Chapter 2

97 27 89
                                    

"Nanami.”

Seorang gadis kecil yang sedang mengamati bunga di halaman belakang rumahnya tersenyum lebar kala melihat seorang pria mendekati dirinya. Gadis cilik itu menepuk lututnya yang ditempeli tanah, lalu bergegas berlari ke arah pria yang memanggilnya.

“Papa! Okaeri(selamat datang)! "Nanami menghambur ke dalam pelukan pria yang ia panggil Papa. Pria tersebut tertawa pelan sebelum ia menyadari ada noda yang menempel di pipi putrinya.

“Nanami, apa yang menempel di pipimu? Kenapa kau kotor sekali?!” Wajah hangat pria tersebut seketika berubah mengerikan. Tangannya yang semula mengelus rambut Nanami sekarang beralih menjambaknya.

“Pa-papa… tadi Nanami hanya membantu Mama menanam bunga-“

“Gadis sepertimu tidak cocok untuk melakukan pekerjaan kotor!” Ayah Nanami menghentakkan rambut panjang Nanami. “Tidak.Tidak. Tidak. Tidak. Aku tidak akan pernah membiarkanmu kotor! Aku pasti akan menjagamu.”

“Pa… Papa?” Nanami yang merasakan keanehan pada sang ayah refleks melangkah mundur. Takut. Lagi-lagi ayahnya bersikap aneh.

“Nanami…” Pria tersebut menyadari ketakutan Nanami. Ia menghela napas, kemudian berjongkok menyamakan tingginya dengan sang putri. “Papa hanya ingin kamu tetap bersih. Kalau terjadi sesuatu padamu, Papa akan sangat sedih. Sayang sekali jika wajah cantikmu itu ternoda oleh tanah yang kotor, bukan?”

“…” Nanami tidak menjawab. Ia hanya menundukkan kepalanya.

“Ayo kita pergi ke kamar. Papa akan membersihkan wajahmu. Oh, pakaianmu juga harus diganti.”

~~O~O~O~O~O~O

"Papa… sakit… hentikan…”

PRANG!!


“…. Pa…”

“Nanami?”

“...”

“Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan Papa? Hei, Nanami!”

“…”

“Ah… kamu juga menutup matamu yang indah itu. Hei, bukalah matamu sayangku.”

“…”

"Nanami, saat kau menangis, Papa merasa sangat sedih. Tapi kenapa…”

“… kenapa kau yang seperti ini terlihat paling menawan di mataku? Hei Nanami, kenapa? Meski pun dada ini terasa sakit, aku sangat bahagia melihat ekspresi ketakutanmu itu! Ha… Hahaha…”

“HAHAHAHAHAHAHA!!”

***

“?!”

Nanami tersentak dari ranjangnya, kedua iris onyx-nya terbuka sempurna. Sekujur tubuhnya telah dibasahi oleh keringat.

“Apa… yang tadi itu?” pikir Nanami bingung sembari mencengkram selimut yang menutupi kakinya.

TOK! TOK! TOK!

Angel of SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang