pertemuan dua keluarga

31 7 2
                                    

Malam ini, malam yg membuat senyum seorang Verolia grland alexsander Karna di malam ini keluarganya berkumpul. Mama, papa-nya akan berada di sampingnya, duduk satu meja dengannya. Tpi apa mungkin perasaan kedua orang tuanya sama dengan dirinya?

###############
Di cafe choco, keluarga Alexsander dan Grio akan memulai makan malamnya bersama.

Verolia menatap cowo di depannya dengan tatapan dingin, sementara cowo itu menatapnya datar.

"Mari kita mulai makan malamnya"
Ujar papa Verolia.

Semua orang memulai makan, Verolia tersenyum tipis. Cowo di hadapanya tak sengaja melihat senyum itu, itu... senyum kerapuhan 'kan?

Setelah makanan mereka habis,
Gastan berdehem mencoba mencairkan suasana.

"Verdi, aku ingin mengenalkan dia. Putri ku, namanya Verolia. Yg sudah aku katakan kepada mu, dia cantik 'kan?"
Ucap Gastan dengan nada bersahabat, nada suara yg seakan memuji putrinya.

"Iya, dia sangat cantik. Wajahnya sangat mirip dengan mu Gastan hanya saja matanya milik Glori"
Verdi memperjelaskan kemiripan Verolia ke ortunya.

"Kau bisa saja, jelas dia mirip aku kan aku papanya."

DEG

Pertama kalinya Verolia mendengar Gastan mengakuinya.

"Vani kau tak ingin memperkenalkan putra mu?"
Glori memandang cowo yg seumuran dengan anaknya.

" eh, iya kenalin. Dia putra kedua ku, namanya Varolio. Satu sekolah dengan lia 'kan?"
Vani mulai berucap.

"I...iya tan, kita satu angkatan hanya beda kelas," Verolia menjawab sambil melirik varolio

"Wah bagus dong, kalian bisa makin akrab." Seru Glori senang.

Verolia menyunggingkan senyum miringnya, sakit hatinya melihat sikap orang tuanya yang berbanding balik pada dirinya.

"Gimana klo kalian jalan-jalan aja, biar makin akrab. Varo antar lia keliling kota, sekalian pulang bareng ya?!" Usul Verdi dengan senyum di wajahnya.

"Benar tu, Lia kamu pulang bareng Varo ya. Papa ada urusan sama mama kamu." Tambah Gastan.

Varo menatap Lia tajam. Ia melihat wajah itu dingin dan datar dalam detik yg sama.

"Ydh, Varo pulang duluan"
Varo berdiri di ikuti dengan Lia.

"Lia juga"

Keduanya pergi keluar cafe, Verolia ingin membuka pintu mobil Varo namun pergerakannya terhenti. Varo lebih dulu membukakan pintu untuknya.

"Thx" Lia masuk kedalam mobil dengan aura dinginnya.

Varo memutari mobil dan ikut masuk kedalamnya, suasana hening menemani mereka.

"Thx"
Ucap lia tiba tiba.

"For?"

"Karna udah buat gw liat sikap palsu mereka"

"Maksud?"

Lia menghela nafas, sakit di dadanya semakin menjadi jadi.
"Untuk yg pertama kalinya gw di anggap di kluarga gw sendiri"

Lia menatap Varo dengan mata berkaca kaca.

"Lu orang pertama yg bisa liat sifat dingin gw"

Varo menepikan mobilnya di pinggir taman.

"Dan lu cewe pertama yg bisa duduk di mobil gw"
Ucap Varo dingin.

"Turun!" Perintahnya

Lia turun dari mobil Varo, lalu pergi mengikuti langkah Varo yg berjalan masuk.

DANAU!

Lia benci danau! Sangat.
Karna danau adalah tempat yg mengingatkannya akan seseorang, orang yg ingin menjadi senderannya.

"Ini tempat yg membuat gw percaya akan cinta, Dulu"
Varo menatap benci hamparan danau itu, di danau ini cewe yg ia cintai tiada.

"Di danau ini gw kehilangan orang paling berharga"
Tambah Lia menatap danau itu dengan rapuh.

Varo melirik Lia, dia tau seberapa rapuhnya Lia sekarang. Sorotan mata itu tak bisa di bilang bercanda.

"Gw tau seberapa indahnya danau ini, tapi gw lebih tau seberapa buruknya danau ini dia telah melenyapkan nyawa, dengan ke indahan danau yg hanya semata tak bisa menutup sempurna ke burukkannya. Sama kaya lo! Lo cuma mengalihkan tatapan orang lain dengan senyuman palsu lu, lo juga udah bikin diri lu tampak sempurna dengan dekat sama Glodio dan punya sahabat sefamous Dinda, tpi dibalik itu semua lu hanya sosok yg rapuh. Dengan hati yg hancur... right?"

Benar ucapan Varo sangat benar, tapi gimana dengan Varo yg sama-sama menyimpan Rahasia di balik tatapan dan sifatnya.

"Lo juga sama 'kan, lo cuma mau membuat benteng di sekitar hati lo yg rapuh. Lo gk mau menunjukkan betapa bancinya lo ketika kehilangan 'dia' "

Tubuh Varo membeku, pandangannya menajam. Mencari objek lain agar tak bertemu dengan tatapan menghakimi milik Lia.

"Seberapa dalam lu mengetahui tentang gw ?"

Lia menepuk bahu Varo dan berkata.

"Jadi orang jangan bego bego banget napa, gw sepupu sahabat lu, Glodio dia abang gw. Jelas gw tau itu dari dia"

Tawa Lia kembali, suara yg ia keluarkan juga tak kaku. Semua sifat palsunya kembali.

"Gw lebih suka lo yg asli , terlihat menyedihkan jika kepalsuan lu kembali"
Guman Varo dingin, dan tatapan dalam pada iris mata Lia. Membuat Lia berhenti tertawa dan mendatarkan wajahnya.

"Seenggaknya gw cukup terhibur dengan drama yg gw main kan,"
Lia mengambil beberapa batu krikil dan melempar kencang ke dasar danau, membuat percikkan air mengenai rumput.

"Drama yg membuat lu sakit?"

"Bukan, takdir yg lebih membuat gw sakit. Sama dengan lo?"

"Ya, tapi lo lebih menyedihkan dari gw"

"Yayaya seterah lo, kita pergi dari tempat ini! Gw terlalu muak dengan kepalsuannya"

Varo berdehem mengiya kan permintaan Lia, mereka berjalan menuju mobil . Varo melajukan mobil itu ke rumah Lia , mengantarnya pulang dengan senyum tipis sebelum melajukan mobilnya lagi kerumahnya.

########################

Setelah mengganti baju dan makan, aktivitasnya sekarang membaca novel. Deru mobil terdengar di telinganya, pasti orang tuanya baru sampai.

"Kamu menjadikan dia barang?"

"Klo iya kenapa? Lagian apa gunanya dia hidup tanpa menghasilkan uang"

"Bukan nya perjanjian kita hanya menikah? Tak ada penjualan anak"

"Lo perduli sama dia?, klo gitu lo urus dia sebelum gw nyerahin dia ke keluarga Grio dan menjadikannya barang"

"Ogah, untuk apa aku ngurus dia, klo dianya aja gk bisa di andelin. Ya sudah semua terserah kamu"

"Hm, masuk kamar gih. 3 hari lagi persidangan pertama akan berlangsung"

Glori mengangguk dia memasuki kamarnya, Gastan berjalan ke luar rumah kembali ke apartemennya untuk mempercepat sidang perceraian.

Tanpa mereka ketahui Verolia berada disana dengan aura dingin dan wajah datar, tangannya terkepal membuat buku buku tangannya memutih.

Hal terburuknya terjadi, semuanya berakhir setelah meninggalnya kakek dan nenek nya.



couple brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang