngurus! " ucap mak Iroh dengan suara parau, entah karena faktor PMS atau apa. Emosi mak Iroh yang biasa nya penyabar, kini meledak ledak karena Furqon memecahkan segelas susu yang dibuatnya penuh dengan kasih sayang.
Dan Furqon hanya bisa menangis, tatkala mama nya meninggalkan dirinya di sekeliling pecahan gelas.
🦇🦇🦇
A.n.
Gimana sampe sini?
Vote nya yaa jangan lupa, atau ada kritik dan saran? Boleh di komen :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Obsession
Teen FictionKalian akan terlarut dalam imajinasi mereka. Furqon dengan segudang imajinasi nya yang sangat terobsesi dengan Vampire, memiliki buku buku fiksi yang kebanyakan bercerita tentang Vampire, sampai sampai ia menganggap bahwa dirinya sendiri adalah seo...