Tamu

2.3K 194 43
                                    

Tok.. Tok.. Tok..

Suara pintu di ketuk mengusik seorang Kim Joon Myun yang sedang duduk santai di ruang tengah dengan sekantong cemilan juga laptop yang menyala dalam pangkuan menpakan adegan film yang sedang pemuda itu tonton, dengan enggan dia menaruh laptop di atas meja kemudian berjalan menuju pintu, tak mau mendengar gerutuan sang mama yang pasti tak akan berhenti dalam waktu sekejap kalau dia mengabaikan tamu.

"Siapa?" Joon Myun bertanya saat tangannya memegang pegangan pintu.

Sosok pemuda tinggi menjulang dengan rambut pirang berdiri dihadapannya, pemuda itu memiliki wajah yang tampan juga bahu lebar yang sepertinya enak di jadikan senderan, serius Joon Myun merasa terpesona pada sosok itu. sosok yang sempurna menurut Joon Myun.

"Maaf mau mencari siapa?" Joon Myun bertanya setelah beberapa saat terdiam.

Pemuda tampan itu tersenyum membuatnya ratusan kali lebih tampan dari sebelumnya, duh... Joon Myun rasanya ingin beteriak saja sekarang atau malah melompat memeluk pemuda itu, di ajakin khilaf juga sepertinya pemuda pendek dengan marga Kim itu mau-mau saja. Ekh... Tunggu kok dia jadi terkesan murahan iya?

"Joon Hee ajuma ada?" tanyanya dengan suara rendah yang entah bagaimana terdengar sangat seksi bagi Joon Myun.

"Tentu, mama ada di dalam, tapi-"

"Sehun?!" perkataan Joon Myun di potong oleh sebuah pekikan yang tentu saja berasal dari mamanya sendiri.

"Lama tak berjumpa ajuma, ajuma apa kabar?" pemuda tinggi itu menerobos masuk kemudian memeluk mama Joon Myun.

"Baik, kapan kau dari amerika?" Jawab sekaligus tanya wanita cantik itu membalas pelukan pemuda yang di panggilnya sehun.

Tunggu... Joon Myun ngengerutkan kening, rasanya ada yang salah disini, pemuda tinggi yang tampan rupawan dengan tubuh menggoda itu bukan Sehun yang itu kan? Sehun bocah susu bubuk yang selalu mengikuti kemanapun Joon Myun pergi, bocah yang sering Joon Myun katai pendek karena saat itu Sehun hanya sebatas lehernya?

"Lama tak berjumpa, Joon Myun hyung!" sapanya dengan senyum 1000 watt yang  langsung membuat wajah Joon Myun merona dengan detak jantung tak karuan.

"Kalian mengobrol lah dulu, mama mau memasak makan malam!" Joon Hee menepuk pelan pundak Sehun kemudian berlalu menuju dapur.

Joon Myun sendiri tengah berkutat dengan pikirannya, pemuda itu menggelengkan kepala kuat-kuat. Ini tidak mungkin, pemuda tampan itu tidak mungkin Sehun si bocah susu bubuk, pendek, kurus kering yang dulu di kenalnya. Dia pasti orang lain. Dia pasti-

"Kau tidak merindukan bocah susu bubuk yang pendek ini?" katanya dengan nada menggoda, menyadarkan yang lebih tua dari lamunannya.

Asataga, Joon Myun pasti sedang mendapatkan karmanya, dulu dia sering mengatakan bocah itu pendek tapi sekarang dia yang bantet, bahkan tubuhnya cenderung kecil untuk seusianya, yang sudah di pastikan tak akan tumbuh lagi. Usianya sudah 24 sekarng.

"Oh... Ya, lama tidak berjumpa Hun!" Joon Myun balas menyapa dengan kikuk.

Sehun tersenyum kemudian berjalan mendekati Joon Myun dan memeluk pemuda itu, "aku sudah dewasa sekarng!" katanya mengusap-usap kepala Joon Myun yang hanya sebatas lehernya.

Wajah Joon Myun memerah, dia mengutuk dirinya sendiri yang tidak tumbuh dengan benar, mengingat ayah dan ibunya cukup tinggi sementara dia, baiklah hanya setinggi mamanya saja, itu pun kalau sang mama tak mengenakan high hills. Mungkin Joon Myun tak meminum susu pertumbuhan tulang saat masih kecil, tapi rasanya dia selalu minum susu di pagi hari yang dibuatkan oleh mama tercinta.

Tunggu, jangan-jangan susu yang di berikan mamanya tiap pagi bukan susu untuk pertumbuhan tapi susu untuk menghambat pertumbuhan, hm... Joon Myun harus menanyakan hal ini pada sang mama nanti.

"Hyung?!" Sehun yang tidak mendapatkan reapon apapun melepaskan pelukannya, memberi jarak di antara mereka berdua.

"Ya, apa?!" Joon Myung mengerjap saat sadar dari lamunannya.

"Bagaimana?" Sehun mensejajarkan tingginya dengan Joon Myun.

"Apanya?" Joon Myun memiringkan kepalanya dengan dahi berkerut tak mengerti tentang apa yang di maksud Sehun.

"Hm..." Sehun mengguman pelan, pemuda itu tiba-tiba menatap Joon Myun lekat membuat pemuda yang jauh lebih tua merasa tak nyaman dan refleks mundur secara perlahan.

Joon Myun merutuk dalam hati saat menyadari dia sudah berada ditepi, iya tubuhnya sudah menempel di pintu yang tertutup, lagi pula kenapa juga dia harus takut pada soaok tinggi didepannya, bagaimanapun pemuda itu jauh lebih muda darinya, sekitar 4 tahun lebih muda tapi bisa-bisanya dia di pojokan seperti ini.

Tak...

Tangan kekar itu menempel di dinding mengurung tubuh kecil Joon Myun, "kau tidak melupakan janjimu kan hyung?" Sehun berkata tepat di telinga Joon Myun membuat tubuhnya meremang.

"Ja..janji apa?" sungguh Joon Myun tak menyangka Sehun akan menjadi sosok yang seperti ini.

"Haruskah kuingatkan?" tanyanya, seringaian tercetak di wajah tampan itu dan entah bagimana malah membuat bocah ini makin seksi di mata Joon Myun.

"Um...!" Joon Myun menganggukan kepala merespon apa yang Sehun katakan.

"Hyung kau pernah berjanji padaku sesuatu," Sehun berkata, wajahnya sangat dekat dengan Joon Myun sampai-sampai dia bisa merasakan nafas si bocah Oh menerpa wajahnya.

"Katakanlah apa itu?!" Joon Myun bertanya dengan gemas, takut kalau seperti ini terus dia akan khilaf dan mau di apa-apakan oleh bocah di hadapannya.

"Kau menjanjikan aku, kalau kau akan menjadi kekasihku saat aku tumbuh dewasa dan melebihi tinggimu!"

Joon Myun menahan nafasnya, mata pemuda itu terpejam, sungguh dia merasa bahwa wajah Sehun sangat dekat dengannya, bahkan dia merasa kalau bibir Sehun hanya berjarak beberapa cm saja dari bibirnya.

Lalu tanpa aba-aba sebuah benda kenyal mendarat dibibir Joon Myun, awalnya hanya menempel tapi lama-lama bergerak menghisap bibirnya dan membuat tubuhnya terasa lemas.

"Emh!" Joon Myun mengeluh tertahan, sialan. selain punya tubuh tinggi besar dan seksi juga wajah tampan, bocah ini ternyata juga pencium yang baik, bahkan Joon Myun sedikit kewalahan mengimbanginya.

"Jadi?" Sehun bertanya saat ciuman mereka terlepas, keduanya terengah dengan dahi saling menempel.

Joon Myun mengalungkan tangannya di leher Sehun kemudian melompat sedikit untuk melingkarkan kakinya di pinggang pemuda itu, "ayo ke kamarku!" katanya dengan suara parau.

Sehun terkekeh, sebuah ide jahil melintas dibenaknya, "untuk apa ke kamarmu hyung?" tanya nya dengan nada polos.

Joon Myun menenggelamkan wajah merahnya di ceruk leher Sehun, "kau tahu jawabannya!" katanya gemas.

Sekali lagi Sehun tertawa dan dua pemuda itu pergi kelantai dua, tepatnya ke kamar Joon Myun untuk menyelsaikan sesuatu.

"Joon Ajak Sehun mak-" Joon Hee mengedipkan mata saat tak mendapati siapapun di ruang tengah, seingtnya dia tadi meninggalkan Joon Myun dan Sehun di sini, "ukh... Kemana anak-anak itu pergi?" lanjutnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
.
.
.
Fin
.
.
.
Ini apa ia??
Entahlha, tiba-tiba ide ini melintas begitu saja saat yong bertemu teman masa kecil yang terpaut usia cukup jauh, tapi sekarang tuh anak malah kelihatan dewasa jauh banget sama penampakan masa kecilnya -the power of puberty kali ia-
Ada yg punya pengalaman serupa?
Ngomong-ngomong perasaan yong saja atau akhir2 ini ff yang yong buat menjurus semua?
Hm.. Bikin yg M aja gituh sekalian.. 😂😂

Random -HunHo-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang