1. First Impression

74.1K 2.7K 32
                                    

Tidak semua perang harus berakhir dengan berdarah-darah.
Ada cara lebih mematikan dari pada harus membunuh.

***

Drunks.

Nama dari sebuah markas besar tempat  berkumpulnya para komunitas pencinta mobil balap ternama di Kota Jakarta. Sebut saja mereka adalah Infierno Car Community (ICC) dan Wolf Ride Community (WRC). Hanya dengan menyebut namanya saja, semua orang akan mundur teratur bila harus berhadapan dengan para anggotanya.

Setiap malam Minggu, Drunks selalu dipadati oleh sekumpulan geng yang tergabung dalam kelompok Car Community. Mereka yang tidak taat peraturan akan diusir keluar dari Markas. Untuk itulah Markas selalu menjadi tempat paling aman mempertemukan ICC dan WRC tanpa harus ada pertumpahan darah. Kedua geng tersebut hormat pada pemimpin besar Car Community yang telah membangun Drunks menjadi besar seperti sekarang.

Setiap Ketua Geng akan mengerahkan sebagian kemampuan mereka untuk unjuk kebolehan dalam ajang balapan liar. Khusus untuk malam ini, hanya ICC dan WRC yang akan bertarung. Taruhannya pun nggak main-main. Siapa yang kalah harus merelakan mobil kesayangan mereka menjadi santapan lezat para pemenang. Mobil dengan harga Milyaran itu akan dijual dan hasilnya dibagi? No! Melainkan dibakar. Tapi tentu ada pilihan lain jika memang mobil tersebut terlalu sayang untuk direlakan, yaitu dengan memotong salah satu jari tangan. Serem bukan?

"Woi, Ga!"

Raga menoleh ke sumber suara yang telah memanggilnya tadi. Raga adalah Ketua Geng ICC, dia ditakuti karena sifatnya yang dingin bagaikan gunung es. Raga bahkan nggak perlu menggunakan senjata tajam untuk membunuh, dia cukup mengintimidasi seseorang melalui tatapan matanya.

"Baru dateng Lo," Raga langsung menyambut Aldi dengan salam khas-khas cowok, yaitu saling menepuk tangan dengan keras.

"Sory, tadi gue nganterin cewek gue dulu ke rumahnya," cengir Aldi. Aldi adalah anggota Geng ICC. Terkenal ganas namun takut perempuan. Dia bisa menghabisi orang dengan mudah menggunakan berbagai jenis alat mengerikan yang sering dibawanya. Tapi saat sudah berurusan dengan Zeta, dia seperti anak kucing yang selalu netek pada emaknya.

"Dika mana?" Tanya Aldi.

Raga menunjuk keberadaan Dika dengan dagunya. Nah beda lagi dengan Dika, cowok itu bisa disebut sebagai dominan dalam hal berpacaran. Dia suka mengatur dan mengekang pacarnya sesuka hati. Sifat posessif Dika terkadang terlalu berlebihan, justru membuat para cewek takut mendekatinya. Karena seorang Dika, akan menghabisi siapa saja yang melirik pacarnya. Siapapun... Tanpa ampun.

"Dika!" Panggil Aldi. Cowok bernama Dika itu menoleh. Dia tersenyum lebar sambil memamerkan tiga botol minuman alkohol di tangannya. Percayalah, minuman itu pasti sudah diracik Dika dengan tingkat kadar Alkohol super gila. Memabukkan!

Dika mendekati Raga dan Aldi. Meletakkan tiga botol minuman itu ke atas meja yang terbuat dari ban mobil bekas. Dika lebih dulu menenggak isi botol itu dengan penuh kenikmatan. Sesekali kepalanya ikut bergoyang bersamaan dengan hentakan musik disko yang terdengar keras di sana.

"Malem ini WRC dateng?" Tanya Dika ke Aldi.

"Cemen kalau dia nggak dateng," jawab Aldi. "Udah gue pastiin dia nggak bakal ngelak lagi malam ini. Nyawa harus dibayar dengan nyawa," desis Aldi dengan mata berapi-api penuh dendam.

Nyawa harus dibayar dengan nyawa.

Itu adalah dendam khusus yang akan mereka balaskan pada kelompok WRC. Karena dengan sadisnya kelompok itu telah menganiaya salah satu anggota geng mereka hingga meninggal dunia. Alasannya klise, hanya karena Banio menyenggol salah satu mobil dari anggota geng WRC hingga menyebabkan Banio dikeroyok dan dipukuli secara membabi buta. Bukan hanya bekas pukulan, tubuh Banio pun bahkan terdapat banyak bekas sulutan api rokok.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang