2

25 3 0
                                    

"Taapii.. Sir, Stev. Gw minta jangan sekarang, lain kali aja ya?, please" ucapku memohon pada mereka.

"Hmm yaudah deh. Awas loh ya kalo lain kali lagi, lo malah nolak!" Ucap Stevi menatap tajam.

"Iya iya, bawel banget si lo pada" ucap Kinen sambil memutarkan bola matanya karena jengah.

"Yaudah makasih yah, atas tumpangannya" ucap Kinen mengedipkan sebelah matanya sebelum turun dari mobil sirly.

Gw gk yakin itu rumah Kinen- batin Sirly curiga.

______

2 Minggu berlalu sudah.

"Duh, Shirly ama Stevi kapan pulang dari liburannya sih?, kan gw kesepian gak ada Teman" ucapnya sambil meminum es Jeruk yang ia beli Dikantin belakang.

Bruk..

"Hmm... maaf, maaf gw gk sengaja. Maaf ya" ucap Kinen merasa bersalah terhadap Lelaki yang tidak sengaja ia tabrak bahunya.

"Iya gak papa ko. Gampang ini mah bisa dicuci" ucap lelaki itu sambil membersihkan bahunya yang terasa dingin akibat tertumpah Es jeruk milih Kinen.

"Lo mau kemana?" Ucap Kinen yang melihat pria itu pergi menjauh darinya.

"Beli seragam baru" ucapnya sedikit berteriak.

"Gw ikuuut..." ucap Kinen mengejar lelaki itu. Bagaimana pun juga ia merasa bersalah telah menumpahkan Es Jeruk miliknya, walaupun tidak sengaja.

_____

Sepanjang koridor sekolah. Banyak pasang mata tajam yang memperhatikan mereka, lebih tepatnya para Siswi.

Kinen yang tidak mengerti akan tatapan itu hanya bisa tertunduk.

"Aww.. sakit" ucap Kinen sambil memegang tangan kirinya.

"Kelewat ruang Koperasinya, lagian lo kalo jalan jangan liat kebawah tapi kedepan. Coba kalo gak gw tarik. Lu pasti bakal nyelonong aja" ucap lelaki itu datar.

" hehehe... iya maaf" ucap Kinen tersipu malu.

_____

Setelah mengantar sang Lelaki. Kinen pun mengajaknya pergi untuk membeli Ice Cream.

"Maaf ya" ucap Kinen sambil menjilat Ice cream miliknya.

" Gak papa" ucap pria itu datar tanpa menatap Kinen.

" ko gw baru ngeliat lo ya, apa lo itu anak Baru disekolah ini?"ucapnya menatap sang lelaki dengan tatapan penasaran. Dan hanya dibalas anggukan olehnya.

" pasti lo ga punya temen ya?, kalo gitu gw mau ko temenan sama lo. Nama lo siapa?kalo nama gw Kinen" ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"William" ucapnya sambil tersenyum kearah Kinen. Dan itu membuatnya terpesona akan senyum manisnya.

____

Semakin lama, Kinen dan William semakin dekat. Walaupun awalnya William sangat datar dan dingin. Dan, itu didukung oleh Shirly dan Stevi yang sudah ia anggap sahabatnya.

"Cieee yang sedang berbunga" ucap Stevi menyenggol bahu Kinen untuk menggodanya.

" ihh apaan sih, Stev" ucap Kinen dengan pipi merah merona.

"Cie..ciee pipinya merah gitu, kaya tomat" ucap Shirly mencubit pipi Kinen.

" Kalian ini mau Kekantin atau mau godain aku terus sih?" Ucap Kinen sambil melipat bibirnya. Dan, pura pura marah.

" Hushhh, yaudah yuk. Kita kekantin" ucap Stevi.

Disaat mereka sedang asik ngobrol. Tiba Tiba William menghampiri mereka.

"Maaf ganggu" ucap William datar.

"Iya gak papa, pasti lo mau ngomong sama Kinen kan?" Hanya dibalas anggukan oleh William. Setelah itu William menarik tangan Kinen. Dan membawa pergi bersamanya.

___

" Lepasin!, sakit Will" ucap Kinen menatap tajam mata William.

" Maaf jika terlalu kencang" ucap William.

"Kin, gw mau ngomong sesuatu sama lo" ucap William datar.

"Ngomong apa?, ouh iya, Muka lo itu jangan datar mulu dong Will, senyum sekali kali" ucap Kinen mencontohkan seseorang sedang senyum. Dan itu membuat William tersenyum.

"Nahhh gitu kan Ganteng" ucap Kinen terkekeh kecil.

"Lo Cantik" ucap William menatap Kinen. Ingin tahu Reaksinya seperti apa.

" Makasih" ucap Kinen tersipu.

"Gw S...

Kriing..Kring..
Bel masuk pun berbunyi.

"Bel masuk tuh. Kekelas Yuk" ucap Kinen menarik tangan William.

"Tapi aku mau ngomong"

" Nanti aja. Soalnya sekarang kelasku yang ngajar Guru Killer, kalo telat sedikit bisa habis" ucap Kinen tetap menarik William.

_____

Setelah Bel Pulang berbunyi Kinen memilih pulang sendiri menggunakan angkot.

"Siang Sayang... Mari makan, sudah Ayah Siapin makan"

"Siang Yah, Kinen gak laper" ucap Kinen masuk kedalam Rumah tanpa sedikitpun melirik sang Ayah.

Sabar..sabar.. dan Sabar. Hanya itu yang bisa dilakukan sang Ayah untuk menghadapi Anak tercintanya.

Semenjak mengenal William, Kinen mulai membaik dalam hal Sikap. Dia tidak terlalu menuntut dan bersikap kasar terhadap Ayahnya.

Ia mulai belajar menerima diri, dan keluarganya dalam hal Ekonomi. Walaupun belum sepenuhnya menerima.

Karna ia sendiri, terkadang Suka iri terhadap teman-temannya yang dimanjakan oleh orang Tuanya. Dengan segala hal menuruti kemauan anaknya. Tetapi Kinen, Ia hanya bisa menelan ludah sendiri.

"Ayah.. Ayah, Dia Tampan bukan?" Ucap Kinen sambil menunjukkan Foto William.

"Iya, Nak. Tampan sekali" ucap sang Ayah. Hatinya Bahagia, karna jarang sekali Kinen memancarkan aura kebahagiaan dari matanya. Walaupun, sang ayah sadar kebahagiaan sang anak bukan karna dirinya.

"Kinen cinta sama Dia, Yah" ucapnya sambil mengusap foto William.

"Kira kira, Dia suka gak, Yah. sama Kinen?" Ucapnya sambil terus menatap foto William.

"Pasti dong sayang, Anak Ayah cantik. Pastinya dia bakal suka sama kamu" ucap sang Ayah tersenyum.

" ihhh makasih Ayah" ucap Kinen memeluk sang Ayah. Entah apa yang bisa dilakukan sang Ayah. Yang pastinya, bahagia menyelimuti Hatinya. Pertama kalinya Kinen memeluk dirinya setelah sekian lama.

Andai Tiap hari selalu seperti ini, Hari Tuaku akan sangat bersejarah. Ayah menyayangimu, sayang. Permata hati Ayah, jiwa dan raga Ayah

____

Kalo kalian suka sama cerita ini. Jangan lupa Vote, komen, dan Share kepada teman kalian.

Semoga kalian terinspirasi untuk selalu menyayangi kedua orang Tua ya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang