" Haah... Haah... " Error berusaha mengatur nafasnya, ia sudah menghabiskan hampir seluruh tenaganya. Untuk menghancurkan 1 AU saja ia menggunakan setengahnya, ditambah dengan melawan si penjaga AU yang menurutnya sangat mengganggu pekerjaannya.
" Kenapa?... Kenapa kau melakukan ini?! " Error menatap Ink untuk yang kesekian kalinya, kemudian ia menarik kembali Error Blaster-nya.
" Kau tahu? Bagaimana kita selesaikan ini baik-baik? " Ink memasang wajah bingung, pasalnya Error tiba-tiba saja mengajaknya untuk membicarakan masalah ini dengan baik-baik.
" AU ini... Adalah AU yang pertama kali dibuat di Multiverse ini. Kemudian, keberadaanya mulai terasingkan oleh AU lain yang lebih baik dan populer. Nah, daripada mendekam terus di dalam sini lebih baik kuhancurkan saja, mudah, kan? "
Ink merenung, kata-kata Error ada benarnya. Bahkan, dirinya sendiri pun baru tahu tentang Alphatale. Tapi, ia masih tidak terima kalau ada AU yang hancur, " ITU TIDAK BISA MENJADI ALASANMU UNTUK MENGHANCURKANNYA! "
Ink menembakkan Gaster Blasternya pada Error. Melihatnya Error berusaha membuat dinding dari tulang, tetapi energinya tidak cukup. Tembakan Gaster Blaster Ink mengenai Error. Selang berapa menit, tembakannya berhenti, menampakkan Error yang masih berdiri tegak di tempatnya. Berterima kasihlah pada level-nya yang mencapai angka 9,999.
Error menundukkan kepalanya, lalu tubuhnya ambruk ke lantai(?) anti-void. Hal terakhir yang dilihatnya adalah sepasang kaki yang menuju ke arahnya.
~~~^o^~~~
" Ngh... " Error mengerjapkan matanya, ia meraba sekitarnya.
' Lembut... Apa aku ada di kasur? '
Error menoleh ke tepi kasur, di sana ada Ink yang sedang menggambar membelakangi Error, " Oh? Kau sudah bangun? " Ink meletakkan pensilnya dan duduk menghadap Error.
" Selamat datang di Doodle Sphere! Tempat dimana semua konsep AU dikumpulkan! Ngomong-ngomong tadi aku belum memperkenalkan diri, namaku Ink! Salam kenal! "
Error merubah posisi menjadi duduk, ia masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. Yang dia ingat bahwa Ink marah karena Alphatale hancur, sekarang ia berubah menjadi pemandu wisatawan yang ramah nan ceria. Apa otaknya terbentur tulang terlalu keras sehingga menjadi seperti ini?
" Kenapa... Kau membawaku kesini? " Ink terkekeh pelan seraya menggaruk tengkuknya, " Well... Ceritanya lumayan panjang... "
" Pendekkan, " Ink berusaha menahan emosi, sungguh kata itu sangat menghancurkan suasana drama di sini. Heck, bahkan penulisnya tidak tahu apapun soal drama.
Flashback
" Ya ampun... Apa dia sudah mati? " Ink menghampiri tubuh Error yang hilang kesadaran. Bajunya robek di sana sini karena tembakan tadi. Sebenarnya Ink senang ia menang, tapi ada setitik rasa sesal dalam hatinya. Menyesal bahwa ia telah melukai versi lain dirinya. Itu sama saja dengan merusak AU lain bukan?
' Daripada mendekam terus di dalam sini, lebih baik kuhancurkan saja, '
Kata-kata itu masih terekam jelas di kepala Ink. Di satu sisi ia menyetujui, sedangkan tidak di sisi lainnya, " Ah... Apa yang harus kulakukan? " Lama ia memandangi wajah Error, tidak seperti yang lain, tulangnya berwarna hitam dan ada sesuatu berwarna biru yang keluar dari lubang matanya. Membuatnya terkesan seperti menangis.
Ink senyum-senyum sendiri melihatnya, kemudian ia menepuk pipinya sendiri, " Oh my goat, Ink! Kau tidak incest! Dia adalah kembaranmu ingat! " Ink kembali menatap wajah Error yang tak berdaya, " Tapi kenapa aku merasa dia berbeda?... " Rasanya ia ingin sekali membawa Error ke tempatnya dan membuat dia untuk menemaninya menjalankan tugas... Itu dia!
Ink tersenyum senang, sepertinya ia akan mendapat teman baru hari ini.
Flashback End
" Sudah selesai dongengnya? " Ink mengangguk pelan. Error memotong benang di jahitan pada jaketnya dan menatap hasil karyanya. Ink memberinya suplai kain berwarna biru tua untuk dijahitkan pada celana dan lengan bajunya yang robek.
" Pfft- " Ink berusaha menahan tawa, " Kau terlihat seperti, pfft- hobo, " Error mengacuhkan komentar Ink, menurutnya ia telah menghasilkan mahakarya yang luar biasa. Oh, Error dan imajinasinya.
" But seriously, di antara triliunan AU di Multiverse. Kenapa harus aku? Bukankah secara teknis aku ini musuhmu? " Sekali lagi, Error telah membuat pelukis kita berpikir keras, " Uhm... Entahlah, aku hanya merasa kita ini... Cocok? "
' Cocok ndasmu '
Error tidak habis pikir dengan jalan pikiran makhluk di hadapannya ini. Sampai-sampai ia mulai berbicara bahasa daerah di Indonesia. Darimana ia belajar tidak ada yang tahu, mungkin dari Ustadz Sansudin dari Kampungtale.
Error menghela nafas, ia tidak memiliki tempat tinggal lagi, dan ini seperti satu-satunya pilihan tersisa baginya, " Baiklah aku akan tinggal, "
Mata Ink berbinar seketika, " Tetapi setidaknya aku perlu meja dan kursi, " Dalam sekejap, Ink sudah duduk di sebuah kursi yang memiliki roda, di depannya terdapat sebuah meja lengkap dengan lampu belajar dan satu set komputer beserta alat tulis, " As your wish, my friend, "
" Tunggu, bagaimana kau bisa-- " " Magic, " Error terdiam, pantas saja Ink dapat bertahan di tempat antah berantah seperti ini, kemampuannya saja seperti itu.
" Tapi aku masih bingung, kenapa kau mau melakukan semua ini... Untukku? " Ink beranjak dari duduknya, " Yah... Aku hanya ingin berteman denganmu, itu saja, "
Tanpa disadari Error tersenyum mendengarnya, sudah sekian lama sejak ia diperlakukan seperti ini. Diterima apa adanya, " Baik... Mungkin aku bisa menerimanya-- " " Oh! Benarkah?! Yay! Thanks Error! "
Ink berlari memeluk Error, sayang yang dipeluk malah teleport menjauh, " AaAaAaAgH! JaNgAn SeNtUh AkU! " Ink menaikkan sebelah alisnya (masa bodoh dengan logika), " Kenapa? Kau tidak suka dipeluk? "
Error mengatur nafasnya kembali, kemudian menjelaskan, " Aku punya Haphephobia*, okay? " Ink mengangguk mengerti. Welp, keseharian mereka akan berubah mulai sekarang... Sepertinya...
~~TBC~~
*Haphepobhia = Takut pada sentuhan
Credits :
Ink!Sans by Comyet
Error!Sans by TheLoverofPiggies
Kampungtale by Yamineco
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry, I Love You [Error x Ink (Indonesian) Fanfiction] {DISCONTINUED}
Fanfiction5 tahun... Sudah lumayan lama sejak Ink mulai menjaga semua AU's di Multiverse. Hari yang damai, teman yang baru. Tapi... Sepertinya ada yang kurang. Bagai ada ruang kecil yang menunggu untuk diisi di dalam jiwanya, itu pun bila ia punya. Hingga ses...