PART 19: Farouqa mengungkapnya

2.2K 55 3
                                    


Tour Eiffel, Paris

Dua insan ini telah menginjakkan kaki mereka di menara yang iconic di Paris ini. Menatap hiruk pikuk kota; menikmati lembayung senja. Lelaki yang rela ditentang oleh ayahnya demi menemani Zayna untuk pergi ke Paris itu mencoba merilekskan dirinya sebelum memberi hadiah pada Zayna yang nampak serius memotret kehidupan di kota yang romantis ini.

"Zee..." Fazza sukar menahan gugup nya.

Zayna menoleh menyahuti sumber suara tersebut. "Sana Helwa..." ucap Fazza lantas memberikan kotak berwarna silver dan flowers bouquet yang baru ia terima dari ajudan nya di sekitar Paris.

Zayna mengerutkan keningnya bingung.
"Terimakasih" balasnya kemudian menerima hadiah dari Fazza.

"Belum sempurna bila aku tak membacakan yang satu ini padamu"  sambung Fazza seraya mengambil selembar kertas dari saku celananya.
Untuk kedua kalinya, dengan saksi menara romantis ini dan lembayung senja. Lagi-lagi Fazza mampu membuat Zayna bingung untuk berucap.

Your lip are too sweet,
Try to decrease the amount of sugar in them.

My heart that loves you,
Forgets everything and unknowingly goes after you.

If you leave, my heart will announce of its morning.
And my life's pleasure begin when i met you.

That's it!
I have decided to leave you
I'm so tired to being happy with you.

I want to know how it's like to be sad
And want to share it with you

Wanita yang berdiri di depannya ini kemudian menyeringai sembari memeluk kotak hadiahnya. Ayolah, Zee. Fazza hanya membacakan puisi. Bukan mengungkap perasaannya!

"Kau tak ingin membukanya?"

"Aku pikir harus dibuka di rumah saja" jawab Zayna singkat.

"Baiklah, setelah ini akan masuk waktu maghrib. Sebaiknya kita shalat dulu. Aku punya sahabat muslim, rumahnya di sekitar sini" jelas Fazza lantas mengajak Zayna untuk shalat di rumah ajudan pribadinya di Paris.

Sesampainya disana, Zayna cukup dibuat takjub dengan dekorasi rumah yang Fazza katakanㅡrumahㅡsahabatnya.

Ajudan Fazza pun mempersilahkan mereka untuk segera mengambil wudhu dan mendirikan shalat.
Setelah semuanya usai, pemilik rumah menjamu mereka dengan makan malam bersama. Sebenarnya Fazza tak mengapa. Namun, Zayna tak biasa pulang malam, apalagi dengan lelaki. Kalaupun pernah, mungkin dengan om Hassan. Itupun tante Maryam juga ikut dengannya.

Sedari tadi Zayna hanya memainkan jemarinya seraya menunggu menu yang sedang di siapkan. Dirinya dan Fazza hanya berdiam diri di meja makan ini. Ya, hanya mereka berdua. Karena tuan rumah sedang menyiapkan jamuan istimewa bagi Putera Mahkota dan wanita yang dibawanya.

"Apa sebaiknya kita pulang saja?" Zayna sengaja menyenggol tangan Fazza yang duduk anteng disampingnya.

"Kau ingin pulang?"
"Baiklah, ayo pamit" ajak Fazza.

Mereka menghampiri isteri ajudan Fazza di dapur yang sedang memasak dinner untuk mereka.

"Deena," panggil Fazza kepada isteri ajudannya di dapur.

Zayna Hanafie (Dear, Hamdan Bin Mohammed 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang