3

1.3K 264 62
                                    

Penawaran

Yoona

Banyak orang yang bilang kalau jadi desainer baju tuh ya cuman gitu-gitu aja. Bikin sketsa, aplikasiin ke dalam bentuk nyata, fashion show terus udah selesai. Tapi sebenernya dunia desain itu lebih luas dari yang dikira. Setelah bikin sketsa kamu masih harus milih kain yang tepat, ngepasin desain kamu ke badan patung yang dianggap manusia, baru dicoba ke manusia benerannya. Abis itu kain masih harus dijahit, direkatkan membentuk baju yang utuh, ditambah hiasan biar keliatan cantik, baru deh bisa dipresentasiin ke orang banyak dengan cara mengadakan pagelaran fashion show. Ada beberapa tahap dalam dunia desain baju. And my personal favourite adalah tahap sketching.

Bagi gue menggoreskan pensil ke atas kertas sketsa, menuangkan apapun yang ada didalam benak gue menjadi satu baju layak pakai tuh punya kesenangan tersendiri. I don't know why but it gives me a sense of calmness.

Biasanya gue nggak suka diganggu kalau lagi serius sketching. Tapi hari ini kayanya pengecualian. Rose dan Joy dateng dan masuk ke ruangan gue dengan heboh.

"Kak! Ya ampun kakkkkkk."

Rose teriak sambil loncat-loncat, bikin gue yang lagi menggambar terpaksa mengalihkan perhatian gue ke arah cewek itu.

"Kaaaakkkkk!"

"Apasih Ros?"

"Kakak ganteng yang kemaren itu kesini, Kak."

"He?" 

Gue mengerutkan alis. Kakak ganteng katanya?

"Kakak ganteng yang kita temuin di tempat kopi. Dia kesini nyariin lo," Rose udah narik-narik gue buat berdiri.

"Spill it! Siapa sebenernya tuh kakak ganteng?" tanya Joy yang kayanya ikutan penasaran.

Kalau kata Rose 'kakak ganteng yang ditempat kopi' sih gue tahu itu siapa. Gue menoleh ke arah Joy, "Anaknya temen Tante Hyori."

"Sumpah ganteng banget tau. Mintain nomornya dong Kak."

"Kak dia masih single gak? Mau gue gebet nih."

Rose dan Joy masih sibuk fangirling-an sementara gue berjalan keluar ruangan. Entah kenapa ngerasa semangat waktu tahu cowok itu beneran datang nyamperin gue kesini.


"Oh, Yoona! Hai!"

Dan cowok itu bawa ibunya.

Gue tersenyum lebar, menunduk ngasih salam ke arah tante Eugene, tante Hyori dan Chanyeol. Tanpa gue sangka-sangka tante Eugene malah maju dan meluk gue dengan erat. A little too excited i guess.

"Ya ampun kamu gimana kabarnya, Nak? Nih, bersyukur Chanyeol udah nggak sibuk dan bisa nganterin tante sekarang," tante Eugene mulai berceloteh sambil nepuk-nepuk pundak Chanyeol yang berdiri disampingnya. "Tau nggak? Malahan dia sendiri yang minta dateng kesini."

"Ma..."

Chanyeol meringis dan sedikit menyikut lengan Mamanya pelan. Gue tersenyum ngeliat interaksi itu.

"Okay. I'll shut up," tante Eugene menatap gue lagi. "Now, sementara tante pergi ngeliat desain Hyori, gimana kalau kamu tunjukin sesuatu buat Chanyeol? Dia mau beliin Yoora baju katanya."

Gue mengangguk. "Okay, tante."

Tante Hyori tersenyum, "Yuk, mari Mbak. Sebelah sini."

Tante Eugene berjalan ngikutin tante Hyori yang mulai keliling nyeritain desain-desain baru untuk logbook terbaru butik ini. Gue mengalihkan tatapan gue ke arah Chanyeol yang kelihatan dapper banget, as always. Ketemu dua kali dengan dia yang pake setelan suits khas seragam kantoran bikin gue secara refleks menyantumkan 'Pak' didepan namanya. Ngerasa sedikit terintimidasi.

Our UniverseWhere stories live. Discover now