01

4K 145 4
                                    

REPOST‼️

Cerita ini pindah ke aplikasi Karya Karsa ya😊💕

Beberapa part akan tetap post disini, "bagi yang mau" baca kelanjutannya, silahkan baca di aplikasi KK :)

Terimakasih atas dukungannya sejauh ini, mohon dimengerti ya keputusan ku😉

Terimakasih atas dukungannya sejauh ini, mohon dimengerti ya keputusan ku😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»«

Sudah hampir satu bulan Nabila bersekolah di sini. Menjadi sekretaris kelas adalah sebuah kewajiban bagi Nabila setelah ditunjuk secara sah oleh teman sekelasnya. Mencatat ke depan ketika di perintah. Dan susahnya, catatannya sering ketinggalan. Untung tiga teman dekatnya saling membantu.

Mereka adalah Tia, Mia, dan Via. Mereka selalu ber-empat kemana-mana. Kecuali jam istirahat, entah alasan apa Nabila tidak mau di ajak ke kantin. Yang dia katakan selalu nggak apa-apa. Membuat ketiga temannya bingung.

"Nabila, nanti kalau bel udah bunyi, kamu antar buku sama spidol ibuk ke ruangan guru ya. Taro aja di meja ibuk," perintah buk Desi selaku guru kimia.

"Baik buk," balas Nabila.

Setelah semuanya selesai di catat di papan tulis, Nabila menutup spidol dan buku cetak untuk di antarkan ke meja bu Desi.

"Tia, nanti catatan lo gue bawa pulang ya." Ucapnya sambil menyimpan spidol ke dalam kotak pensil milik bu Desi.

"Oke Nab, dikit lagi kok." Sahutnya tanpa melirik Nabila.

"Eh Nab, mau kemana?" tanya Mia.

"Ini, mau nganterin spidol sama buku ke meja buk Desi." jawabnya.

"Oh yaudah, ti ati," ujarnya.

Nabila mengangguk. Dan setelahnya gadis itu menuruni tangga untuk menyebrangi lapangan agar sampai di ruang majelis guru.

Ruang majelis guru itu berada tepat di samping XII IPA 6 tepatnya di lantai dua.

"Sen.. Sen, bidadari lo tuh!" ucap seorang cowok bernama Soni Septian pada seorang cowok yang sedang melamun di meja guru. Biasa kalau lagi free, cowok berbadan tinggi, berkulit kuning langsat itu selalu mem-booking meja guru sampai jam habis. Alsannya karena kursi guru itu empuk, layaknya sofa di rumah.

"Mana-mana?" ucapnya tergesa-gesa menghampiri Soni yang sedang berdiri di belakang pagar tembok setinggi dada itu.

Cowok yang baru keluar itu pun melirik ke arah lapangan. Dimana seorang gadis dengan langkah santai menuju ruangan Guru.

"Serius lo suka sama berondong?" tanya Soni.

"Emang kenapa?" balasnya balik bertanya.

"Ya.. masa sama adek kelas. Masih kelas sepuluh lagi," gidik Soni.

ARSENABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang