Part 1

23 2 3
                                    

"Ayo berdiri yang rapi!, buat satu barisan supaya saya bisa leluasa melihat wajah kalian!" Tutur pak budi, yang memberikan perintah bagi murid-murid yang pagi itu terlambat.

Murid-murid satu persatu maju dan membuat satu barisan. Pak Budi nampak memperhatikan wajah murid terlambat satu persatu. Dan kemudian terkejut....

"Heiii! Kamu!" Ucap pak Budi sambil menunjuk sharon.
"Iya, pak" Jawab sharon dengan lugu, seakan sudah tahu apa yang akan dikatakan pak Budi selanjutnya.
"Kamu... Ketua OSIS kan?" Tanya pak budi dengan mimik tegang
"Ehhh..hm iya pak" sharon menjawab dengan ragu-ragu
"Ketua OSIS kok seperti ini? Inikah contoh yang baik dari seorang ketua osis? Terlambat?" Ucap pak Budi dengan nada kesal

Sontak ucapan pak budi membuat para murid yang terlambat langsung bereaksi.

"Huooooooooooo" teriak murid-murid yang terlambat dengan sedikit kesal. Teriakan itu di tujukan untuk sharon, ketos mereka.

Hal ini mengundang banyak pembicaraan.
"Hhh! Ketos kok gitu? gw heran deh kenapa sih waktu itu dia kepilih!" Ucap Fanda siswa kelas XI-C
"Emang! bayar berapa sih dia waktu itu. Mentang-mentang cantik aja, makanya banyak yang pilih! Anjirr" Lanjut Lia teman yang juga sekelas dengan Fanda.
"Yaelah iya cantik, secara dia kan cabe! Upss(sambil menutup mulut)" Ucap Fanda dengan mimik wajah yang sangar.

Pembicaraan mereka tidak sengaja
Terdengar oleh Fani, teman sharon.
Fani sendiri sering di juluki strong women, karena gayanya yang tomboy dan juga sangar. Murid kelas XI-B, juga sempat memukul beberapa lelaki sendirian dan sempat di urus di ruang BP.

"Heehh!(mendorong pundak Fanda) maksud lu apa? Katain temen gw cabe, ngaca woy ngaca, trus lu apa Lonte?" Jawab Fani, yang berusaha membela Sharon
"Apa? Lonte? Lu kali yang Lonte!. Dari tampang aja udah amburadul!, semalam berapa lu?" Ucap Fanda.

Lantass...Pak Budi yang mendengar pembicaraan mereka langsung datang dan melerai.
"Sudah-sudah jangan ribut. Kalian ini seperti sekolah di kampung aja!, ngomongnya kayak orang kampung." Ucap pak budi yang berusaha menenangkan keadaan.

Sharon tampak diam dan dingin sedingin es. Dia sebenarnya sudah tahu tapi dia sendiri memilih cuek dan tak menghiraukan kata-kata orang yang membencinya.

"Oke anak-anak! Kalian boleh masuk ke kelas kalian masing-masing." Ucap pak budi, memberikan arahan pada semua murid.
"Baikk pak" jawab para murid.

Sharon tampak berjalan sendirian. Seperti biasa, dia memang selalu sendirian. Ya ketos, yang jarang bersosialisasi dengan siswa-siswa lain ini, membuatnya banyak di benci dan tidak di sukai.

Tapi dia hanya biasa-biasa saja, cuek. Dia tidak peduli.

Dengan tegap, dagu di angkat, wajah datar, rambut di gerai dengan seragam rapi dan rok yang agak di press, sharon melangkah masuk ke dalam kelas

"Pagi bu, Maaf saya terlambat. Saya janji, saya tidak akan melakukan kesalahan yang sama." Ucap sharon
"Iya oke, sekarang kamu duduk saja." Jawab bu mery, guru mtk di kelas XI.

Lalu di susul dengan Fani yang berada tepat di belakang sharon.
" haii buu" ucap Fani sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke bu mery.
"Maaf saya terlambat bu, heheh" lanjut Fani.
"Kamu ini, setiap pelajaran saya terlambat terus..mau sampai kapan kamu berubah Fani.." Ucap bu mery dengan wajah yang terlihat marah.
"Heheheh(mengaruk kepala), saya janji deh nanti saya nggak terlambat lagi." Fani tampak gugup dan malu.
"Halahhh!(membanting tangan ke meja), kamu itu cuma manis di bibir saja!" Tepis bu mery
"Hah?? Emang saya peribahasa? Manis di bibir saja?" Ucap fani, yang semakin menjadi-jadi.
"Sudah sama duduk" bu mery yang sudah kesal, menyuruh Fani duduk
"Makasih bu mery yang cantik bagaikan bunga bakung di taman" Rayu fani kepada bu mery.

Bu mery hanya tersenyum malu, dan kemudian melanjutkan materi nya.

HAI, Happy reading ya! . Tunggu kelanjutan ceritanya yah.
Memuat...

I Still LOVE My BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang