Line 7 | Girl in The Tower

4.3K 283 17
                                    

.

.

.

LINE 7

Girl in The Tower

.

.

.

"Tolong izinkan aku tinggal denganmu!"

Raven menghela napas. Gadis berambut coklat di depannya itu sudah mengatakan hal yang sama berulang kali. Mereka kini sedang duduk berhadapan di salah satu meja yang ada dalam perpustakaan di kediaman Kniga. Gadis itu tiba-tiba saja datang bersama Iris dan Sive, padahal matahari baru saja muncul dari ufuk timur.

Gadis yang memperkenalkan dirinya sebagai Sophia Rosewood itu memintanya untuk tinggal dengan pemuda itu, padahal Raven sendiri tidak punya tempat tinggal untuk menetap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis yang memperkenalkan dirinya sebagai Sophia Rosewood itu memintanya untuk tinggal dengan pemuda itu, padahal Raven sendiri tidak punya tempat tinggal untuk menetap. Namun bukan hal itu yang ia pusingkan, melainkan bagaimana bisa gadis itu memaksa untuk tinggal bersama dengannya padahal mereka belum pernah kenal sebelumnya.

Oleh karena itu, Raven mengajaknya untuk berbicara empat mata tanpa gangguan dari Kniga maupun Sive dan Iris yang menatap mereka berdua dengan tatapan aneh.

"Dengar, Nona Rosewood. Kita belum pernah bertemu sebelumnya dan kau memintaku untuk mengizinkanmu untuk tinggal denganku? Apa kau sedang bercanda?" Raven berusaha untuk tidak kesal meskipun pada akhirnya suaranya meninggi. Pagi baru saja datang dan ia sudah kesal seperti ini, bisa-bisa ia badmood selama seharian penuh.

"Malam itu bukan pertemuan pertama kita! Apa kau tidak ingat malam saat sekelompok vampir datang menyerang desa beberapa hari yang lalu. Kau ada di sana dengan teman-temanmu, kan?" Raven hanya diam saja dan mengalihkan tatapannya pada mata hijau itu. "Lalu, izinkan aku bertanya satu hal. Apa kau seorang vampir?"

"Aku bahkan belum mengizinkanmu bertanya." Gadis di depannya membeku. "Ya, aku seorang vampir. Memangnya kenapa?"

Kening Sophia merengut. "Hanya ingin memastikan. Lalu, apa kau juga seorang manusia serigala?" Sophia memiringkan kepalanya sementara Raven memperbaiki posisinya. "Rasanya aku pernah melihat manusia serigala yang mirip dengamu—ah, maksudnya bukan mirip secara fisik, tapi, emm.., apa ya? Mungkin seperti aura? Atau tatapan matamu, ya?"

Raven menghela napas panjang. Dalam hatinya, Raven memuji ketajaman ingatan Sophia, "Kau punya ingatan yang bagus, Nona. Aku juga seorang manusia serigala dan itu juga tak akan berpengaruh pada persetujuanku untuk membiarkanmu tinggal denganku. Memangnya apa alasanmu memilih untuk tinggal denganku?"

Sophia masih belum mengerti tentang pemuda di depannya. Bagaimana bisa manusia serigala dan vampir ada dalam satu tubuh? Tapi ia tidak terlalu penasaran—ah, bukan, ia benar-benar penasaran, hanya saja ini bukan waktu yang tepat. Ia bisa menanyakannya nanti jika Raven mau mengizinkannya tinggal dengannya. Sekarang ia harus berpikir alasan yang tepat agar Raven mau menerimanya.

Roses | Book 1 of 2 (Sudah Terbit!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang