Please, don't pray!

36 3 0
                                    

Aku tak pernah membayangkan akan jatuh cinta pada seorang gadis yang sebelumnya pernah menghajarku habis-habisan saat SD, tepatnya pada hari dimana terakhir kali kucing nya mencakar betisku. Dia adalah wanita pertama yang bisa mengalahkanku saat masih bocah itu.
Tomboy? tepat sekali. Tapi kini dia telah tumbuh menjadi wanita yang cantik. Dan entah apa yang membuat dendamku kala dihajarnya itu menghilang, mungkin Tuhan mengutukku karena dendam itu, dan kini aku malah berbalik mencintainya.

***

Sekitar 1½ tahun yang lalu aku mengajaknya kencan untuk pertama kali. Namun dia menolakku mentah-mentah. Mungkin dia masih benci padaku. seharusnya pun aku yang harus membencinya. Hey? siapa yang dipukuli? Tapi pertengkaran itu sudah bertahun-tahun yang lalu, jadi kurasa dewasaku tak lagi menganggap pertengkaran anak kecil itu juga perlu dibawa keduniaku yang kini.

Aku sudah beberapa kali mencoba mendekatinya, namun dia malah berbalik telak menilaiku. Aku membuatnya takut? atau jijik? karena saat aku mendekatinya dia selalu berkata kasar dan menyuruhku untuk menyingkir. Siapa yang tidak sakit hati jika diperlakukan seperti itu? tapi mungkin hatiku tak serapuh orang lain.

Beberapa waktu lalu dia pergi ke luar kota selama 6 bulan, untuk suatu proyek kerja. Dan 6 bulan setelahnya dia kembali dengan menggandeng seorang pria. Aku tak tahu menahu tentang pria itu. Apakah selama 6 bulan dia berkenalan dengan pria itu? Dia yakin dengan pria yang baru dikenalnya? hingga tiba-tiba tanpa peringatan apapun, undangan pernikahan mereka sudah tersebar ke semua penjuru. Kaget pasti kurasakan. Tidak menyangka, sakit hati, kesal. Apa yang harus kulakukan dengan perasaan ini?

Aku sangat mencintainya, namun cintaku tak diindahkan. Dirikupun mungkin sudah diabaikan. Sehingga hanya aku teman yang tak diberinya undangan. Hari semakin berkabut, awan semakin terpaut, sinar matahari tak ingin menembus sang penghalang. Orang-orang tetap tersibukkan dengan persiapan pernikahan. Abai dan masa bodo dengan diriku yang bukan siapa-siapa.

Seolah ada palang dihadapanku, hatiku tak terima dengan keadaan yang tak layak ini. Semoga Tuhan berpihak padaku, dan menghancurkan pernikahanmu.

***

Hari ini aku akan menikah, aku tidak pernah sekalipun menyangka akan adanya hari ini Dimana sang pujaan hatiku tersenyum dengan sangat manis. Oh, wanita pujaanku memang tak diragukan lagi kecantikanya. Dan kecantikanya itu tak akan pernah termakan usia. Dia akan tetap mempesona.

Pastor tak bisa menikahkan kami. Jadi aku meminta pada dokter kenalanku. Aku tidak lagi peduli siapa yang akan menikahkan kami, selama berjalan dengan baik.

Dokter itu masuk dari pintu gereja mungil yang dibangun keluargaku.

"Aah, maaf sekali jika aku telat," dia tengah membersihkan ujung jasnya dengan tisu, "sial hari ini aku menumpahkan formalin lagi ke jas ku,"

"Tidak apa-apa, bukan masalah besar," kataku. Aku sudah terbiasa dengan aromanya.

...

Beberapa menit setelah pengucapan janji suci. Kami dinyatakan resmi menikah. Aku dan wanita yang sangat ku cintai. Aku bahagia, dan akan selalu berakhir begitu.

Dokter itu kembali pulang.

"Hati-hati, semoga kau pulang dengan selamat,"

"No no no, don't pray for me boy," dia begidik, "aku mengenalmu sejak kecil, ku tahu do'a mu itu adalah racun,"

Dasar dokter sialan.

Meski dia benar.

....

clue 1 : Formalin untuk mengawetkan suatu benda mati.
clue 2 : racun adalah harfiah.

EREBOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang