AKADEMI

131 9 0
                                    

Bis.


Matahari mulai memunculkan dirinya dari ufuk timur, warga mulai melakukan aktivitas seperti biasanya.

Tak luput dari seorang bocah berumur 9 tahunan. Yang menyiapkan barang-barang yang diperlukan untuk masuk akademi ninja.

"Naru-chan besok kamu ikut akademi"

"Tapi Hoka...tapi jiji kenapa saya harus ke akademi, saya sudah bisa semua jutsu"

"Bukan karena Naru-chan menguasai jutsu...tapi karena Naru-chan harus bisa bersosialisasi"

"?!?"

"Maksud jiji Naru-chan harus mempunyai teman"

"Teman?!?...ha'i jiji"

Senyum mengembang diwajah bocah itu, mengapa? Karena ia akan punya sahabat baru?.
Bukan, Karena ini adalah misi.

Sandaime hokage merasa bersalah, mengapa? Karena seharusnya anak seperti Naruto bisa bermain bersama teman- temannya. Waktu kecilnya hanya untuk berlatih dan berlatih.

Naruto masih menyiapkan semua yang harus digunakan untuk ke Akademi. Sambil memikirkan apa yang harus ia ucapkan nanti.

Merasa gugup? Ya jelas itu adalah hal wajar, tapi Naruto bukan anak yang biasa. Ia cukup tenang menghadapinya.

Tinggal beberapa jam lagi ia harus berangkat. Setelah selesai menyiapkan keperluannya ia bersiap-siap untuk berangkat.
Berangkat? Bukankah masih beberapa jam lagi.
Berangkat untuk mendengar intruksi kakeknya.

"Naru-chan kamu sudah siap?"

"Ha'i jiji"

SKIP TIME

• AKADEMI

Suara riuh dari murid-murid itu hal yang biasa sehingga menjadi kebiasaan, bercanda dan bersenda gurau.

"SELAMAT PAGI SEMUA!!!" suara teriakan yang menggema menyadarkan semua murid.

"PAGI SENSEI" jawan semua murid.

"Hari ini kalian kedatangan murid baru" seru sang sensei.

Kelas menjadi riuh kembali

"Hmm..diam semuanya"

Murid masih menghiraukannya

"DIAMMM"

Seketika murid langsung diam.

"Baiklah, kalian akan mempunyai teman baru...silahkan masuk!!" pinta sang sensei.

Munculah anak berambut pirang jabrik lumayan panjang sehingga menutupi sedikit matanya safir birunya.
Memakai dalaman ketat berwarna biru tua dan kaos putih yang dibiarkan kerahnya
sehingga menutupi bagian leher.
Memakai celana hitam se-lutut.
(Pokoknya keren lah)

"Perkenalkan dirimu!!" pinta sang sensei.

"Ha'i" bocah itu sedikit membungkuk sopan.

"Nama saya Naruto" ucap tenang bocah itu memberikan sedikit senyumnya.

"Kyaaaa...keren"

"Kyaaa...tampan" dan masih banyak lagi.

"Hah...DIAM!!" ucap sensei.

Seketika kelas diam.

"Apa kau tidak punya hobi, kesukaan, dan cita-cita?" tanya sensei yang bernama Iruka.

"Tidak ada" jawab enteng bocah tsb.

"Hah..sudahlah akan kucarikan tempat duduk" ucap sambil menyarikan tempat kosong.

"Kau bisa duduk ditempat itu-" sambil menunjuk "-di samping Hinata"

"Ha'i" jawab bocah.

"Hinata angkat tanganmu!!" suruh sensei.

Anak yang bernama Hinata langsung mengankat tangan.
Naruto langsung menuju tempat duduk yang ditunjukan kepada nya.

"Hai" sapa Naruto pada Hinata.

"H-hai juga Naruto-kun" jawab Hinata gugup dan wajahnya memerah.

Naruto langsung duduk ditempat itu langsung ikut pelajar.
Dia tidak tau bagaimana caranya berteman.
Ada rasa gugup dihatinya namun berhasil ditutupi dengan baik.

"Baik anak-anak kita mulai pelajarannya"

"Kita akan membahas tentang Hokage bla bla bla bla"

Tak seperti dibayangkan Naruto akademi itu mengasyikan tapi ternyata membosankan.
Dan ia akhirnya mulai malas kepala disanggah kedua tangan
Mulai malas lagi, kenapa?
Menurutnya ia sudah tau apa itu hokage.

Naruto menoleh ke kanannya terlihat anak perempuan berambut indigo yang sedang menunduk dengan wajah yang memerah.
Naruto terus memandanginya entah mengapa enak.
Tanpa disadari Naruto perempuan itu menoleh kearah Naruto, keduanya langsung kaget dan menyembunyikan semburat wajahnya.

"G-gomen..." ucap Naruto

"Umm.." dijawab anggukan.


NEXT CHAP...
GOMEN MASIH PEMULA
KRITIK DAN SARAN DIPERLUKAN.

MISSION COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang