2

188 22 3
                                    

“emangnya lu mau ngapain duduk di sebelah gua?”, Dipta mengajukan pertanyaan yang sedikit membuat Pangeran gugup, “yaa... mau duduk aja sambil ngobrol gitu”, “ogah gua kalo penampilan lu semraut kaya gitu, lu coba deh rapiin dikit, noh minimal bajunya lu masukin, kaya berandalan lu bajunya dikeluarin gitu”, kata Dipta sambil menyuruh Pangeran untuk memasukkan bajunya ke dalam celananya agar kelihatan lebih rapi, “yahh tapi ini udah penampilan gua dari dulu”, “mau duduk disebelah gua gak?”, “iya deh iyaa, untung lu cantik kalo ga mah gua ga mau” kata Pangeran sambil sedikit memuji Dipta yang cukup cantik dan manis.

Sembari Pangeran merapikan bajunya Dipta tetap melamun memikirkan kisah cintanya yang hancur bagaikan di tabrak dengan kereta api, hancur berkeping-keping, tiba-tiba ada suara yang menggangu lamunan Dipta, ya suara siapa lagi yang dari tadi sibuk ingin duduk disebelah Dipta, “woii, malah bengong nih bocah, gua udah boleh duduk belom nih?”, “eh iya, ya udah duduk, ehh.. tunggu dulu..”, “apalagi siih, kan udah gua rapiin bajunya.” Sambil menunjukkan pada Dipta bahwa bajunya sudah rapi, “dasi lo mana? Pake gih.”, “ada dalem tas” sambil menunjuk tas hitam pemberian mantan pacarnya, “ya udah ambil” Pangeran pun berlari ke arah tas hitamnya itu dan merogoh kantong kecil di bagian depan tasnya, “nih dasinya”, “lah kenapa lu kasih ke gua bego, pake.” ucap Dipta yang agak keheranan, entah kenapa Pangeran malah memberikan dasinya kepada Dipta bukannya malah dipakai.

“Gua ga pande pake dasi.” Sambil menunjukkan senyum aneh diwajahnya, “ah masa lu ga pande pake dasi, trus lu selama ini pake dasi apaan?, dasi anak SD yang ada karetnya?”, Dipta sedikit menahan tawa melihat orang setampan itu ternyata tidak pandai memakai dasi, “ya ga pernah gua pake ni dasi.” “ya udah sini gua pakein.” Dipta langsung mengambil dasi tadi yang ada di tangan kanan Pangeran, dan langsung melingkarkan dasi tersebut ke leher Pangeran, mereka terlihat bagaikan sepasang kekasih walaupun baru pertama kali bertemu dan pertama kali bicara.

...

“udah nih”, “eh udah ya, ya deh makasih”, “sama-sama” ucap Dipta dengan tampang datar, “jadi gimana?”, “gimana apanya?”, “gua udah boleh duduk belom nih?” kata Pangeran dengan nada memelas, “oh ya udah duduk”, Pangeran duduk di sebelah Dipta, mereka terlihat sempurna sekali, yang satu tampan, dan yang satu cantik, jika mereka nantinya menjadi sepasang kekasih mungkin bulan dan bintang akan cemburu, ternyata ada manusia yang mampu mengalahkan keindahan bulan dan bintang saat bersama.

 Baru beberapa detik Pangeran duduk di sebelah Dipta, Dipta langsung ingin beranjak pergi. “Woii..”, “apalagi siih?”, “ya lu mau kemana gua baru aja duduk lu udah pergi”, Dipta hanya diam dan melenggang pergi, “woii lu mau kemana?”, “Dugem”, jawab Dipta datar yang membelakangi Pangeran sambil menahan senyumnya, “Haaa..” jawab Pangeran yang heran dengan jawaban Dipta,

Pangeran langsung mengejar Dipta dan berjalan sejajar, tapi Dipta diam saja tak menghiraukan makhluk aneh yang ingin sekali duduk dengannya, “eh BTW, nama lo siapa?”, “nama gua Lembayung Pranadipta ” jawab Dipta yang masih saja memasang muka datar, “loh kok ada lembayungnya? Kalo ga salah artinya oren? Emangnya lu itu ikan nemo warna oren?, “jingga, bukan oren bego” “sama aja kali, jadi kenapa kok ada lembayung nya?”, “ya mana gua tau, lu tanya gih ama mak gua kenapa lu tanya sama gua?”, masih dengan wajah yang datar, “yaelah ta, sensi amat intermezzo ta”, Dipta tetap diam dan terus melanjutkan perjalanannya kesuatu tempat yang tidak diketahui Pangeran kemana ia akan pergi.

...

Akhirnya mereka sampai di depan kantin, tepatnya di depan kedai bakso mas tommy, “ini ya ta?”, “apanya?” jawab Dipta yang heran dengan pertanyaan Pangeran, “lah lu tadi yang ngomong kan mau ke tempat dugem?”, kata Pangeran dengan menampilkan senyum jahilnya, “hmm” jawab Dipta sambil menaikkan bahunya, tanpa rasa bersalah ia langsung pergi meninggalkan Pangeran.

“Pagii neng Dipta yang geulisss,” “apaan sih bang, gombal deh” katanya membalas sapaan hangat dari bang Tommy si penjual bakso ternama di sekolah ini, “hehehe mau pesen yang kaya biasa neng manis?”, “iyaa, bang Tommy tau aja,” sambil menampilkan senyum yang bagai lekukan sabit di bibirnya, “okeee, tak bikin dulu yaa, duduk dulu dehh duduk”, kata bang Tommy sambil menunjuk meja kosong di depan gerobak bakso miliknya, “okee, GPL ya bang alias gak pake lama, laper nih soalnya”, “siaappp itu maah”, dan Dipta langsung duduk di meja yang tadi ditunjukkan oleh bang Tommy.

Seketika Pangeran heran melihat Dipta tersenyum manis ketika ia berbicara dengan si penjual bakso yang belum pernah ia temui, tetapi ketika Dipta berbicara dengannya ia tak pernah menampilkan senyuman seindah itu. “itu siapa sih?” tanya Pangeran kepada Dipta, “kamu ga liat apa dia jualan apa?”, sambil menunjuk papan nama kedai bakso bang Tommy “iyaa gua tau, tapi kok lu deket banget ama dia?, “ya elah namanya penjual sama pembeli ya kaya gitu, lagian gua juga udah langganan disini”, dengan wajah yang masih saja datar terhadap Pangeran.

...

“nihh bakso buat si eneng manis”, “makasih bang”, “itu pacarnya ga makan?”, kata bang Tommy dengan sedikit meledek, karena bang tommy tau Dipta tidak punya pacar alias JOMBLO, “apaan sih bang, dia pacar Dipta?, ogaaaaahhh” dan bang tommy tertawa melihat mereka berdua, dan akhirnya bang Tommy melenggang pergi setelah meletakkan semangkuk bakso milik Dipta.

Melihat Dipta yang asyik memakan bakso miliknya tanpa ikut mengajak Pangeran makan, Pangeran juga ikut memesan semangkuk bakso kepada bang Tommy, dan kembali duduk di sebelah Dipta, “enak ta?”, “iya”, “lo kok aneh sih?”, “emang”, “tapi gua suka”, memamerkan senyumnya, yang jika dilihat oleh para wanita lain akan langsung terpesona dengan senyumnya, tapi tidak dengan Dipta, “enggak usah suka” kata dipta yang masih saja menikmati baksonya tanpa menghiraukan makhluk aneh yang daritadi mengusik ketenangan Dipta, “kenapa??”, “gua risih”, “kenapa risih?”, tanya Pangeran yang keheranan, “ya gua ga mau lagi mengenal apa itu yang namanya jatuh cinta” berdiri lalu melenggang pergi meninggalkan Pangeran yang heran denga jawaban Dipta barusan, “Taa gua masih ga ngerti” teriak Pangeran agar terdengar oleh Dipta, “dasar bodo” ucap Dipta santai, “haa?” ucap Pangeran heran, tidak pernah satupun cewek yang jutek ke Pangeran, dan Dipta lah satu-satunya.

Pangeran mengejar Dipta dan ia pun berjalan sejajar, “gua becanda kali ta ngomong kaya tadi”, “gua tau” jawab dipta dengan wajah yang masih saja datar, “sebenernya gua serius, tapi liat respon lu kaya gitu ya gua pura-pura becanda aja” gumamnya dalam hati, “ah apaan sih, baru juga ketemu kok bisa-bisanya mikir gituan” menyangkal pikirannya yang masih berada dalam lamunannya, tiba tiba terdengar suara yang memecah lamunan pangeran dan ingin sekali di dengar oleh Pangeran, yaitu suara Dipta, Si putri kecil yang membuat pangeran jatuh hati, “tenyata tampang berandal kaya lo bisa bengong juga ya, haha”, untuk pertama kalinya Dipta tersenyum kepada Pangeran yang membuat hati pangeran menggebu-gebu, “ya bisa lah Ta, gua kan juga manusia, emang lo aja yang bisa bengong,dari tadi bengoong aja,”, “eh lo manusia yah?”, “ya iya lah ta, lo pikir gua apaan?”, “hmm kirain alien dekil” ucapnya dengan wajah yang kembali datar, dan mereka melenggang pergi ke kelas.

Sekali ini ga di gantung deh, kasian pembacanya, hehe
Besok up lagi yaa
Tunggu nextnya

Pangeran & DiptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang