2. Lucid Dream

224 4 1
                                    

2nd dream. Lucid Dream.

Bulan purnama. Aku sedang berjalan, menyusuri setapak di bukit. Lolongan serigala bisa sangat jelas terdengar. Tanpa ada rasa takut, kusibak berbagai ilalang sambil menyorotkan senterku.
Mendengar keramaian di arah jam tiga. Kutolehkan kepalaku 90 derajat. Wow, pasar malam. batinku berkata kata. Tak kusangka ada tempat seramai ini. Lain kali mengajak Amanda dan yang lain juga ide bagus, pikirku. Tersenyum lebar, kuhampiri salah satu bilik kecil. Coba kautebak, apa isinya? Berbagai macam orang gila, menyeringai padaku. Mengejarku. Hingga keluar bilik. Akhirnya aku dapat bersembunyi. Kurapatkan jaket hoodie dan kupegang erat senterku. Tiba tiba ada teman lelakiku (aku tak perlu menyebut namanya. Malah membuat diriku di elu elukan. Hiks) menepuk lenganku. "Hai." terkejut, aku membalas sapaanya. Namun aku terkaget, tiba tiba ia menyobek tubuhnya, berubah menjadi pimpinan orang gila itu. Aku teringat pesan guru Sastraku. 'Orang gila biasa dilepas saat purnama'. Gluk. Menelan ludah, aku menampar pipiku agar bangun dari mimpi. Dan aku berhasil.

Lucid DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang