"Pagiku cerahku matahari bersinar, kugendong tas merahku di pundak."
Seorang pemuda bersurai merah berlari riang ke pucuk gunung. Siapa lagi kalau bukan setan merah. Ini pagi loh, jam 6, tumben dia gasik. Nagisa bahkan belum berangkat, masih tidur di rumah.
Ia mendapat SMS, dari Koro-sensei. Mengisyaratkan untuk datang ke sekolah, tidak terlambat sama sekali. Oleh karena itu, Karma bergerak riang. Dia berpikir 'aku bisa ketemu doi'. Karma belakangan ini kesemsem, jadi bucin sejati seperti NakayamaAyumi.
Karma bergerak hingga sampai di depan gedung. Anak-anak nampak berjalan riang. Ada Karasuma-sensei, ada Iri.. Ekhem, Bitch-sensei, ada juga doinya, siswi baru, Nakayama Ayumi. Ia mendekat, lantas bercengkerama bersama.
***
"Untung kamu tidak bolos, Karma-kun"
Karma tersenyum sumringah. Ia jadi siswa baik hari ini. Pelajaran dimulai seperti biasa. Pelajaran yang tidak ia mengerti, ia tidak rugi rugi amat tidak bolos hari ini. Kelas itu kondusif hingga istirahat pertama berbunyi, jam setengah 10.
"Nakayama-chan"
Gadis bersurai coklat yang tengah duduk di kursinya menoleh, tersipu dengan keberadaan Karma. Tangan Ayumi yang berada di atas meja digenggam Karma. Dia siap nembak.
"Aku tau, kita baru saling kenal, tapi aku tidak kuasa lagi menahannya sendirian."
Karma memulai. Seluruh pasang mata tertuju padanya. Untunglah Koro-sensei, Karasuma-sensei, dan Bitch-sensei tidak ada di lokasi kejadian. Bahkan Okajima bergerak menutup pintu, supaya tidak terdengar siapapun selain mereka, anak anak satu kelas. Semua memasang wajah antusias, menunggu Karma ke bagian puncaknya.
"Aku mungkin bukanlah pemuda yang menyenangkan, atau mungkin malah menyebalkan untukmu. Tapi tolong biarlah aku mengucapkan ini, aku ingin lega."
Karma melanjutkannya. Wajah Ayumi layaknya kepiting rebus, memerah. Ia menyukai Karma, dan itu sudah tertera dari ekspresinya selama ini -- termasuk sekarang.
"Aku menginginkanmu, menginginkan memanggilmu dengan namamu, menginginkan bercengkerama sembari menikmati hari hari, menginginkan duduk di taman bersama, berjalan bersama tanpa rasa canggung, dan.. Menginginkanmu untuk menjalin hubungan denganku."
Riuh tepuk tangan dari para penonton terdengar keras. Sorak sorai berbunyi TERIMA menggelegar seketika. Ayumi menatap Karma yang tersenyum gugup, wajahnya memerah. Tuh kan bucin.
"A.. Aku.. Aku menerimanya."
Sorak sorai kembali terdengar. Ucapan selamat berdatangan. Karma, seorang setan single forevah dapet pacar. Pacarnya cantik, imut, dan yang pasti, lebih pendek dari Nagisa dan Kayano.
"Dapet pacar juga kamu bro!" Ucapan selamat dari Maehara.
"Selamat ya Karma, hampir aja kukira kamu gay." Ucapan selamat lainnya dari Nakamura. Engh.. Selamat?
"Jangan jadi bandel kaya Karma ya." Ucapan itu untuk Ayumi. Gadis bersurai coklat yang dibilangi mengangguk patuh.
"Padahal aku ship kamu sama Nagisa, tapi gapapa kok, aku ikhlas." Ini Fuwa. Entah ini muji atau..? Intinya ini si kontra.
Dan ucapan ucapan lain yang terus berdatangan hingga bel masuk berbunyi.
***
Pelajaran berlalu dengan kondusif. Sekarang sudah saatnya pulang. Sebahagia-bahagianya ketemu doi, Karma lebih bahagia kalo ketemu kasur dan game di rumah. Karma ga bucin-bucin amat kok.
"Kau mau pulang bersama?"
Tawar Karma. Ayumi terdiam sejenak. Ia menimang-nimang tawaran Karma. Ia ingin, tapi ia bingung. Tak lama, gadis beriris hazel itu menatap lurus ke arah pacarnya, lantas mengangguk mantap. Gunjingan masih terdengar di telinga mereka. Pasangan baru, ea.
***
Mereka duduk di tengah taman, berbicara banyak hal. Senyuman Ayumi sangatlah manis bagi Karma. Pemuda bersurai darah berinisiatif, menggenggam tangan gadis yang bernotabene pacarnya, gadis yang sangat dicintainya. Ayumi tersipu, ekspresi favorit Karma. Memiliki Ayumi seutuhnya, Karma sejajar bintang, berasa mimpi.
***
"Kau kuantar pulang?"
Tanya Karma setelah sampai di pertigaan jalan. Rumah Ayumi tinggal beberapa rumah lagi. Ayumi menolak halus. Wajah Karma nampak kecewa, tapi yasudah jika itu maunya.
***
Semalaman Karma tak nyenyak tidur, terus menerus memikirkan kejadian kemarin. Ia benar benar senang. Ingin sekali ia menghubungi Ayumi, namun urung. Ia cepat bersiap siap, menggunakan baju rapi dan berangkat sekolah.
"SELAMAT PAGI SEMUA, KUNANTIKAN DIRIMU, DI TEMPAT DUDUKMU, MENANTIKAN AKU..!"
Dia bernyanyi sembari teriak -- dan dia ga sadar. Fix, Karma bucin. Coba kalo Ayumi denger, entah harus bangga atau malu. Hatinya pasti bimbang.
"AYUMI TERSAYANG, AYUMI TERCINTA, TANPAMU, APA JADINYA AKU~!"
Untung Ayumi gaada di tempat. Mana dia teriak-teriak, bikin malu. Diliatin orang lagi. Andai Ayumi dengar, dia mending nyanyi : "Putus enggak ya~?, putus enggak ya~?".
***
Karma terheran-heran. Raut wajahnya yang fun itu hilang seketika. Kelas itu kosong mlompong padahal gaada bilang 'libur'. Grup kelas? Dia join. Koneksi? Dia punya. Kurang apa?
"Karma-kun"
Suara itu dari balik tubuhnya. Ia berbalik. Nampak Koro-sensei dan Asano-san berjalan ke arahnya. Wajah Koro-sensei imut-imut bikin gemes, tapi Karma najis liatnya. Asano Gakuho juga senyum-senyum bak oppa Korea gagal oplas. Pikiran Karma cuma satu, ini aneh.
"Pagi, Akabane-kun"
Gakuho mulai menyapa. Karma tidak menjawab. Apa-apaan semua ini?
"Sebelumnya, saya mewakili pribadi dan Koro-sensei mengucap terima kasih atas kerja-samanya"
Mulai Gakuho. Karma mengernyitkan kening, matanya mengerjap tanda bingung.
"Kerja-sama apa?"
Tanya Karma pada akhirnya. Ia menatap kedua orang dewasa itu bergantian, meminta kejelasan. Koro-sensei sudah berubah rautnya, menjadi sedia kala, senyum sejuta ekspresi.
"Kami tengah menggarap proyek hologram bersama, dan hologram itu seperti orang nyata, bisa disentuh, indra kita bisa peka terhadap mereka. Kebanyakan anak kesulitan belajar sendiri, merasa bodoh, oleh karena itu, kami menggarapnya. Bagaimana menurutmu, bagus kan?"
Jelas Gakuho. Karma masih diam, mencerna setiap kata lelaki jangkung itu.
"Bahkan kemarin kau sempat mencoba seutuhnya di taman, itu keren, kau bisa mengutarakannya dengan kalimat yang sama kepada Ayumi"
Koro-sensei menimpali. Jelas sudah. Karma tak membutuhkan penjelasan lagi. Tapi tetap saja kan? Apa yang diutarakannya kemarin, dengan perasaannya kemarin, itu semua...
"BRENGSEK KALIAN!"
Dan Karma mulai melemparkan gunting hasil colongan dari meja belajar kakaknya.
***
Aku tak tahan lagi, AKU NGAKAK :(((
Kangkung yak? Mungkin ada banyak dari pembaca yang udah tebak gimana jadinya ini cerita. Saya yang cuma punya ide rendahan semacam ini ya maaf :"). Yauda deh, saya undur diri, tunggu chap selanjutnya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sengkleknya Kunugigaoka
FanfictionSekolah itu rumah kedua. Katanya. Gabut aja maybe? Atau memanfaatkan akun? Aku tidak tau. Apakah ini adalah pengaruh elite global? .-. [Ansatsu Kyoushitsu x OC] Nb : OC hanya orang yang saya kenal atau mengaku ingin berpatisipasi dalam 'acara'. Dan...