-02

33 9 2
                                    

"Bunda Nisya pulang" dengan suara yang lembut Nisya membangunkan bundanya. sebenarnya Ia tidak tega untuk membangunkannya, namun Ia lebih tidak tega melihat bundan nya tertidur diatas sofa.

"Kenapa kamu baru pulang nis, bunda khawatir" begitu Bundanya bangun ia terlihat sangat khawatir. 

Nisya sangat merasa bersalah sudah membuat bundanya secemas itu.

"Tadi angkutan umum nya jarang yang lewat, jadi aku nunggu lama. Maaf ya bun udah bikin buat se khawatir ini" ucap Nisya sembari memeluk bundanya

"Yaudah sekarang ganti baju, mandi, makan ya habis itu kamu istirahat. Kerjain PR dulu kalo ada" titah bundanya dengan sangat lembut

"Siap bun" Nisya langsung beranjak pergi meninggalkan bunda nya, dan tak lupa mencium bunda nya terlebih dulu

****
"Bun yang ini aja gimana?" malam ini Nisya dan sang bunda pergi ke salah satu pusat pembelanjaan di Bandung. Mereka asik memilih pakaian untuk dipakai besok malam ke acara pernikahan.

"Ini sudah saya pilih duluan mba"

Nisya yang mendapati bundanya yang sedang bercengkrama dengan seorang wanita, berniat untuk menghampiri sang bunda. Namun dari ke jauhan terlihat mereka seperti sedang memperebutkan sesuatu.

"Ada apa bun?" tanya Nisya heran

"Ini baju yang kamu pilihin tadi dia ambil" jawab bundanya kesal

Perdebatan terus terjadi. Sehingga membuat mereka menjadi pusat perhatian, dari kejauhan datang seorang lelaki paruh baya menghampiri mereka. Nisya seperti tak asing melihat sosok lelaki itu.

"Ada apa mah?"ucap lelaki itu.

Nisya menatap lelaki itu dengan cermat, Ia perhatikan gerak-gerik nya. Nisya sangat terkejut ketika ia menyadari siapa seorang lelaki itu.

"A.. A. Ayah!"

Tangis nya pecah tak terbendung lagi, Nisya lari meninggalkan mereka disana. Hati nya belum siap menerima kehadiran ayah nya kembali. Setelah ayah nya berhasil menghancurkan kebahagiaan nya, merusak semua harapan yang Nisya miliki.

Ayah nya tak tahu seberapa hancur nya perasaan Nisya. Dia sangat hancur, lebih dari sekedar hancur. Nisya benci ayah nya. Tak heran jika Nisya tak mau lagi bertemu dengan ayahnya. Rasanya Ia lebih memilih untuk tidak bertemu ia sama sekali ketimbang harus bertemu tetapi ia dengan wanita lain.

***
Pagi ini Nisya akan menghadapi ujian kimia nya. Setelah kejadian semalam pikiran Nisya semakin kacau. Ia sulit berfikir dengan jernih, Nisya tak tau kenapa harus bertemu dengan makhluk itu lagi. Nisya benci makhluk itu yang lagi-lagi kembali membuatnya hancur

"Bengong mulu!" Risma berhasil membuyarkan lamunan sahabat nya itu. Risma paham betul pasti ia sedang berada dalam masalah besar. Risma memilih untuk membiarkan ia tenang sampai ia mau mulai bercerita.

"Gua mau ijin sekolah ya, gua kayanya ga kuat buat masuk hari ini. Gua ga enak badan banget nih" Nisya merapikan kembali buku-bukunya untuk kembali pulang, sungguh fikiran nya kacau. Membuat ia semakin tidak berdaya lagi.

"Baru dateng Nis, mau balik lagi? Lo sakit? Gua antet deh klo gtu sma Aldo ya? Apa mau sama Damar aja?"

"Gamungkin lah lo pulang naik angkutan umum, kalo lo pinsan ngerepotin semua orang nanti"

Damar!

Kenapa kini nama itu kembali terngiang setelah ia sama sekali tak memikirkannya lagi. Sial! kenapa semua orang membuat fikiran nya hancur. Setelah Damar mengantar Nisya kemarin, banyak pertanyaan yang terlintas dalam benak nya yang sulit sekali ia pahami.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang