Chapter 1

94 34 86
                                    

“Cih, merepotkan! Apa orang tua itu berpikir aku ini pembantunya?!”

Seorang lelaki yang berusia dua puluh tiga tahun menggurutu kesal terhadap gadis tujuh belas tahun yang duduk di hadapannya. Lelaki yang memiliki wajah tampan dengan surai rambut cokelat gelap itu berdecih kesal melihat wajah tanpa ekspresi gadis tersebut. Kekesalannya semakin bertambah kala mengingat percakapan dengan sang ayah beberapa jam yang lalu.

***
Kasuga Fuyu mengerutkan keningnya seusai Kasuga Ryou, sang ayah menyelesaikan ucapannya.

“Hah?! Aku harus menjaga bocah yang amnesia karena orang tuanya sedang pergi ke luar negeri?!” tanya Fuyu emosi. Sepulang dari pekerjaan yang melelahkan ia memang kesulitan mengatur emosinya. “Kau pikir aku dokter?! Bawa saja dia ke rumah sakit!”

Kasuga Ryou memijat keningnya sejenak. “Dia anak dari orang yang penting bagi keluarga ini. Jadi jaga bicaramu.”

“Ck! Kau pikir aku akan peduli?!” Fuyu beranjak dari kursi. Berjalan menuju pintu ke luar ruang kerja Ryou. Kepalanya sudah pusing, dia tidak sanggup lagi menghadapi keegoisan ayahnya.

“Kalau kau membantahku…” Ucapan Ryou membuat Fuyu menghentikan tangannya yang hendak memegang gagang pintu. “… kau tahu apa yang akan terjadi pada perempuan itu.”

DHEG!!

Ryou menyeringai lantaran melihat ekspresi Fuyu yang berubah kaku. Raut mukanya memucat dan ada setetes keringat dingin yang menetes dari pelipisnya.

“Kau anak yang baik,benar?”

Rahang Fuyu mengeras, tangannya mengepal erat. Lagi-lagi, Ryou mengancam dengan menyebut-nyebut orang yang paling berharga baginya. Satu-satunya ancaman yang membuat Fuyu tidak bisa berkutik.

“KUSO(sial)!”

***

Sekarang di sinilah Fuyu, terjebak dalam atmosfer canggung yang berkelanjutan. Menghadapi gadis cantik yang baru beberapa menit lalu menginjakkan kaki di rumah megah milik keluarga Kasuga.

Yang membuat Fuyu jengah adalah, sejak tadi gadis tersebut tidak mengatakan apa pun. Satu kata pun tidak terujar dari bibir mungilnya. Ditambah lagi sepasang netra hitam gadis itu terus menatapnya. Andai Fuyu tidak mampu mengontrol emosi, mungkin sekarang kursi yang ia duduki sudah melayang keluar dari jendela.

“Hei bocah!” Fuyu menyerah, ia akhirnya mulai angkat bicara. “Hanya karena kau sedang sakit, dan kau dihargai oleh ayahku, jangan berpikir kalau kau bisa seenaknya di rumah ini!”

Walau Fuyu tiba-tiba berteriak padanya, Nanami-gadis itu-sama sekali tidak menunjukkan ekspresi terkejut. Ia hanya mengangguk  seraya menggumamkan kata “Iya”.

“Juga jangan berpikir karena Pak Tua itu menyuruhku mengawasimu, kau bisa menganggapku sebagai pembantumu!” teriak Fuyu lagi.

“Iya…”

“Camkan kata-kataku itu di kepala kosongmu!”

“Iya.”

Perempatan kekesalan muncul di kening Fuyu. Baiklah, jawaban  berulang yang diucapkan gadis itu semakin menambah menambahkan kekesalannya.

“Jangan berbicara seperti boneka rusak Kuso-gaki (bocah sialan)!"

“Kau itu yang kuso-gaki!

JTAAAAK!!

“Akh!” Fuyu terpekik kaget sekaligus sakit saat sebuah kepalan tangan menjitak kuat kepalanya. Iris sapphire Fuyu mendelik tajam pada Ryou, yang menjadi pelaku dari sakit yang menyerang kepalanya.

Ryou memasang wajah polos, berpura-pura tidak menyadari pelototan dari putra sulungnya. Ia menghampiri Nanami yang sedang menatapnya, lalu menepuk lembut kepala gadis itu.

“Meski dia lebih muda darimu, kau harus bersikap baik pada Nanami-chan .” Ryou menasehati Fuyu, yang hanya ditanggapi dengan decihan dari orang yang bersangkutan. “Bukankah kau ingin adik perempuan? Lihatlah betapa imutnya gadis inii~”

Nanami mengedipkan matanya, kembali menatap Fuyu yang sejak tadi menarik perhatiannya.

Fuyu yang lagi-lagi ditatap oleh sepasang netra kelam itu merengut kesal. Ia menghela napas kasar sebelum memilih menyingkir dari dua orang yang berdiri di hadapannya sekarang.

“Aaaaaaa-aaakkh lakukan saja semaumu! Aku tidak peduli!”

BRAK!!

“Anak itu… dia sama sekali tidak bisa bersikap dewasa,” gerutu Ryou pelan. Ia kemudian menundukkan kepalanya, melihat gadis cantik yang masih saja menatap pintu yang tadinya di banting kasar oleh Fuyu.

“Jangan khawatir, meski ucapannya kasar dia sebenarnya anak yang baik.” Ryou tertawa canggung.

“Yaah… biasanya sifat Fuyu tidak seperti ini. Hanya saja saat sedang memikirkan banyak hal sifatnya tiba-tiba berubah 360 derajat, hahahaha.”
Nanami mengangguk paham, jujur ia sama sekali tidak terganggu dengan sikap Fuyu. Hanya saja, Nanami merasa tidak asing saat melihat lelaki ketus itu. Seolah-olah dulu dirinya pernah bertemu dengan Fuyu.

“Oh, benar juga. Aku kemari untuk memberikan ini.” Ryou mengeluarkan sebuah frame foto mungil dari kantong kertas yang ia bawa, lalu memberikannya pada Nanami.

Nanami meraih frame foto tersebut, ditatapnya lama foto yang menggambarkan seorang gadis cilik yang tersenyum lebar sembari merangkul tangan kedua orang tuanya.

“Ini?” tanya Nanami bingung dengan mata yang tidak lepas menatap foto tersebut.

“Itu fotomu bersama orang tuamu. Aku mengambilnya sebelum membawamu kemari.” Ryou tersenyum sejenak. “Apa kau mengingat sesuatu?”

Nanami menggelengkan kepala, alisnya mengernyit, berusaha mengingat sesuatu yang tidak ia ketahui ternyata cukup sulit.

“Aku ingin bertemu kedua orang tuaku…” bisik Nanami pelan yang masih bisa terdengar oleh Ryou. Ryou tidak membalas ucapan Nanami, ia hanya bisa menaikkan sudut bibirnya sembari mengelus kepala Nanami.

“Tentu saja kau bisa bertemu dengan mereka…”

“… di neraka.”

***

Haloo, bagi para pembaca yang datang (jika ada OwO), perkenalkan, namaku Kiana dan pendatang baru di wattpad. Aku sangat menyukai anime, jadi tidak heran jika cerita yang akan kubawakan nanti berlatar di Jepang dan memakai cukup banyak istilah dari negeri bunga Sakura tersebut.

Kiana akan menjelaskan arti Bahasa Jepang yang muncul pada chapter ini ( ^.^)/

Kuso : Sial / Sialan, ini umpatan yang akan sering muncul di cerita

Kuso-gaki : Gabungan antara "Sial" (kuso) dan "Bocah" (gaki) yang berarti bocah sialan. Fuyu akan sering menggunakan julukan ini untuk Nanami.

Kiana harap para pembaca akan memberikan komentar dan kritik yang positif ( OwO)  Bye byee

Angel of SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang