-01

40 10 1
                                    

"Nisya!! "

Teriak Risma sambil melambaikan tangannya. Nisya melangkahkan kakinya menghampiri Risma yang sedang duduk di pinggir lapangan sekolah, yang kebetulan sekolahnya sedang mengadakan turnament . Ramai orang beradatangan dari sekolah lain untuk memberikan dukungan pada tiap sekolah nya.

"Dari tadi disini Ris?"
Nisya duduk di pinggir lapangan menyamakan posisi duduk nya denga Risma yang sedang asik menonton pertandingan sekolah itu. sebetulnya Nisya tidak begitu suka dengan suasana ramai dan keriuhan sekolah pada hari itu, karna itu justru membuat nya agak risih dan sulit untuk beraktivitas.

"Iya nih, lo dari mana aja sih?" tanya Risma kesal

"Gua habis dari perpus tadi, nih minjem beberapa buku buat ujian kimia besok" jawab risma sembari menunjukan tumpukan buku yang di bawanya.

Nisya memang terkenal anak yang pandai dan rajin, tak heran jika banyak yang mengagguminya. ditambah dengan wajahnya yang sangat manis, mampu membuat sepasang mata siapapun yang melihat tak akan berkedip menatap nya.
Nisya dan Risma sudah bersahabat sejak mereka duduk di bangku SMP dan kini mereka bersama lagi duduk di bangku SMA kelas XI IPA 2.

Risma sudah seperti saudara bagi Nisya. Risma tahu betul bagaimana keluarganya, dan Nisya pun menjadikan Risma tempat Ia berkeluh kesah selain kepada bundanya. Karna bagi Nisya, Risma lah yang mampu memahaminya.

"Ce ilaaahhh, rajin amat neng. Nyalin punya orang juga bisa kale, lagian ya tanpa lo belajar pun lo tuh udah pinter nis. Udahla kasih gua kesempatan buat nyaingin lo"
ucap Risma yang membuat Nisya sontak ikut tertawa.

Risma memang sangat humoris, nilai humornya tinggi lain dengan Nisya yang sangat pendiam

***

"Mau ikut balik bareng gua?" suara Damar. Ia ketua osis di SMAN BAKTI HUSADA Teman sekelas Nisya, dia juga salah satu yang dekat dengan Nisya, dia sangat baik dan perhatian terhadapnya. Nisya yang sedang merapikan buku-bukunya untuk segera pulang kerumah, terkejut ketika Damar tiba-tiba datang menghampiri nya.

"aku pulang sama Risma maaf ya, lain kali aja gimana?" Nisya menolak tawaran Damar sehati-hati mungkin

"Gua balik sama Aldo, lo balik bareng Damar aja Nis udah sore juga" ucap Risma yang tiba-tiba datang dengan Aldo

"Ya.. Yaudah kalo gitu aku naik angkutan umum aja gapapa ko heheh" ucap Nisya yang agak mulai canggung, karna ia bingung harus menolak dengan cara apa lagi kepada Damar.

Jujur karna Ia tidak mau semua murid di sekolah nya mengetahui kalo Nisya dekat dengan Damar. Karna banyak penggemar fanatik Damar yang sangat nekat jika ada yang berani mendekati Damar. Fikir Nisya Ia hanya tak  ingin membuat masalah atau keributan di sekolah ini. Rasanya malas berurusan dengan siswi pembuat onar.

Setelah selesai merapikan buku-bukunya Nisya segera berpamitan untuk pulang tanpa fikir panjang.

"Aku pulang duluan ya kalian semuanya hati-hati" pamit Nisya dan langsung bergegas meninggalkan ruang kelas

Nisya berjalan menyusuri koridor sekolah, hari sudah semakin sore mataharipun mulai tenggalam bergantian dengan bulan. Senja merah membuat sore ini semakin Indah. Namun disekolah ini masih cukup ramai, banyak murid yang belum menghentikan aktivitasnya.

***
"Aku cari kamu kemana-mana ternyata udah disini, cepet juga jalannya heheh" Damar datang menghampiri Nisya yang duduk di halte dekat sekolah.

Menunggu angkutan umum beralalu lalang, namun sayang nya tak satupun angkutan umum yang lewat seperti biasanya. Nisya pun terkejut ketika Damar datang menghampirinya.

Ia takut ada murid SMAN BAKTI HUSADA yang mendapati mereka sedang berdua.

"Kamu ngapain kesini harusnya kamu pulang, ini udah lumayan gelap nanti kamu kemalaman pulang nya" ucap Nisya agak kikuk, ia juga bingung mau mengusir Damar dengan cara apa. Karna Ia juga takut menyinggung perasaan Damar

"Nah justru hari udah makin sore, gelap pula terus gua mau biarin lo diem disini aja gitu? Ngebiarin lo kedinginan sampe malem cuma buat nungguin angkot? "

"Udahlah Nis kalo alesan lo cuma takut sama siswa Bakti Husada itu gak masuk akal. Kita kan temenan satu kelas jadi wajar dong kalo kita deket, lagipula toh kita emang temenan kita satu sekolah satu kelas kenapa mereka harus ribut" belum sempat Nisya menjawab. Damar kembali melanjutkan pembicaraan nya, dengan nada yang agak sedikit emosi.

"Sekarang, gak ada alesan lo buat nolak. Naik ke motor gua, atau gua tetep disini sama lo" pertanyaan itu membuat Nisya sedikit terkejut. Ia terjebak dalam pertanyaan Damar.

Namun Ia memilih untuk diantar Damar, karna ia takut semakin banyak murid yang melihat mereka berdua.

"Aku ikut kamu deh"ucap Nisya pasrah. Mengingat tubuh mungilnya itu sudah sangat lelah.

"Oke, ini helm nya. Hati-hati naiknya pegangan gua aja gapapa ko"ucap Damar yang membuat Nisya semakin kikuk

Selama di perjalanan tak ada yang berani membuka suara, keheningan tercipta sepanjang perjalanan pulang. Damar bingung memikirkan harus mulai dari mana untuk memulai percakapan.

"Habis ini belok kanan ya, itu rumah ku yang cat putih"ucap Nisya membuka suara menunjukkan jalan rumahnya.

"Oke siap" Damar menghentikan laju motornya tepat di depan gerbang rumah Nisya.

Nisya pun turun dengan hati-hati karna tubuhnya yang mungil itu agak sulit menaiki motor Damar yang tinggi.

"Makasih ya, maaf jadi ngerepotin gini. Mau masuk dulu gak?" ucap Nisya yang merasa tidak enak karna sudah merepotkan Damar mengantarkan kerumah nya yang cukup jauh dari sekolah.

"Itu udah kewajiban gua jagain lo, so pliss gausah bilang gak enak atau apalah. Gua gabisa mampir sekarang nih udah sore juga, lain kali aja thanks buat tawaranya. Salam buat orang rumah" ucap Damar yang agak membuat Nisya bingung, maksud dari kewajiban menjanganya itu apa?

"Gua balik, gua sayang lo nis" jleb! Ucapan Damar mampu membuyarkan lamunan Nisya.

setelah sadar dari lamunannya, Nisya sudah tak lagi melihat motor itu terparkir di depan rumahnya. Damar langsung melajukan motornya kencang.

Tanpa basa basi Nisya langsung masuk kedalam rumah nya untuk segera beristirahat.

Sebetulnya Ia sangat malas untuk pulang, karna di rumah ini membuat Nisya terbayang-bayang ayah nya.

Nisya rindu ayahnya, rindu di perhatikan ayah nya, rindu dimanjakan ayahnya. Namun kini, hanya bunda nya yang ia miliki. Nisya tetap bersyukur karna ia masih diizinkan memiliki bunda yang sangat baik hati, setelah ia tak di izinkan tuhan untuk bersama ayah nya.

Nisya mendapati bundanya yang sedang tertidur pulas diatas sofa, sepertinya ia sudah menunggu Nisya sedari tadi. Nisya sangat tidak tega melihatnya

"Bunda Nisya pulang" dengan suara yang lembut Nisya membangunkan bundanya. sebenarnya Ia tidak tega untuk membangunkannya, namun Ia lebih tidak tega melihat bundan nya tertidur diatas sofa.

****
Hay thanks yang udah baca, ditunggunih vote dan komen nya ya heheh^^ tunggu part selanjutnya ya 😂

POorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang