0.7

11.1K 1K 83
                                    

"Eomma."

Taehyung merengek pada ibunya, tetapi wanita itu tidak mendengarkan. Terlalu sibuk dengan peralatan make up, memolesnya pada wajah.

"Eomma, ayolah tidak bisakah dengarkan aku sebentar saja?"

Ibunya mengerling, menatap Taehyung dengan pandangan malas. "Aku sudah dengar, kau ingin ikut pergi denganku bukan?"

Taehyung mengangguk. "Ayolah eomma, aku ingin ikut. Bukankah dulu eomma selalu mengajakku pergi kestudio? Kenapa sekarang tidak boleh?"

Ibunya tertawa, lantas menarik hidung bangir milik Taehyung dengan gemas. "Dulu saat usiamu masih tujuh tahun, dan sekarang? Lihat usiamu Jeon Taehyung."

Taehyung mendengus, Jeon? Apa-apaan.

"Lalu, apa bedanya dulu dengan sekarang? Aku ini kan masih tetap anakmu."

"Aku tidak mengatakan jika kau bukan anakku."

"Sekali ini saja, aku mohon. Setidaknya jika tidak kestudio biarkan aku ikut hingga halte dekat rumah Jimin."

Taehyung merengek, suaranya sudah dibuat semelas mungkin agar ibunya bisa luluh. Tetapi tetap saja, ibunya keras kepala, tidak mau mendengarkan. Diambilnya sisir rambut yang baru saja akan digunakan.

"Yak!" Pundaknya dipukul. "Kau bisa meminta diantar Jungkook atau sopir. Kenapa repot merengek ikut denganku."

Jungkook tidak akan mau mengantarnya, jangankan mengantar mengizinkannyapun Jungkook tidak akan mau. Mungkin dia hanya akan habis dibuat mendesah oleh Jeon Jungkook.

"Aku tidak mau!"

"Kenapa?"

"Jungkook sedang sibuk dengan game miliknya."

"Benarkah? Ingin eomma yang--"

Taehyung menolak dengan cepat, kedua tangannya melambai didepan dada. "Tidak perlu."

"Kenapa?"

Taehyung merunduk, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Mencari alasan. "I-itu--ah, aku hanya ingin bersama dengan eomma, apa eomma tidak merindukan Taetae?"

Ibunya tertawa, tangannya ditarik. Keningnya dikecup lembut. "Sebenarnya, kau itu hanya ingin mengunjungi Jimin bukan?"

Taehyung tertawa kecil. Lantas mengangguk penuh antusias, hingga rambut blondenya ikut bergoyang.

"Eomma akan pergi lima menit lagi, cepat bersiap."

Taehyung berseru, mengecup pipi ibunya dengan cepat. "Aku sayang eomma, sayang sekali."

Lalu berlari keluar dari kamar ibunya.

"Berapa usiamu sebetulnya."

Meninggalkan ibunya yang terkekeh kecil.






Taehyung mengendap begitu melewati bilik kamar Jungkook. Sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Rencananya akan gagal jika sampai Jungkook keluar dari singgasana miliknya.

Sudah hampir satu minggu, Taehyung tidak bertemu dengan Jimin. Rindu. Setelah malam panasnya dengan Jungkook, tubuhnya lemas luar biasa. Hingga demam. Entah karena efek mabuk atau Jungkook yang terlalu kasar menggempurnya. Alhasil, hanya terbaring diatas kasur miliknya hingga satu minggu penuh.

Besok hari minggu, Taehyung memutuskan untuk menghabiskan malam dengan Jimin. Ughh, betapa dia merindukan teman sejawatnya itu.

Taehyung mengambil jaket hitam yang tergantung didalam lemari miliknya, melapisi baju putih polosnya yang berda dibagian dalam. Rambutnya sedikit ditata.

FOXY (PO SOFTCOPY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang