-Chapter Six-

818 50 27
                                    

BAGI KALIAN YANG LUPA ISI CERITANYA GIMANA, MAAP YA. KALIAN BISA BACA ULANG DARI AWAL HEHE, SEKALI LAGI MAAP YA.

• • •


"Ann, Rio ngajak jalan-jalan. Lo mau kan?" ajak Kevin pada Anna yang sedang sibuk berkutat dengan laptopnya.

Dengan perasaan senang yang mendadak muncul, Anna mengalihkan perhatiannya dari laptop dengan wajah berseri-seri senang. "Mau banget lah!"

Kevin terkekeh gemas melihat wajah cantik Anna yang sejak dulu tidak pernah sedikit pun terlihat jelek di matanya.

"Emang lo ga lagi sibuk?" tanya Kevin sembari melirik layar laptop Anna yang menampilkan beberapa desain pakaian.

Anna dengan cepat menutup laptopnya. "Ga sibuk kok!"

Kevin menatap Anna dengan tatapan bingung. Ia heran dengan Anna yang tiba-tiba menjadi sangat senang ini. Ia mencurigai Anna menyembunyikan sesuatu.

"Kev, Al ikut juga?" tanya Anna dengan wajah berbinar menanti sebuah jawaban yang memuaskan hatinya.

Benar apa yang dicurigai Kevin sedari tadi, Anna ada apa-apanya ternyata bisa sampai senang seperti ini.

"Ini Rio yang ngajak, cuman kita bertiga doang. Al gatau apa-apa." jawab Kevin.

Terdengar Anna menghela napasnya pasrah, ia terlalu berharap lebih. Padahal sudah jelas, Kevin bilang tadi Rio yang mengajak mereka tanpa ada membawa nama Al sedikit pun.

"Yaudah deh, gue ganti baju dulu." ujar Anna pelan lalu bangkit menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

"Buset dah tuh anak, ya kali tiap hari harus ketemu Al melulu." gumam Kevin sembari menggelengkan kepalanya.

          Di dalam kamar, Anna bergerak perlahan mencari pakaian yang ingin dia pakai hari ini untuk jalan-jalan dengan Kevin dan Rio. Sesekali ia menarik sebuah baju lalu menyocokkannya di depan cermin panjang yang terletak di salah satu sudut ruangan. Sesekali juga ia menghela napasnya merasa kalau pakaiannya hanya sedikit dan ia butuh pakaian baru.

"Yang ini aja deh, nanti sekalian beli baru bareng mereka aja." gumam Anna sembari menarik sebuah kaos lengan panjang polos berwarna hitam dan sebuah celana jeans berwarna biru tua.

Dengan segera, Anna mengganti pakaiannya lalu mulai memakai sedikit polesan makeup dan merapihkan rambutnya yang dibiarkan tergerai rapih. Ia menghampiri sebuah lemari sepatu lalu mengambil sepasang flat shoes berwarna hitam lalu mengenakannya.

• • •

"Anna, Rio kangen!" teriak Rio lalu berlari kecil menghampiri Anna yang baru saja turun dari lantai dua rumahnya.

Anna terkekeh mendengar teriakan Rio yang terdengar lebay itu.

"Kangen Rio juga!" balas Anna lalu memeluk Rio yang sedari tadi sudah merentangkan kedua tangannya membuka lebar-lebar memberi kode untuk Anna peluk.

"Alay lo kagak ilang-ilang, heran gue." sindir Kevin disertai delikan mata tajamnya pada Rio.

"Yee sirik ae lo, dasar kadal buntung!" balas Rio tidak mau diejek begitu saja oleh Kevin.

Anna terkekeh menyaksikan pertengkaran kecil antara keduanya. Ia jadi semakin merindukan masa-masa putih abu bersama mereka.

"Udah gausah berantem. Ayo berangkat, gue laper nih!"

"Siap, berangkat!" seru Kevin dan Rio bersamaan lalu melangkah bersama menuju mobil Rio yang terparkir di depan gerbang rumah Anna.

"Ann, lo mau makan apa?" tanya Kevin yang memilih duduk berdua di jok belakang. Terkesan kalau Rio seperti supir untuk Kevin dan Anna. Salah Rio sendiri, Kevin sudah menawarkan diri untuk menyetir tapi Rio menolaknya dengan alasan ia takut mobil kesayangannya itu tergores sesuatu meskipun itu sangat kecil, karena ia tau kalau Kevin itu ketika sedang nyetir pasti jiwa pembalap khayalannya itu mendadak keluar, intinya itu berbahaya. Dan Rio memilih tidak masalah terlihat menjadi supir seperti ini daripada nyawa mereka melayang di tengah jalan.

"Kalian mau makan apa?" tanya Anna balik.

"Kok nanya balik sih?"

"Oh yaudah, gue pengen makan sushi."

"Ann," terdengar Kevin sedikit mengeluh ketika mendengar jawaban Anna mengenai apa yang akan mereka makan.

"Kenapa?" tanya Anna bingung melihat wajah Kevin yang sedikit lesu.

"Gue kan gasuka sushi." ujar Kevin.

"Astaga, gue lupa! Yaudah kita makan seafood aja deh ya, gimana?"

"Ann, gue kan alergi makanan laut." kali ini Rio yang mengeluh.

"Tuh kan salah lagi. Kalian aja deh yang nyaranin mau makan apa, gue ngikut." keluh Anna pada akhirnya.

• • •

"Gimana, enak?" tanya Kevin pada Anna yang sedang mengunyah ayam gepreknya.

"Enak banget!" jawab Anna antusias.

Rio dan Kevin juga menikmati makanan mereka di salah satu tempat makan di dalam mall itu.

"Abis ini kita beli es krim ya!" pinta Anna dengan senyum sumringahnya.

"Iya, beli semua yang lo mau. Rio siap bayarin nih." ujar Kevin dengan lembut disertai senyuman polos yang terlihat menyebalkan bagi Rio.

"Enak bener lo kalo ngomong, gue gaada mau bayarin kalian ya nih!" protes Rio di tengah makannya. Ia merasa tidak bilang akan membayari mereka apapun di sini.

"Eh jelek, kan lo sendiri yang ngajak jalan-jalan ke sini. Ya lo harus tanggung akibatnya dong, enak aja lo asal ngajaknya doang tapi kagak ada bayarin apa-apa!"

"Udah lah udah, berantem mulu nih. Gue aja yang bayarin kalian udah tenang!" ucap Anna menengahi pertengkaran Kevin dan Rio yang duduk di samping kanan dan kiri Anna, meminimalisir timbulnya adu jotos apabila tidak kuat menahan amarah yang memanas hingga bergejolak nantinya. Tapi tetap saja, mulut mereka lebih pedas dan panas sama dengan adu jotos. Jadi percuma saja Anna duduk di tengah-tengah mereka, karena mereka berdua tetap bisa sedikit-sedikit memberikan cubitan bergiliran yang terasa seperti tersengat listrik selama 2 detik, perih dan panas.

"Anjrit, bibir gue kegigit woy! Ah sialan, perih!" pekik Rio disertai tangannya yang menggeplak leher Kevin.

"Syukurin nah lo! Puas, makan tuh sariawan nanti!" balas Kevin diakhiri dengan tawa jahanamnya.

"Udah dong berantemnya, kuping gue panas dua-duanya nih jadinya!" sela Anna memukul lengan Kevin dan Rio bersamaan dengan kesal.

"Maaf ya maaf,"

Sedikit melegakan, mereka kembali melanjutkan menghabiskan makanan mereka yang tinggal sedikit itu. Ya meskipun masih ada sedikit-sedikit kata-kata sindiran antara keduanya itu.

"Eh, ada Kevin sama Rio di sini! Berdua doang nih?" tiba-tiba terdengar ada seseorang yang baru saja datang dengan wajah dan sikap yang sangat menyebalkan.

Baru saja Anna merasakan sedikit kedamaian, sekarang kembali dirusak. Anna yang merasa tidak dianggap di situ, melirik dengan mata tajam pada orang itu.

"Lo buta?" sindir Anna datar diakhiri dengan senyuman miring di wajahnya.


• • •

ada 926 kata di atas:)


Bagaimana, rindu kah? Rindu mereka kah? Oh rindu mandep ternyata. Makasih nih ya:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1 KesempatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang