TIGA - Penyebab Masalah

67 9 0
                                    

Sekarang sudah waktunya pulang. Alleya dan Andara melangkahkan kakinya keluar gerbang sekolah. Bahkan beberapa pasang mata mengamati keduanya.

Tak dapat dipungkiri, meskipun Alleya memiliki sifat dingin, ia mempunyai paras yang cantik. Tubuhnya yang ramping dan tinggi membuatnya terlihat anggun ketika berjalan. Rambut Alleya panjang dan selalu terurai. Earphone selalu terpasang di telinganya.

Andara memiliki paras yang sama cantiknya dengan Alleya, hanya saja tubuhnya lebih pendek beberapa centi dan cukup berisi. Rambutnya panjang, lebih panjang dari rambut Alleya. Berbeda dengan Alleya yang dingin, Andara justru tak bisa diam. Dia selalu mengajak Alleya bicara walaupun hanya mendapat respon deheman.

Itulah yang membuat mereka banyak dilihat oleh beberapa pasang mata. Tak jarang ada beberapa siswa yang menyapa keduanya, tetapi hanya Andara yang menyapanya balik. Sedangkan Alleya masih sibuk memandang lurus jalan di depannya.

"Al gue uda dijemput, gue duluan ya!" Pamit Andara, ia berlari sambil melambaikan tangannya pada Alleya.

Alleya yang melihatnya hanya merespon dengan anggukan.

Alleya masih berdiri di dekat pos satpam sekolah, ia hendak memesan ojek online melalui ponselnya. Alleya tak seperti Andara yang dijemput oleh Papa atau supirnya. Alleya ingin mandiri dan tak mau dijemput oleh Papanya. Padahal Papanya pernah memaksa Alleya untuk menurut tetapi Alleya tetap pada keinginannya.

TINN!

Alleya terlonjak kaget. Ada motor yang menekan klakson dan berhenti tepat di depan Alleya. Sebuah motor dengan pengendaranya yang memakai helm full face membuat Alleya tak dapat melihat jelas wajahnya.

"Belum pulang lo?" Tanya lelaki tadi yang sudah membuka helmnya. Ternyata Azka.

"Lo liatnya apa? Emang gue udah pulang?"

Azka memutar bola matanya, "Sok dingin lo, udah ayo ikut gue!"

Alleya mengangkat satu alisnya, "Siapa lo ngajak-ngajak gue?"

"Rumah gue sama lo se arah. Gue tau rumah lo. Ayo naik!" Azka menarik lengan Alleya supaya mau naik ke motornya.

Alleya yang melihatnya hanya melototkan matanya. Azka memakaikan Alleya helm. Mau tak mau Alleya menurut untuk naik ke motor Azka karena sedari tadi tangannya terus dicekal.

Azka mulai menyalakan motornya kemudian menjalankannya. Menerobos kerumunan siswa yang tengah menunggu jemputan dan lainnya.

Keadaan sekolah masih ramai sehingga banyak pasang mata yang memperhatikan Azka dan Alleya. Beberapa siswa bahkan berbisik-bisik melihat keduanya bisa pulang bersama. Alleya sebenarnya cukup jelas mendengar apa yang mereka perbincangkan, hanya saja ia tak memperdulikannya.

🌚🌚🌚

Sepanjang perjalanan mereka berada dalam keheningan. Azka berinisiatif untuk membuka suara.

"Jadi lo waketos?"

"Menurut lo?" Jawab Alleya dingin.

"Menurut gue iya, pantesan kemaren lo bawa gue ke BK."

Alleya tak merespon lagi.

"Lo tau apa masalahnya sampe gue berantem sama Kefan?"

"Apa?"

"Masalah cewe."

"Bodoh," Hanya itu yang Alleya ucapkan.

AlleyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang