PROLOGUE

187 14 7
                                    

Seorang gadis dengan surai coklat terang, terlihat sedang meyeret  sebuah koper berwarna hitam yang berukuran cukup besar, menuju ke luar bandara.

Sang gadis bermanik silver-lavender tersebut terlihat sedikit kesusahan untuk berjalan. Mungkin dikarenakan ia sedang menyeret sebuah koper yang cukup besar, serta tas ransel ukuran sedang berwarna biru gelap, berada di punggungnya. Tidak lupa suasana bandara yang agak ramai, membuat sang gadis harus menghindari beberapa orang yang lewat agar tidak menabrak orang-orang tersebut.

《THE UNDERWORLD FAIRY LAND》

Saat di luar bandara, sang gadis memanggil taksi untuk mengantarkanya ke tempat tujuan. Tak perlu menunggu lama sebuah taksi berhenti dihadapanya. Sang gadis memasuki taksi tersebut, sedangkan kopernya di masukan ke dalam bagasi oleh sang supir. Sang gadis memberikan sebuah kertas kecil yang bertuliskan alamat yang ditujunya, kepada sang supir dan taksi itu melaju menuju alamat tersebut.

Di perjalanan, sang gadis membuka tas ransel miliknya dan mengeluarkan sebuah buku yang cukup usang. "Snow White," guman gadis tersebut, membaca judul yang tertera di sampul buku tersebut. Helaian demi helaian rambut coklat terang ikal milik sang gadis, terbang tertiup oleh angin, karna sang gadis membiarka jendela taksi tersebut terbuka lebar.

Sambil menunggu sampai di tujuanya, sang gadis mulai membuka buku tersebut dan membacanya dalam hati.

《THE UNDERWORLD FAIRY LAND》

Butuh waktu satu jam lebih, untuk sampai di tempat tujuan sang gadis dan kini taksi tersebut telah sampai di tempat tujuan tersebut.

Sang gadis memasukan buku yang tadi dia baca, kedalam tas ranselnya. Ia kemudian keluar dari taksi tersebut dengan menggendong tas ranselnya dan menyeret koper, yang tadi telah dikeluarkan dari bagasi oleh sopir taksi yang tadi ia tunggangi, dan membayar taksinya.

Gadis tersebut menatap gerbang yang ada di depannya dengan seksama. Gerbang besar yang masih berdiri dengan kokoh, walau telah tua dimakan usia. Dibalik gerbang tersebut, berdiri sebuah bangunan mansion yang besar dan tua dengan lumut menempel hampir diseluruh bagian temboknya. Halaman depan mansion tersebut terdapat taman bunga indah dikanan kirinya, yang masih terjaga, serta sebuah kolam air mancur di tengah-tengah halamanya. Jarak antara gerbang dan pintu depan mansion sangatlah jauh dan luas.

Gadis tersebut memandang mansion tersebut dengan tatapan rindu. "Tidak berubah, masih sama seperti yang dulu," guman gadis tersebut dan tersenyum kecil.

"Angelina, kau kah itu?" tanya seorang nenek tua, yang terlihat lebih muda dari usianya, yang menghampirinya.

Merasa dipanggil gadis yang teryata bernama Angelina, tersebut menoleh kearah dalam gerbang. Ia melihat nenek yang memanggilnya tadi berjalan mendekat kearahnya dan membukakan gerbang untuknya.

"Nenek Adel!" pekiknya senang, kemudian memeluk nenek yang bernama Adel, tadi dengan perasaan senang.

"Sudah lama sekali aku tidak melihatmu. Terakhir kali aku melihatmu saat kau masih berusia tujuh tahun," kata nenek Adel sambil membalas pelukan Angelina.

Angelina melepaskan pelukanya dan menatap nenek Adel dengan perasaan senang dan kemudian berkata. "Iya, sudah lama sekali kita tidak bertemu...terakhir kalinya kita bertemu itu sepuluh tahun yang lalu."

"Ah... benar sekali, aku sangat heran dengan dirimu. Dulu kau hanya gadis kecil yang lucu. Sekarang lihat dirimu, kau telah menjadi gadis remaja yang cantik," goda nenek Adel.

Angelina terkekeh geli mendengar perkataan nenek Adel. "Aku juga heran, dari dulu sampai sekarang nenek Adel masih terlihatan sangat muda."

"Oh... terimakasih sayang. Hati-hati nanti nanti wajahmu akan terlihat lebih tua daripada nenek. Bisa-bisa nanti kau yang akan dipangil nenek, bukan aku," goda nenek Adel lagi.

The Uderworld Fairy Land [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang