18. The End of Me?

3.4K 519 37
                                    

"Jadi lah gadis baik dan terus berada di sampingku."

Itu adalah petuah yang diucapkan Taehyung selama kami berada dalam perjalanan ke pesta koleganya. Aku jelas hanya mengangguk, aku masih dibayangi ketakutan yang amat sangat.

Ini aneh karena nyatanya Taehyung tidak bertindak kasar sama sekali padaku. Aku hanya merasa selalu terintimidasi jika berada di dekatnya. Ini murni perasaan takutku sendiri.

"Dia siapamu, Kim?" tanya seseorang yang kupikir adalah rekan kerja Taehyung.

"Dia adik iparku," jawabnya.

"Oh, kau sudah menikah? Aku baru tahu. Ah, padahal aku berniat menjodohkan adikku denganmu," kata pria itu sambil terkekeh kecil.

Aku menghela napas melihatnya. Jika pria itu mengetahui kepribadian Taehyung yang sebenarnya, aku yakin satu juta persen kalau dia tidak akan mau menjodohkan adiknya dengan Taehyung sama sekali.

Namun, aku memilih tidak peduli. Aku masih harus menjadi gadis baik yang menyenangkan untuk Taehyung.

Setidaknya membuat dia tidak mempunyai pikiran untuk melenyapkanku, itu sudah cukup.

"Hye Jung, kau tunggu di sini sebentar. Aku akan pergi menemui temanku. Sebentar saja, jangan pergi," ujar Taehyung.

Aku mengangguk.

Setelah kepergian Taehyung, beberapa pelayan menawarkan minuman untukku, namun aku menolaknya. Aku tidak mau mabuk lalu bertindak aneh di pesta ini.

Beberapa kali aku mengedarkan pandangan. Kim Taehyung ada jauh di atas balkon rumah itu, dan aku ada di bawah sini. Aku yakin rumah itu tidak mempunyai lift atau eskalator, hanya ada tangga. Jarak rumah itu dengan tempatku juga cukup jauh.

Cukup sekali jika untuk kabur.

Aku berjalan mundur dengan lambat, mataku masih memperhatikan Taehyung yang mengobrol dengan kawannya.

Aku terus berjalan mundur hingga aku keluar dari keramaian pesta. Aku tetap berjalan mundur hingga aku merasakan punggungku menabrak seseorang.

Ku rasakan tangan lebar orang itu menyentuh pundak polosku. Tubuhku menegang. Tangan Kim Taehyung juga lebar.

"Ah, maafkan aku,"

Suara itu, suaranya tidak seberat suara Kim Taehyung. Aku memberanikan diri untuk membalikkan tubuhku.

Rasanya aku seperti disirami oleh mata air dari surga. Di sana, ada Yoongi Oppa, teman kakakku.

"Hye Jung?" ujarnya terdengar terkejut. "Bagaimana kau bisa di sini? Jungkook bilang kau diculik oleh Kim Taehyung."

Aku memeluk Yoongi dengan erat. "Aku senang bisa bertemu denganmu di sini. Aku memang diculik dan disandera olehnya. Kau jelas sudah tahu masalahku dan rencanaku, kan?"

Yoongi membelai rambutku, "Hm, aku sudah tahu. Jadi, apa semua berjalan dengan baik?"

Aku melepas pelukanku dan menatap lurus ke arah matanya. "Semuanya tidak baik. Maksudku, aku tidak baik. Tolong bawa aku pergi dari sini, Oppa. Kumohon. Aku sudah tidak ingin melanjutkan rencana, aku hanya ingin pergi dan bertemu dengan kakakku." Aku hampir menangis saat berbicara dengan Yoongi. Tempat ini memang sedikit sepi sehingga aku bisa dengan leluasa mengadu pada pria ini.

Yoongi menarikku ke pelukannya, ia mengusap sepanjang punggungku. "Tenanglah, tenang. Oke, aku akan membawamu pergi." Ia melepaskan pelukannya. "Kami juga sudah membuat laporan penangkapan untuk Taehyung, kau akan baik-baik saja."

Aku mengangguk sambil tersenyum senang. Namun, kesenangan di wajahku telak hilang saat melihat Taehyung yang muncul bak setan dari balik semak. Dia tersenyum miring ke arahku.

"Hye Jung, ada apa?" tanya Yoongi yang masih tidak menyadari keberadaan Kim Taehyung di belakangnya.

"O-oppa--"

Mataku hampir keluar dari tempatnya saat melihat Taehyung memukul belakang kepala Yoongi dengan kayu yang dia dapat entah dari mana. Yoongi langsung tumbang di hadapanku.

Tubuhku gemetar, seluruh sendiku terasa kaku. Tanganku masih menutup mulutku yang terbuka akibat syok.

Aku menaikan pandangan, menatap Taehyung yang sudah dipenuhi aura yang sangat menyeramkan. Tidak pernah aku melihat seseorang semenyeramkan ini.

"T-Tae-Taehyung--" Aku merasakan suaraku yang bergetar hebat.

Taehyung menarik tanganku--ah tidak, lebih tepatnya mencengkeram dan menyeretku pergi dari tempat itu.

Aku memberontak sebisaku. Ini adalah tempat umum, mungkin saja ada yang mendengar jeritanku.

"Tidak, lepaskan aku, Kim Taehyung! Tolong aku! Apa ada orang di sini? Kumohon tolong aku!!" pekikku sambil mencoba melepaskan cengkeramannya.

Taehyung tidak mengindahkan pemberontakanku. Aku terus ditariknya hingga sampai di mobil.

Taehyung melemparku ke kursi penumpang belakang dan menyusul masuk kemudian. "Cepat pulang," ujarnya dingin kepada sopirnya. Sang sopir pun mengangguk dan memacu mobilnya sekencang mungkin.

Aku memukul-mukul pintu, berharap benda itu bisa terbuka. Aku juga beberapa kali memukuli kaca mobil dari dalam supaya kaca itu pecah dan aku bisa kabur.

"Hentikan, Jeon Hye Jung."

Aku tidak mendengarkan perkataan dingin itu. Aku mencoba membuka pintu itu namun terkunci. "TOLONG AKU! TOLONG KELUARKAN AKU!"

Aku terus berteriak kesetanan, berharap seseorang mendengarnya dan mau membantuku untuk sekedar menghentikan mobil ini.

Namun tidak ada yang mendengarku, tidak ada yang memperhatikanku. Jalanan itu terlalu sepi.

Taehyung langsung melemparku ke lantai saat kami sampai di rumah. "Kau membuatku sangat marah, Hye Jung. Ternyata kau seorang pengkhianat."

Taehyung melepas sabuk kulitnya. Ia memutarkan sabuk itu di telapak tanganya dan mulai memecutinya di depanku bak cambuk.

Aku merangkak mundur dengan tubuh bergetar.

"Ternyata aku sudah terlalu lembut padamu selama ini, bitch. Kau tidak lebih dari sampah! Tapi tenang saja, aku akan mengakhiri kehidupan sampahmu," ujar Taehyung.

Aku terdiam.

Jika ini hari terakhirku, jika ini adalah kali terakhirku bisa bicara, maka aku tidak akan membiarkan kesempatan itu hilang dengan sendirinya. Aku tidak mau mati tanpa perlawanan.

Karena itu, yang kulakukan adalah terkekeh sinis ke arahnya. "Sampah? Aku? Kau lah yang sampah, bajingan! Pria gay menyedihkan dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Hidupmu bahkan seperti kotoran! Psikopat gila yang mempunyai mental rendahan! Kau pikir apa? Aku di pihakmu? Jangan bermimpi terlalu tinggi. Tidak ada yang berada di pihakmu! Tidak ada yang mencintaimu! Kau pria menyedihkan yang hidup dengan memaksakan cintamu kepada orang lain!"

Aku melihat rahang Taehyung mengeras. "Baiklah, kita lihat siapa yang menyedihkan di sini." Taehyung mulai berjalan mendekatiku.

Saat ini aku menerima semua yang akan terjadi padaku. Aku hanya berharap jika aku bisa melihat Jungkook untuk terakhir kalinya. []





***
Aduh, Yoongi-ku yang malang :(
Jadi lanjutannya gimana, nih? Hye Jung mati, Taehyung mati, Jungkook mati, atau semuanya mati? Ayo dipilih, dipilih :))

Makasih udh mampir ^^

EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang