0.0

27K 1.7K 195
                                    

Kim Taehyung keluar, mengendap seperti maling. Dalam hati, berharap agar tidak ada seorangpun yang melihat. Bibirnya terus merapal doa.

Semoga ibunya tidak bangun.

Semoga ayahnya tidak keluar dari ruang kerjanya.

Dan yang paling Taehyung harap untuk di semogakan adalah Jeon Jungkook. Taehyung tidak mau adik tiri sialannya itu bangun dari tidur malamnya atau bahkan keluar dari kamar miliknya. Taehyung benar-benar berharap.

Dua puluh empat jam terus dibuntuti Jeon Jungkook membuatnya gerah.

Jungkook selalu mengatur, memerintah, memperlakukan dirinya seenaknya dan yang lebih parahnya Jeon Jungkook selalu mengancam dirinya.

Taehyung lelah. Sungguh. Bukan perkara mudah untuk mengelabuhi Jungkook yang memiliki tingkat kepekaan teramat tinggi.

Untuk itu, malam ini Taehyung memutuskan untuk melarikan diri barang sebentar. Memanfaatkan kesempatan ketika Jungkook tidak memaksanya tidur bersama.

Ceklek

Pintu terbuka. Taehyung berseru dalam hati. Dirinya hanya tinggal berlari menuju pagar pembatas, melompatinya untuk sampai keluar lalu merengsek masuk menaiki Suv hitam milik Park Jimin sahabat karibnya yang paling tampan.

"Kau berhasil kabur." Park Jimin tertawa, tangannya melemparkan satu botol soda pada Taehyung yang terengah.

"Jeon keparat Jungkook itu sulit sekali untuk dilewati." Taehyung menegak sodanya hingga tandas, matanya melirik pada kamar Jungkook yang masih terang.

"Sial." Taehyung lupa, jika Jungkook memiliki gangguan tidur. Dan Taehyung seharusnya ingat jika Jungkook tidak akan tidur tanpa melihat dirinya menutup mata.

"Wae?"

"Kemudikan mobilmu bodoh." Meringis. Taehyung berdoa jika nanti dia kembali kerumah, Jungkook tidak memberinya hukuman macam-macam.

Jimin mengangguk, memutar kemudinya dengan kecepatan sedang. Meninggalakan pelataran rumah Taehyung yang sepi.

"Kau kenapa?"

Taehyung mendengus. "Aku ketahuan."

Gelak tawa Jimin terdengar, Taehyung melirik sebal pada Jimin yang tampak bahagia diatas penderitaannya. "Jangan tertawa! Kau tidak tahu kejamnya Jeon Jungkook ketika marah!"

Jimin mendengung, menepikan mobilnya disembarang tempat. Tangannya terangkat untuk menarik dagu Taehyung agar mendekat. "Aku penasaran, apa kiranya yang membuat Jeon Jungkook begitu posesif padamu."

Hazelnya berotasi, Taehyung mengigit jempol Jimin yang bermain dengan belah bibir miliknya. "Jangan tanya padaku, aku bukan Jeon Jungkook."

Jimin menarik jarinya yang terkena gigitan Taehyung. "Apa kalian memiliki hubungan selain kakak-adik?"

Taehyung berjengit melihat Jimin yang memasuki jemari bekas gigitannya pada mulutnya sendiri. "Semacam incest begitu?"

Jimin mengangguk, tangannya kembali memutar kemudi. Melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

"Itu menjijikan."

"Dari mana kau bisa berkata jika itu menjijikan?"

Taehyung menyeringai, tangannya menarik tuas rem kemudi. "Bukankah." Bergerak untuk duduk diatas pangkuan Jimin. Tertawa, Jimin membetulkan letak duduk Taehyung. Kemudian bertanya. "Bukankah apa?"

Merunduk, Taehyung mengecup bibir tebal Jimin yang lembab. "Akan lebih baik jika aku denganmu, kau juga posesif padaku, bagaimana jika aku denganmu saja yang memiliki hubungan seperti itu."

Jimin tertawa. "Aku tidak mau menjadi adikmu, bagaimana?"

"Shh~~" Taehyung mendesah begitu tangan nakal Jimin meremas bokongnya dengan kencang. "Bagaimana dengan friends with benefits?"

Jimin mengigit hidung bangir Taehyung yang menggoda. "Bukankah kita sudah seperti itu?"

Taehyung mengangguk. "Aku lupa."

Jimin tertawa, manik monolidnya menelisik hazel berkilau Taehyung, menyelami indahnya tanpa kata. Tangannya semakin menarik tubuh Taehyung. "Kim Taehyung."

Taehyung bergidik mendengar suara Jimin yang berat menggelitik tengkuknya.

"Ingin sesuatu yang panas."

Menggangguk tanpa ragu, Taehyung merunduk menyesap kembali bibir tebal Jimin yang menggoda. "Aku ingin, keras dan kasar." Jimin menyeringai mendengar penuturan Taehyung. "Buat aku menjerit hingga suaraku habis."

"Permintaanmu diterima."

Jimin menyeringai, tangannya mulai bergerak memulai kegiatan rutin yang selalu keduanya lakukan. Tanpa beban, tanpa perasaan. Hanya ada nafsu, dan kebutuhan untuk saling memuaskan. Begitu hubungan keduanya berjalan. Seperti air yang mengalir tanpa ada hambatan.





《 F O X Y 》




Taehyung kembali mengendap, pintu belakang rumahnya belum terkunci. Sama seperti saat dia tinggalkan beberapa jam yang lalu. Langkahnya sedikit terseok, hasil dari pergumulan panasnya dengan Park Jimin. Hazelnya mengedar, meneliti satu-persatu ruangan yang ada didalam rumah besarnya.

Gelap

Dengan keyakinan seratus persen Taehyung melangkah, tidak lagi mengendap. Bibirnya bersenandung pelan, sesekali Meringis begitu rasa sakit menyengat bagian bawahnya.

"Kering sekali tenggorokanku." Langkahnya terhenti, Taehyung tertawa kecil ingat jika dirinya belum meminum apapun sedari tadi. Mungkin, hanya cairan yang dihasilkan Jimin yang dia minum. Itupun tidak seberapa. Dibukanya lemari pendingin, satu botol air dingin ditangannya, menggeser tubuhnya untuk mengambil gelas.

Satu gelas penuh air dingin telah tandas.

"Argh~~" Taehyung meringis begitu merasakan kepala bagian belakangnya dipukul dengan keras. Berbalik, Taehyung mendapati Jungkook tengah menatapnya tajam. Raket nyamuk berada ditangan kanannya. Sialan. Dirinya terkena sasaran. "Apa-apaan kau?"

"Oh." Jungkook melengos, menabrak bahu Taehyung. "Aku pikir kau maling."

Taehyung mendengus, dilihat dari segi manapun dirinya sama sekali tidak terlihat seperti seorang maling. Jika karena penampilannya yang berantakan bukan berarti dirinya maling. Taehyung berbalik, berniat meninggalkan Jungkook seorang diri didapur dengan raket nyamuk miliknya.

"Ah, kau sengaja melanggar peraturanku. Kim Taehyung." Tangannya dicekal, Taehyung menoleh untuk menatap Jungkook. "Apa maksudmu?"

"Kau melakukan seks bukan?"

"Apa mas-Sial!" Taehyung menunduk, merutuki dirinya yang bodoh. Bagaimana bisa dirinya lupa dengan peraturan Jeon keparat Jungkook. Sial. Mati saja.

"Sudah ingat?" Jungkook menyeringai, tangannya menarik Taehyung, merapatkan tubuhnya dengan tubuh yang lebih tua.

















"Siap dengan hukumanmu. Kim Taehyung."

Mati saja. Jeon Jungkook dengan segala sikap psikopatnya. Jangan libatkan dirinya dengan segala peraturan yang bahkan tidak disetujui olehnya.

"Aku punya mainan baru untukmu. Aku harap kau akan menyukainya."













《 t b c 》

Rencananya kalo peminatnya banyak bakal dilanjut. Tapi kalo sepi sepertinya tidak😂ditunggu tanggapannya😍

FOXY (PO SOFTCOPY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang