Rubik -- Step Three

348 55 31
                                    

Ketika cinta harus dirasa, dimengerti dan dikejar.

Yuri benar-benar tidak menyangka bahwa hari ini, di gedung ini ia dipertemukan dengan Presdirnya- ralat-- mantan Presdirnya. Matanya tak hentinya melotot dengan yang ia lihat. Bahkan segala pekerjaannya terbengkalai karena sudah hampir 30 menit matanya tak lepas memandang Yeoja yang-- cantik layaknya malaikat baginya. Hingga satu pukulan nampan mendarat di kepalanya.

"Ouchhhhh. Appoooo, Ya!!!!!!!" Ia berbalik hendak membalas siapa yang berani memukulnya namun ia urung kan ketika berdiri sosok ketua pelayan yang bertanggung jawab di bagian konsumsi. Kepala pelayan itu wanita bertubuh gempal, sudah menyingsingkan lengan bajunya dengan wajah memerah seakan ingin menerkam Yuri.

"Ohh maaf maaf Nyonya, aku tadi sedang---" Yuri bingung melanjutkan kalimatnya. Ia menggaruk belakang telinganya tak tahu harus bagaimana lagi menjelaskan pada satu kepala pelayan yang kini bola matanya hampir lepas dari mata dalam menatap Yuri.

"Saya yang menyuruhnya agar memindahkan snack ini ke meja tamu." Eunjung terpaksa berbohong agar tidak ada masalah di acara ini. Berbagi cara ia lakukan agar kepala pelayan itu percaya hingga akhirnya wanita gempal tersebut meninggalkan mereka berdua untuk mengecek kembali beberapa konsumsi.

"Kenapa kau tidak fokus huh??" Dari belakang Taeyeon langsung mencerca Yuri. "Jika kau membuat keributan aku yang akan kena disini, aku yang mengajak kalian berdua." Ia mendesah berat, meletakan botol wine yang dipesan oleh salah satu tamu acara ini.

"Maaf. Aku hanya tidak percaya bahwa Presdir Jung ada disini juga." Penuh sesal Yuri berkata pada Taeyeon juga Eunjung.

"Matamu harus kau bersihkan di dasar laut agar tidak salah lihat, aku rasa." Taeyeon menggeleng dengan sikap sahabatnya yang masih saja belum melupakan Presdirnya.

"Aku tidak salah Taeyeon. Kalian harus percaya padaku. Lihat kesana, Yeoja dengan gaun putih bersyal biru." Yuri menunjuk ke meja dimana Jessica berada bersama Tiffany dan Sunbae-nya yang seperti cacing kepanasan dikelilingi dua gadis nan jelita. "Dia Presdir yang aku ceritakan."

Sontak Taeyeon dan Eunjung tertawa bersama dengan apa yang ia lihat.

"Kwon Yuri. Kau boleh bagai punguk merindukan bulan namun jangan menghayal bahwa Jessica Jung adalah Presdir yang kau suka." Eunjung menepuk bahu Yuri masih dengan tawa.

"Dia Jessica Jung, jangan berharap dia gadis yang kau suka, aigooooo. Kau demam atau sudah setengah waras karena dipecat, Yul?" Taeyeon menambahi.

"Jessica Jung????" Yuri terkejut bagaimana kedua temannya ini tahu nama panggilan Presdir Jung. "Bagaimana kalian tahu namanya Jessica???? Model yang kau bilang pernah memanggil namanya memang."

Taeyeon berhenti dari tawa, ia menarik Yuri dan Eunjung agar ke dapur hotel. "Kau tidak tahu Jessica Jung? Anak pengusaha ternama William Jung?"

Yuri menggeleng cepat.

"Dia pewaris tunggal perusahaan Ayahnya dan sudah banyak orang yang mengincarnya menjadi istri mereka." Eunjung menambahi. "Namun pekerjaan layaknya teman baginya jadi dia masa bodoh dengan semua itu, dia sudah terkenal dengan workaholic."

"Ba-ba-gaimana kalian bisa tahu tentang nya????" Yuri masih tidak paham bagaimana kedua sahabat nya tahu banyak tentang Presdir Jung itu.

"Berita tentangnya sudah hal biasa. Kau saja yang seperti tikus sembunyi di got, tidak up-to-date." Taeyeon mencibir Yuri yang kini semakin tak percaya atas berita mengenai Jessica. "Kau tidak bohong Yul jika dia Presdir mu?"

Sahabatnya itu mengangguk mantap dengan pertanyaan Taeyeon.

"Hei!!! Kalian sedang apa disini!!! Cepat kembali kerja."

Mereka bertiga hampir melompat karena terkejut atas suara nyaring ketua pelayan.

"Kau yang hitam. Antara menu untuk meja Pinjoon-ssi."

Yuri pun langsung menurut atas perintah kepala pelayan itu. Ia tidak tahu di meja mana Pinjoon duduk, setelah tahu tangannya gemetar menyajikan beberapa minuman ringan di meja dimana Presdir Jung nya duduk juga disana.

Tangannya gemetar hebat saat menyajikan minuman itu di meja Jessica yang terlibat perbincangan dengan Tiffany juga Pinjoon. Melihat cara Pinjoon yang menatap Jessica dengan tatapan yang errrrrrrr terpesona membuat Yuri ingin sekali menginjak kaki Sunbae dua gadis di meja tersebut.

"Kenapa kau selalu mengabaikan aku, Sica?"

Ingin rasanya Yuri muntah saat Pinjoon bertopang dagu bertanya pada Jessica dengan suara yang dilembutkan.

"Semua pesan Oppa itu sama sekali tidak penting buatku, jadi untuk apa aku balas. Apalagi panggilan mu, bukannya kau tahu aku sibuk?" Jessica terdengar menggebu mengatakan hal itu pada Pinjoon dan ini membuat Yuri menahan senyum, sangat puas mendengar Presdir nya melakukan hal yang benar.

"Chakaman- kau bukankah?--" belum selesai Jessica berkata, Yuri yang terkejut tidak sengaja menumpahkan beberapa minuman hingga mengenai muka Pinjoon sampai bajunya basah.

"OH MAN!!! KAU!!!!" Sunbae Jessica itu berteriak heboh membuat semua peserta reuni melihat ke meja dimana Jessica berada. Dengan kesal ia langsung pergi membersihkan diri ke toilet meninggalkan Tiffany yang bingung dengan sikap Jessica yang sepertinya kenal dengan pekerja paruh waktu di acara reuni mereka.

"Do you know her, Jess?"

"I guess, just wait Tiff. I wanna do something." Jessica berdiri dari duduknya, ia menarik tangan Yuri tanpa pikir panjang membawa gadis itu keluar acara.

"Kau?"

"Kwon Yuri, Presdir Jung. Senang bisa bertemu denganmu disini." Yuri menahan gejolak hati nya ketika berhadapan dengan Jessica.

"What are you doing here?" Jessica bertanya juga mengamati penampilan Yuri yang dilihatnya langsung mengangkat kedua alisnya.

"Apa Presdir? Wat? Kawat?"

Jessica ingin memutar bola matanya namun ia urung kan. "Oh- aku sudah mendapatkan jawaban, kau pekerja paruh waktu rupanya." Jessica mengibaskan tangannya ke udara, ia hendak kembali lagi dan enggan lebih lama terlibat perbincangan dengan mantan office girls yang membuatnya bekerja ulang karena beberapa berkas terkena tumpahan green tea. Namun melihat sosok Pinjoon yang akan masuk ke gedung acara Jessica lantas menarik Yuri dan bersembunyi di balik tembok luar gedung agar Pinjoon tidak melihat karena jujur berlama-lama di dekat Pinjoon membuat Jessica tidak betah.

Yuri seketika mendingin, badannya kaku, mulut nya gemetar, bagaimana tidak tangannya di genggam Jessica sedang tubuhnya tepat di depan Jessica, jelas sudah hidungnya mampu mencium aroma cherry dari tubuh Presdir Jung kesayangannya.

"Presdir, tangan ku kesemutan."

TBC

Selamat menyantap cemilan sambil nunggu FF gw yg lain yak
Yg kangen ot9 silahkan baca jg RUN
Yg suka action silahkan baca RAINBOW
Yg suka manis asam asin silahkan makan nano-nano 😂😂

RubikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang