11. Tangled

4K 568 45
                                    

Jungkook masih terdiam di atas ranjang Jimin dengan kaki terikat sebuah rantai.

Serius, Jungkook dirantai oleh Jimin agar tidak bisa kabur.

"Apa salahku, Tuhan? Apa aku kurang terlihat jantan hingga mereka menyukaiku?" Jungkook mulai bicara tidak jelas.

"Hei, kejantananku juga besar jika mereka ingin tahu. Ck, sialan!" Jungkook mendengus kesal dan menarik selimutnya untuk tidur.

Namun belum sempat memejamkan mata, Jimin sudah lebih dulu memasuki kamarnya. Jungkook sontak menegakkan tubuh. Memasang posisi siaga entah karena alasan apa. Ia hanya merasa harus hati-hati dengan lelaki Park yang sekarang duduk di pinggir ranjang.

"Bagaimana kondisimu, Kook?" tanya Jimin.

"Tidak akan pernah lebih baik sebelum bisa menghajar wajahmu," jawab Jungkook dengan raut dingin yang ketara.

Jimin berdecak. "Ayolah, Kook. Aku hanya berniat menyelamatkanmu dari Kim Taehyung. Niatku ini baik."

"Baik pantatku! Menyelamatkanku dan mengorbankan adikku. Rumus macam apa itu?"

"Rumus cinta Park Jimin kepadamu."

"Bajingan. Aku lelaki, bangsat!"

"Lalu? Kau tau ada hubungan yang disebut gay, kan?"

"Maaf saja tapi aku bukan gay."

Jimin mendengus remeh. "Kau bukan gay tapi masih mau melayani Kim Taehyung setiap malam. Kau terlihat seperti pria jalang yang munafik."

Jungkook tersenyum kecut. Ia tidak menyalahkan sepenuhnya atas perkataan Jimin. Itu semua kebenaran. Hanya saja kebenaran itu terdengar ... sedikit menyakitkan.

"Iya, aku pria jalang. Maka dari itu, Jim. Kau tidak perlu mengurungku seperti ini. Nanti rumahmu jadi kotor karena terkontaminasi oleh diriku," ujar Jungkook. "Jadi lebih baik kau lepaskan aku dan biarkan aku menemui Hye Jung."

"Tidak bisa! Kau harus di sini! Aku tidak mau Taehyung memilikimu lagi!" seru Jimin.

Jungkook mengetatkan rahangnya. "Maumu apa, bajingan! Aku bisa saja menghajarmu saat ini, Jim! Hanya saja aku masih mengingat kalau kau sahabatku!"

Jimin bangkit dari duduknya. Ia berdiri dengan tangan yang bersedekap di dada. "Coba saja lakukan."

Jungkook bangkit dari tempat tidur. Masih dengan rantai panjang yang mengikat kaki kanannya, pria itu berdiri tepat di hadapan Jimin.

Bugh!

Jungkook telak melayangkan satu bogem mentah ke rahang kiri Jimin. "Bangsat! Kau kira aku akan terus diam, hah!"

Jimin tertawa sinis sambil mengelap ujung bibirnya. Jimin segera membalas dengan menampar pipi kiri Jungkook.

Sengaja, hanya tamparan. Jimin tidak ingin terlalu menyakiti kesayangannya.

Jungkook kembali membalas. Ia menendang perut Jimin dengan kaki kirinya.

"Pengawalmu tidak ada di rumah, kan? Maka siap-siaplah mati di tanganku, Park Jimin!" seru Jungkook.

Jimin bangkit dan balas menendang tubuh Jungkook hingga empunya jatuh ke atas ranjang. Jimin pun segera naik ke atas ranjang dan menduduki paha Jungkook dengan kedua lututnya yang mengapit erat kaki pemuda Jeon.

Jungkook meronta. Jimin mengerahkan seluruh tenaga untuk menahan tangan Jungkook di atas kepala.

Pria Park itu dengan kurang ajarnya mencium bibir Jungkook lalu merambat turun ke leher pria Jeon. Jungkook jelas meronta. Ia bukan pria seperti itu! Ia bukan gay! Dia melayani Taehyung hanya sebatas mencari uang agar adiknya tetap hidup berkecukupan.

EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang