Ketika cinta harus dirasa, dimengerti dan dikejar.
Seorang yeoja menunggu hasil interview dari bagian HRD, ia tak tenang, beberapa kali beranjak dari tempat duduk lalu duduk kembali, kejadian itu berulang.
"Kwon Yuri." Ia terperanjat begitu namanya dipanggil oleh HRD.
"Ne." Jawabnya yang langsung berdiri, lalu mendekat ke meja HRD.
"Kau diterima menjadi Office Girl di perusahaan ini, selamat." Wanita berumur 40 tahun menjabat tangan Yuri sebagai tanda bergabungnya Yeoja itu di perusahan mereka.
"Jinjja?????????? Gomawoyo, aku sangat terharu bisa menjadi bagian perusahaan ini." Yuri membalas jabat tangan sang HRD dengan kuat, membuat Wanita itu sedikit kesakitan.
"Arraso, kau mulai masuk kerja besok. Ini seragammu, jangan sampai terlambat. Kau harus bisa masuk sebelum karyawan lain masuk, kau ingat itu kan?"
"Neeeeeee. Aku ingat dan aku akan menjalankan sesuai peraturan perusahaan ini. Gomawooooooo."
Yuri mengambil seragamnya dengan senang hati, ia menjabat tangan serta mencium punggung tangan sang HRD, ini tentu saja mengundang tawa beberapa staff di bagian HRD yang melihat tingkah Office Girl baru seperti Yuri. Yeoja itu undur diri begitu selesai dengan tanda tangan kontrak kerjanya yang akan di mulai esok hari, namun ia bagai patung, merasa dunia ini berhenti ketika seorang gadis memasuki ruang HRD.
"Aku mau laporan produktifitas karyawan untuk 3 bulan terakhir ini, aku tunggu laporannya sebelum jam makan siang." Lalu gadis itu pun pergi begitu saja tanpa berdosa.
Helaan nafas di dengar oleh Yuri dari beberapa staff yang ada di ruang tersebut, tetapi Yuri tidak mempedulikan hal itu, yang ia pedulikan yakni gadis tadi, gadis yang tanpa ekspresi datang lalu pergi sesuka hati.
"Kita tidak akan makan siang lagi jika sudah seperti ini." Ucap salah satu staff. Kepala HRD yang mewancarai Yuri hanya menepuk bahu relasinya.
"Kerjakan saja dan jangan mengeluh."
"Ehm, jika boleh tau siapa gadis tadi, Park-ssi?" Yuri memberanikan diri bertanya pada kepala HRD.
"Gadis? Kau gila sampai menyebutnya gadis? Dia itu Presdir perusahaan ini." Sahut staff lelaki yang mendengar Yuri bertanya.
"Joon-ssi benar, dia adalah Presdir perusahaan ini, itu berarti dia adalah atasan diatas atasanmu, Yuri-ssi. Dia pewaris tunggal perusahaan ini."
Yuri menelan ludah setelah tau tentang gadis yang sudah mampu membuat dunia ini seakan terhenti.
"Park-ssi, jika demikian apa aku boleh bekerja di gedung tempat Presdir berada?"
Semua staff tertawa serta terbatuk mendengar permintaan aneh Yuri.
"Kau yakin? Jika kau bisa bertahan 1 bulan, kau hebat. Karena tidak ada yang tahan bekerja di gedung Presdir." Tantangan pun mulai datang dari staff yang lain.
"Um, aku yakin!" Yuri begitu semangat, setelahnya ia benar-benar undur diri. Yuri keluar dari perusahaan transportasi terbesar di Seoul dengan riang, ia menatap perusahaan yang selama ini ia impikan untuk bisa masuk menjadi bagian di dalamnya. Yuri tersenyum saat melihat nama perusahaan "Jung-Le Corp" sangat besar di muka gedung, semakin tersenyum ketika mengingat Presdir barunya. Yeoja itu melanjutkan perjalanannya menuju tempat tinggalnya dengan bernyanyi atau bersenandung menggambarkan perasaannya saat ini.
"Yuriiiiii pulang, yuhuuuuu~" teriaknya saat memasuki sebuah flat yang hanya mempunyai dua ruangan, ruang utama dan ruang tidur. Ruang utama dipergunakan untuk semua, menonton tv, memasak serta tempat penyimpanan barang-barang, bisa dibayangkan betapa sempitnya flat tersebut, terlebih bukan Yuri saja yang tinggal disana.