02."Rumah Sakit"

13 2 0
                                    

Author pov

            Ara mulai membuka matanya perlahan , matanya mulai menelusuri  sekeliling ruangan , kamar ini didominasi warna putih , ara mencium bau antiseptik di ruangan ini !oh berarti ini bukan kamarnya.

Penglihatannya terus menggali berbagai informasi dimana ia sekarang berada,  penglihatannya jatuh pada sesosok anak laki laki memakai seragam abu abu, sedang tertidur dengan pulas di sofa , ara mengerjap ngerjapkan matanya , ia pun mengucek ucek matanya namun saat jari jemarinya telah sampai di mata kanannya betapa kagetnya ia melihat tangannya terdapat selang infus , ara pun mulai mengingat ingat kejadian apa yang membawa nya disini.

"Oh ya aku ingat tadi aku pingsan pas diparkiran" gumam ara lirih.

"Dan sekarang mungkin aku ada di rumah sakit" lanjutnya.

Maklumin ya gaes soalnya ara ini orangnya lemot plus suka pikun gue juga rada nggk paham tuh pikun dr dulu apa karna penyakit yak?ada yang tauk?ok maaf kan author yang absurd ini, kembali ke pembahasan awal.


Cekleeekkk....

Pintu kamar rumah sakit terbuka, menampilkan wajah wanita paruh baya dengan memakai baju gamis.


"Bundaa" pekik ara di sertai senyum sumringah.

Anak laki laki itu pun terbangun dari tidur nyenyaknya,bunda ara langsung memeluk putri kesayangannya itu, mungkin bunda ara belum mengetahui keberadaan manusia lain selain ara di ruangan tersebut.

"Kamu nggak papa nak?apa yang sakit?kok bisa kaya gini?? Kamu tadi ngapain" deretan pertanyaan bunda membuat ara pusing tujuh keliling.

"Nanyanya satu satu bun" jawab ara kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya iya" ucap bunda ara sambil cengengesan.

"aku tadi pingsan di parkiran trus aku nggak tau bun siapa yang bawa aku kemari" jawab ara jujur.

"Bunda kok tau kalo aku ada disini??" tanya ara.

"Tadi fitri yang kasih tau bunda" jawab bunda.

"Oh" ara hanya menjawab dengan ber"oh"ria.

"Hmm" deheman datang dari anak laki laki tadi.

"Eh kamu , lho kok bisa ada disini??" tanya bunda sambil menepuk bahu anak laki-laki tersebut.

Ara menunjuk laki laki tersebut "Kamu yang tad" ucapan ara terhenti karna anak laki-laki tersebut memotong pembicaraan.

"Tadi saya yang tolongin kamu, oh siapa ya namamu??" sela laki-laki tersebut sambil mengulurkan tangannya.

Namun uluran tangannya tidak di balas oleh ara , ara menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada"nama saya ara"ucap ara disertai senyuman manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang