3. Soft Color

799 154 13
                                    

“Jung, yang soft itu yang bagaimana tadi?”

Joshua menyibak deretan pakaian wanita di hadapannya dengan kening berkerut. Mencari hadiah buat pengantin tidak semudah memberi hadiah first win ternyata. Kalau boleh memberi hadiah pernikahan berupa buket makanan (snack yang dirakit jadi buket bunga) Joshua pasti sudah menyetok belasan di rumah.

Sojung tertawa, “Dari perspektif kamu saja, ini terlalu silau atau enggak di mata? Biasanya soft itu warna yang enak dipandang lama.”

Joshua berdehem sambil melihat dress di hadapannya, lalu memilih satu dan ditunjukkan ke Sojung. “Yang ini?”

Sojung memberikan jempolnya lalu kembali sibuk melihat-lihat pakaian. Sojung menepati janjinya menemani Joshua mencari kado pernikahan teman satu line mereka. Minggu lalu, Joshua sudah menemani Sojung membeli harddisk yang Sojung butuhkan dan rencananya akan langsung membeli kado, tapi Sojung dipanggil manager untuk kolaborasi terbaru dengan Pentagon.

“Josh, sudah belum?”

“Buat Mimi sudah. Buat Sehun hyung kamu ada saran?” Joshua menghampiri Sojung dengan membawa sebuah dress floral berwarna biru muda.

“Hmm, aku kurang kenal dengan Sehun sunbae. Dia orangnya seperti apa?”

“Dia suka baca buku. Bagaimana kalau ke toko buku?” usul Joshua sambil berjalan ke kasir.

Sojung mengangguk dan mengekor Joshua, di tangannya sendiri terdapat sebuah dress polos dan sebuah hoodie dengan warna soft yang tidak jauh berbeda dengan dress yang dibeli Joshua.

“Itu untuk siapa?” tanya Joshua pada Sojung saat kasir sedang memproses baju Joshua.

“Satu untukku, satu untuk Eunbi muda. Sejak sebulan lalu ia ingin hoodie seperti ini tapi jadwalnya padat.”

Joshua berdehem, “Bagaimana kamu tahu kalau itu benar hoodie yang Sinbi inginkan?”

Sojung tersenyum lebar lalu menimbang-nimbang hoodie di tangannya. “Aku sudah hidup bersama Sinbi hampir sepuluh tahun, Josh. Coba kamu main ke rumah Seungcheol, dalam sekali pandang ia akan tahu apa yang kamu inginkan. Itu sesuatu yang biasa dilakukan seorang leader.”

Lagi-lagi Joshua berdehem dan mengangguk. Sojung mengalihkan pandangan pada ponselnya yang bergetar. Setelah permisi pada Joshua, Sojung pergi ke bagian baju anak sambil berbicara dengan orang di telepon.

“Maaf, Tuan. Pakaian yang diambil kekasih Anda ada bagian yang cacat sedikit, tapi warna ini hanya ada satu-satunya.”

Joshua tertegun sebentar. “Oh, apa ada warna merah?” Sojung suka warna merah.

Kasir itu mengangguk dan meminta temannya untuk mengambil warna merah. Joshua menoleh pada Sojung. Gadis itu masih sibuk di telepon. Setelah membayar, ia menghampiri Sojung dan menyodorkan plastik belanjaan ke hadapan Sojung.

Mata Sojung membesar dan ia segera mengakhiri teleponnya. “Maaf ya Josh sudah membuatmu kerepotan. Aku akan ganti uangnya di mobil.”

Joshua mengangguk dan mengajak Sojung keluar toko. “Telepon dari ibu?”

“Tidak. Telepon dari Jiyeon.”

Joshua menoleh, Sojung mengangguk, “Iya. Jiyeon Kei.”

“Dia cerita tentang konser dan pernikahan mantannya,” lanjut Sojung.

“Aku, dong?” respon Joshua, membuat Sojung tertawa keras. Akhirnya Joshua pun ikut terkekeh.

Gedung parkir sepi karena memang sudah hampir jam tutup. Joshua memarkir mobilnya di ujung, membuat mereka harus berjalan lagi. Tidak masalah, toh berbincang dengan Sojung jadi salah satu hobinya akhir-akhir ini.

“Mantannya kan bukan cuma kamu. Memang dia enggak cerita tentang pernikahan mantannya ke kamu?”

Joshua berpikir, “Mungkin cerita. Tapi aku lupa-lupa ingat, minggu ini banyak sekali yang curhat tentang pernikahan mantan kepadaku.”

Woah, Joshua jadi tong curhat juga ya ternyata,” komentar Sojung sambil tertawa.

Joshua tersenyum, jadi idol beraksen lembut dan berwajah tenang memang menguntungkan sekaligus melelahkan. Dengan responnya yang begitu kalem, ia dijadikan tempat pelampiasan. Termasuk oleh mantan-mantannya juga mantan-mantan calon pacarnya.

“Eh?”

Di depan mobil Joshua, Sojung berhenti. Ia memeriksa bungkusan dari toko. “Sepertinya belanjaanku tertukar, Josh.”

Joshua jadi teringat, “Oh iya. Tadi kasir bilang dress yang kamu beli cacat, tapi tidak ada warna lain. Dia menanyakanku mau ditukar warna apa. Lalu aku spontan menjawab merah karena seingatku itu warna kesukaanmu. Maaf ya, Jung. Aku tidak bermaksud lancang.”

Sojung tertegun menatap Joshua beberapa saat, hanya ‘oh’ kecil yang keluar dari mulutnya. Beberapa saat kemudian, ia tersenyum lebar. “Kamu benar, Josh. Aku suka sekali warna merah.”

“Apa tidak apa-apa?”

Sojung menggeleng, “Aku memang mau ambil yang merah, tapi tadi tidak ada warna merah yang dipajang.”

Joshua menghela napas lega dan tersenyum membalas Sojung. Ia membukakan pintu pada Sojung.

“Oh, tapi, apa dress itu warnanya soft? Kupikir itu bukan warna soft karena agak menyilaukan,” Joshua menahan pintu melihat dress merah dalam bungkusan.

Sojung tersenyum, “Ini tidak soft, Josh. Tapi cukup bagus kan kalau aku yang memakainya?”

Joshua setuju. Kalau definisi soft adalah warna yang enak untuk dipandang lama, maka semua warna yang dipakai Sojung adalah soft color.

 Kalau definisi soft adalah warna yang enak untuk dipandang lama, maka semua warna yang dipakai Sojung adalah soft color

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2018, June 12th

Yuhuuuu happy satnight!!! Happy nonton fancam Ideal Cut wkwkw Joshua is a walking chara lol so handsome. And I can't wait for Svtgf comeback!!!

Have a nice satnight & janlup tinggalkan vote komentar dan saran!!!

Better Half | Joshua × Sowon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang