0.5

12.1K 1K 123
                                    

Malam hari, Taehyung bersorak riang. Senyum lebar tidak lekas luntur dari belah bibirnya yang manis. Malam ini ibunya mengajak dirinya beserta Jungkook dengan ayahnya, menghadiri pameran busana yang digarapnya. Stylenya malam ini begitu manis, kemeja putih dengan warna biru langit berada dibelakangnya. Kemeja oversize dengan lengan atasnya yang terbuka. Menampilkan bisep tanpa otot. Kakinya dibalut dengan jeans berwarna biru muda.

"Sudah siap?" Ibunya memanggil.

"Sebentar."

Taehyung keluar, mendapati ibunya berada tepat didepan pintu kamarnya. Ibunya tersenyum, manis, cantik dan begitu elegan dengan penampilannya. Tubuhnya dibalut dengan dress putih selutut, rambut hitam panjangnya dibiarkan tergerai bebas. Tepat diatas telinga kanannya terpasang bunga berwarna merah. Ibunya begitu sempurna malam ini, sama sekali tidak terlihat jika ibunya kini sudah akan berusia empat puluh dua tahun.

"Berangkat dengan ibu atau dengan Jungkook?"

"Dengan ibu."

"Kenapa dengan Jungkook?"

"Tidak apa. Hanya ingin dengan ibu, rindu. Beberapa hari ini tidak menghabiskan waktu dengan malaikat cantikku." Taehyung berkilah, mencari alasan. Jelas sekali dirinya menolak untuk pergi dengan Jungkook. Dia tidak mau, meskipun harus melihat ibu dengan ayah tirinya bermesraan layaknya sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta, Taehyung tidak peduli. Lebih baik ketimbang dengan Jungkook. Adik tirinya itu hanya akan menghancurkan semua tatanannya malam ini.

Ibunya hanya tersenyum, tangan dengan jemari lentiknya terangkat. Merapikan rambut Taehyung yang sedikit berantakan. Rambut Taehyung kini berwarna blonde, sedikit panjang. Akhir-akhir ini Taehyung tidak ingin memangkas rambut. Iseng katanya.

Kedunya turun, menapaki anak tangga dengan tangan yang saling bertaut. Jungkook berada disana, terduduk diatas sofa hitam diruang tengah. Memakai kemeja biru muda yang sengaja tidak dikancing, kaos putih polos berada didalamnya. Kaki penuh ototnya dibalut dengan jeans biru muda, sama seperti yang dikenakan oleh Taehyung. Dengan surai berwarna merah, Jungkook begitu tampan malam ini.

"Taehyung pergi denganku, kau jadi pergi dengan Yoongi bukan?"

Jungkook berdehem pelan sebagai jawaban, fokusnya tetap pada ponsel hitam ditangan kanannya. Taehyung mendengus, selalu seperti itu. Jungkook selalu mengabaikan ibunya. Menarik lengan kanan sang ibu, Taehyung melangkah keluar meninggalkan Jungkook seorang diri didalam mansion mewah nan sepi.

"Tidak berangkat bersama denganku?"

Taehyung menggeleng pelan, bertemu dengan Yoongi yang hendak melangkah masuk.

"Hati-hati dijalan."

Taehyung tersenyum. "Hyung juga, hati-hati dijalan."

Min Yoongi adalah anak sulung dari salah satu orang kepercayaan keluarga Jeon. Yoongi sudah menjadi bagian keluarga Jeon sedari lelaki berkulit pucat itu dilahirkan. Ayah Yoongi merupakan orang yang paling dipercayai oleh keluarga Jeon. Oleh sebab itu, Yoongi memiliki akses bebas untuk memasuki mansion keluarga Jeon. Terlebih, Yoongi satu-satunya orang yang mampu menarik Jungkook dari hening yang selalu membuat pemuda Jeon itu muak.










《 F O X Y 》














Taehyung bersenandung riang, disekitarnya ramai. Tapi satu-satunya yang menarik perhatiannya hanya Park Jimin yang terlihat begitu tampan sangat tampan, malam ini. Tubuhnya dibalut dengan kemeja biru muda dibagian dalam, lalu bagian luarnya dibalut lagi dengan kemeja bergaris yang tidak dikancing.

"Jiminie." Taehyung berseru dari belakang, mengagetkan Jimin yang tengah sibuk dengan ponsel ditangnnya.

"Astagah Kim Taehyung apa-apaan kau ini!" Jimin berseru pelan begitu Taehyung menaiki punggungnya secara tiba-tiba.

"Aku merindukanmu." Taehyung berbisik menggoda, Jimin hanya tersenyum. Sedikit malu karena keduanya kini menjadi pusat perhatian.

"Ingin mencari tempat?"

Taehyung mengangguk antusias. Jimin hanya tersenyum lagi, melangkah meninggalkan kerumunan, mencari tempat yang tidak ada siapapun didalamnya. Taman, tepat dibelakang gedung dimana acara pergelaran busana diadakan. Duduk dikursi taman yang berada tepat didepan kolam ikan kecil. Taehyung berada diatas pangkuannya.

"Kau datang?"

Wajah Taehyung dibelai pelan, Jimin meringis saat telunjuknya digigit.

"Ibuku yang menggelar acara, aku sebagai putra yang berbakti sudah seharusnya datang."

Bibirnya dikecup cepat, Taehyung tertawa. "Lalu, kenapa kau datang?"

"Aku mendapat undangan eksklusif dari ibumu."

"Maksudmu?" Kepalanya dimiringkan, Taehyung bertanya.

Jimin gemas, Taehyung begitu cantik malam ini. Ingin sekali dia bawa pulang. Taehyung terlalu cantik, terlalu sempurna. Jika bisa, Jimin ingin memiliki Taehyung untuknya seorang, dinikmati tanpa embel-embel friends with benefits.

"Aku adalah member tetap untuk semua karya ibumu."

Taehyung mengangguk. "Bagaimana penampilanku malam ini?"

"Kau cantik." Jimin memuji, bukan sebetulnya karena nyatanya Taehyung memang begitu cantik.

"Benarkah?"

Jimin mengangguk, tersenyum begitu mendengar perkataan Taehyung selanjutnya.

"Kau juga tampan malam ini, sangat tampan."

















Acara sudah dimulai sejak beberapa menit lalu, Jungkook tidak begitu tertarik. Dia hanya diam menatap beberapa insan yang tampak begitu terpesona dengan pakaian yang diperagakan oleh model dengan postur tubuh yang begitu sempurna.

Matanya menatap lurus kedepan, mendapati Taehyung yang begitu riang bermain dengan conveti. Tampak mengabaikan tatapan orang lain yang melihatnya dengan pandangan gemas.

"Menjijikan."










《 F O X Y 》


















Jimin dengan Taehyung berdiri berdampingan. Menunggu bintang malam ini menyelesaikan pidato singkatnya. Taehyung melirik, melihat sesuatu yang aneh dibaju Jimin yang sedikit terbuka. Menampilkan dada bidang yang menggoda. Gatal. Tangannya bergerak menarik sedikit baju yang dikenakan Jimin, mengintip kedalam memastikan jika yang dilihatnya bukanlah apa-apa. Jimin hanya tertawa kecil melihatnya.

Selang beberapa waktu, melintas pikiran jahil didalam kepalanya. Jimin menyeringai, menatap hazel Taehyung yang berkilauan. Menarik dengan sengaja baju yang dikenakan oleh Taehyung, sedikit lebar. Mengintipnya kedalam, melihat tonjolan sedikit berwarna kecoklatan didalamnya. Taehyung berseru tidak terima, menepis tangan Jimin agar menjauh dari pakaian yang dikenakannya.

Lalu keduanya tertawa. Menertawakan tingkah kekanakan mereka.

"Aku haus."

"Ingin kuambilkan minum?"

Taehyung mengangguk, membiarkan Jimin melangkah menjauh. Menunggu sejenak, matanya berkeliaran. Menatap kesekeliling. Tiba-tiba saja hatinya terasa begitu sakit. Tidak tahu mengapa. Tidak tahu apa maksudnya, air matanya hanya menetes begitu pandangannya tidak kunjung terlepas.



















《 T B C 》

MAAFKAN AKU YANG GAK BISA NGEJELASIN MASALAH PAKAIANNNNN T.T GAK PANDAI TENTANG STYLE YANG JELAS YANG DIPAKE MEREKA ITU PAKAIAN YANG DIPAKE DI SBS TAIPEI KEMAREN//capslock jebol. MAAFKAN AKU YAK🙇dan pakean maknya Tae itu, style yg dipake irene di sbs kemaren juga atau bayangin irene emaknya tae juga gak apa-apa//ehe

MAAFIN TYPONYA, SAMPAI CHAP DEPAN~~~

FOXY (PO SOFTCOPY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang