Tanpa Nama

30 5 0
                                    

Luci dan Attes kebingungan setengah mati saat mencari Ciel. Mereka tidak dapat menemukan Ciel dikarenakan mereka tidak diperbolehkan menggunakan sihir tingkat tinggi di sekolah, kecuali dalam keadaan mendesak.

Saat mereka kebingungan sesorang datang menepuk pelan lengan mereka. Mereka menoleh secara bersamaan.

" Flara?!"

" Hallow Penjaga Reine. Lama nggak ketemu ya Luciole Chouettes. Kalian makin ganteng aja deh."

" Flara lo lihat Nona Ciel nggak? Dia ninggalin kita berdua."

" Lah jangan tanya gue dong Luc. Lo kan penjaganya. Mana gue tahu tuan lo." Flara menjawab acuh tak acuh.

" Secara teknis dia juga tuan lo, Fla. Dia juga tanggung jawab lo." Attes menatap dingin Flara yang jutru malah terkekeh pelan.

" Tuan gue? Tuan gue kalau di istana. Kalau di luar istana, dia tanggung jawab lo berdua. Sorry aja nih gue udah bukan anggota dari trio penaja. Sekarang cuma tinggal kalian berdua."
" Lo emang bukan termasuk lagi kedalam grup kita. Tapi lo masih punya janji sama Tuan Revier." Luc menyaut geram.

" Janji tinggal janji ketika tuan lo nggak lagi bisa datang ke sini dan memantau lo. Tuan Revier udah nggak tuan gue lagi. Dia yang memecat gue di saat saat terakhir dia kehilangan kekuatannya. Udah bukan urusan gue dong? Kakaknya aja nggak punya hubungan sama gue apalagi adiknya. So, cari aja sendiri nona kalian ya Luc, Attes. Bye." Flara melangkah anggun meninggalka Luci dan Attes yang menggeram marah.

***

Ciel melanjutkan aktifitasnya yang tertunda karena kemunculan makhluk indah penyejuk mata. Ia menelusuri setiap ruangan. Dia sampai pada ruangan kosong yang hanya terdiri dari ratusan pecahan kaca yang digantung di atas kepala. Bagi sebagian orang, ruangan itu menyeramkan. Jika tiba tiba saja pecahan kaca yang digantung itu jatuh, sudah dapat dipastikan akan melubangi kepala.

Aktifitas menelusuri ruangan terhenti karena ia melihat sesosok makhluk yang tidak terdefinisikan. Ia seperti kabut namun disaat bersamaan seperti manusia yang memiliki telinga kucing. Ciel mendekat perlahan. Usahanya sia-sia karena si makhluk menyadari keberadaannya.

" Berhenti di sana. Aku tidak mau kau mendekat di saat aku sedang dalam keadaan seperti ini. "

Seakan terhipnotis oleh dinginnya kabut disekitar, Ciel terdiam. Makhluk itu sama sekali belum menampakkan wajahnya. Kalau Ciel menebak, suara makhluk itu adalah suara laki-laki. Meskipun terdengar imut. " Lo kenapa ada di sini? "

" Mòlì"

" Hah?"

" Melati dalam bahasa cina."

" Misi mas lo ngomong apa kumur? Udah nggak jelas pakai sok sokan bahasa cina pendek pula kalimatnya. Hedeh."

" Jangan panggil aku 'mas' penerus kuriam!"

" Lah dipanggil apa dong? Siluman kucing? Nggak elit banget sih. Atau mas-mas kucing garong? Eh kucing garong mana ada yang sebening lo. Hmm-----" makhluk itu menyela sebelum Ciel makin menamainya tidak jelas.

" nggak usah repot repot memberi julukan. Panggi aku no name. "

Ciel menyerngit " Hah? No...name? Emang lo nggak punya nama? Atau nama lo emang gitu ya? Aneh makhluk sebening ini nggak punya nama. Gimana kalau nama lo Bejo aja?"

" Ck.....sudah aku katakan no name saja. Dan lagi aku tidak mau kau panggil bejo. Katrok sekali nama itu."

Tidak terima nama Bejo diejek, Ciel melawan " Heh Bejo itu keren tahu!  Dalam bahasa jawa, Bejo itu artinya beruntung. Masa lo nggak mau beruntung! Dan jika lo menghina nama Bejo berarti lo menghina mantan gue!"

" Oh jadi mantanmu ya? Heh aku tidak mau dibandingkan dengan masa lalumu yang pada akhirnya hanya akan menjadi musuh. Gila ya manusia kalau mencari musuh sangat kreatif. Lewat hubungan setelah hubungan itu kandas seakan tidak pernah saling mengenal." makhluk itu mengejek Ciel sementara Ciel tentu saja menahan mati-matian agar tidak membanting siluman kucing di depannya. " Dan satu lagi, penerus kuriam. Aku sama sekali tidak merasakan energi apapun yang keluar dari tubuhmu. Jadi mustahil kau melawanku. Aku tahu kau ingin membantingku. Tapi kau tidak akan kuat melakukan hal itu. Maaf saja tapi makhluk lemah sepertimu tidak cocok berada diatas tahta. Hanya yang kuat yang bisa bertahan di dunia ini. Kenapa Lucifer dan Leviathan mau bersusah-susah memberikan sihir penciptan terhadap dirimu? Dua raja iblis bodoh."

Makhluk tanpa nama itu pergi neninggalkan Ciel. Cara yang ia gunakan sangat ajaib. Secara perlahan tubuhnya hancur seperti kertas yang terbakar sedikit demi sedikit kemudian hilang diterpa angin.

Sekali lagi Ciel dibuat cengo dengan kejadian si depan matanya. Apa semua makhluk di sini ahli sulap ya? Nggak si sapi atau si Luci sama sama nggak manusiawi. Apa aku kurang aqua ya?

TBC

Hallowww

Mao nulis apa yak?

Hehehe gak jadi deh. Nggak ada yang mau disampain sih

Yang penting salam ฅ'ω'ฅ

Royal Magic : Héritiers Magiques Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang