SATU - Lelaki Tak Dikenal

225 15 3
                                    

"Al! " Teriak seseorang memanggil gadis yang tengah berjalan menuju ke kelasnya.

Gadis yang merasa namanya dipanggil pun segera menoleh. Melihat siapa yang memanggilnya.

Ternyata teman sekelasnya, Andara.
"Ada apa Ra?" Jawab gadis tadi.

"Al, gue lupa," Ucap Andara masih dengan napas yang terengah-engah.

"Lupa apaan sih, kalo ngomong yang jelas dong!"

"Gue belum ngerjain tugas, gue nyontek ya hehe," Ucap Andara sambil nyengir.

Alleya, gadis yang diajak bicara oleh Andara pun hanya memutar bola matanya jengah.

"Kapan lo pinternya Andara," Ucap Alleya yang kemudian melanjutkan berjalan menuju ke kelas.

Andara menyusul Alleya yang sudah meninggalkannya.

"Alleya Shazfa yang baik hati dan tidak sombong, rajin menabung pula. Ayolah gue nyontek ya, ya ya ya," Ucap Andara dengan ekspresi memelas.

Alleya masih tak menghiraukannya. Ia memasuki kelas lalu menduduki tempat duduknya dan meninggalkan Andara yang masih di depan pintu kelas.

Andara yang melihat respon Alleya pun menggerutu kesal lalu menyusul Alleya ke tempat duduknya.

"Jahat banget sih lo suka ninggal gue, lo ga tau apa sakitnya ditinggal, apalagi ditinggal doi huhu," Ucap Andara mendramatisir.

Alleya membuka tas lalu mengambil buku tugas fisikanya. Tanpa mengucap kata-kata, ia hanya melempar buku tugasnya ke meja tepat di hadapan Andara.

"Astaga Alleya kasar banget sih lo. Untung sahabat, kalo bukan udah gue ceburin ke sumur sekarang juga!" Gerutu Andara kesal.

"Emang lo sahabat gue?" Alleya membuka suara.

"Tega lo Al, hiks," Andara mendramatisir.

"Drama lo. Kalo kebanyakan omong gue ambil lagi nih buku."

Alleya hendak mengambil lagi buku miliknya, namun Andara segera merebutnya.

"Sensi lo Al," Ucap Andara kemudian menyalin jawaban tugas fisika di bukunya.

Alleya hanya mengedikkan bahunya, mengambil earphone di tas yang sudah terhubung dengan ponselnya. Kemudian memasangkan earphone tersebut pada telinganya.

Alleya menatap ke arah jendela. Jarinya mengetuk meja seiring dengan berjalannya lagu, Alleya begitu menikmati lagunya.

Kalau boleh jujur, Alleya lebih suka ketenangan daripada keramaian. Alleya tak banyak bicara, berbeda dengan Andara. Bisa dibilang mereka sepasang sahabat yang saling melengkapi.

"HEH DIEM SEMUANYA!" Teriak salah satu teman sekelas Alleya yaitu Deo yang merupakan ketua kelas di kelas Alleya. Kelas XI MIPA 1.

Alleya yang mendengar suara menggelegar Deo pun reflek mengalihkan pandangannya dari jendela di sampingnya menuju ke arah Deo.

"Apaan sih yo, berisik tau ga!" Ucap Thalia kesal.

"Ga tau tuh Deo ganggu orang ngrumpi aja!" Timpal Cika.

"Santai dong. Gue cuma mau bilang kalo Bu Aina ga masuk kelas hari ini," Jelas Deo.

Penghuni kelas XI MIPA 1 yang mendengar penjelasan Deo pun bersorak ria.

"Et et tapi kalian ga bisa seneng-seneng karena gue dititipin Bu Aina tugas dan harus dikumpulin hari ini juga."

Mendengar penjelasan Deo selanjutnya membuat penghuni kelas menjadi kecewa.

AlleyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang