Chapter 2 ~ Hukuman yang Mempertemukan

53 12 1
                                    

Hati ku itu bukan pintu yang bisa aku buka dan tutup dengan mudah, membiarkan orang masuk kemudian keluar dengan gampangnya. - Rani Amara Selsha.
•••

     Aku keluar dari mobil setelah diantar oleh Pak Bejo, sopir pribadi. Aku berjalan tergesa-gesa bahkan sampai berlari-lari. Jam sudah menunjukkan pukul 07.25, aku terus berjalan secepat mungkin.

     Jarak kelasku dengan gerbang lumayan jauh, dan ya aku salah satu siswi kelas XII IPS 1, letak kelas ku di lantai 2.

     "Duh... 5 menit lagi udah mulai nih pelajaran pertama, mana dapet pelajaran Ekonomi lagi, gurunya killer..." gerutu ku dalam hati.

     Dan keberuntungan tak berpihak padaku, pelajaran sudah dimulai.

     Aku pun mengetuk pintu,"Permisi Bu.." jantung ku berdenyut kencang, tak tahu akan bagaimana reaksi dari Bu Sri.

     "Rani Amara Selsha??" tanya Bu Sri seperti menginterogasi penjahat.

     "I-ii--iiya, saya Bu." ucapku sedikit terbata-bata.

     "Pemegang juara satu di kelas XII IPS 1, betul begitu?" tanya Bu Sri dan menatapku tajam. Aku hanya membalas dengan anggukan.

     "Sepulang sekolah nanti, kamu bersihkan seluruh koridor di sekolah ini!!!" tegas Bu Sri dengan nada sedikit ketus.

     Seisi kelas sunyi, tak ada yang berani membuka suara sepatah kata pun. Bisa-bisa mereka kena hukuman juga.

     "HAH?! Seluruh?? Kebanyakan itu Bu." jawabku terkejut dengan keputusan Bu Sri dan menolak.

     Bu Sri ngasi hukuman itu gak liat gimana latar belakang siswa, menurut Bu Sri semua siswa rata. Kalo sudah melanggar ya harus diberi hukuman meski siswa itu berprestasi.

     "Bagaimana kalau saya tambahkan dengan membersihkan seluruh toilet juga?" Tawar Bu Sri sambil menyeringai.

     "Jangan Bu, koridor saja sudah kebanyakan Bu!!" sahut ku secepat kilat. Bagaimana mungkin aku harus membersihkan tempat sebanyak itu.

     "Baiklah, silahkan kamu duduk!!" jawab Bu Sri dengan tatapan mata yang tajam.

     Aku pun berjalan menuju bangku. Dan langsung duduk, mengambil buku pelajaran Ekonomi. Sara menatap ke arahku dengan raut wajah yang bertanya-tanya.

"Nanti gue jelasin Ra"
     Jawabku kepada Sara supaya fokus pada pembelajaran. Jika sampai kami ketahuan mengobrol di dalam kelas, TAMATLAH RIWAYAT KAMI.

■■■


     Bu Sri menyudahi pembelajaran Ekonomi hari ini dengan segudang tugas kelompok. Via,Elissa dan Mellita menghampiri aku seolah akan menginterogasi juga.

     "Kok tumben lo telat Ran?" tanya Mellita.
     "Iya Ran, gak biasanya deh" sambung Elissa.
     "Guee... telat karnaa... " sahutku setengah-setengah membuat teman-temanku penasaran.
     "Jelasin yang komplit dong Ran!!" kata Sara dengan nada sedikit kesal.

     "Karna begadang.. Gue pikir sekarang bakalan ada ulangan, ya gue belajar dong, kalo gue gak belajar kalian mau nyontek sama siapa?" jawabku asal-asal tak mungkin aku berkata sebenarnya.

    "Lo belajar gak belajar tetep pinter deh Ran, gue bisa pastiin bakal begitu" ceroscos Via.

     "Ihhh.... gak mungkinlah orang selamanya pinter, ya kalik deh kayak gitu Viaa!" Aku langsung menolak mentah-mentah perkataan Via.

My Last LoveWhere stories live. Discover now