DUABELAS - Gue Takut

49 5 0
                                    

"Lo menjauh dari gue?"

Saat ini mereka berada di taman dekat rumah Alleya. Alleya hanya menurut saja saat Azka mengajaknya mampir terlebih dahulu.

Alleya masih terdiam saat Azka bertanya. Ia bingung harus menjawab apa. Haruskah ia jujur atau tidak. Alleya hendak menjawab, semoga saja pilihannya benar.

"Gue takut."

Azka bingung dengan apa yang dikatakan Alleya.

"Takut kenapa? Ada gue di sini, lo tenang aja."

Alleya kembali terdiam memikirkan jawaban yang tepat.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Alleya mengalihkan.

"Jawab dulu pertanyaan gue."

"Gue akan jawab setelah lo ngomongin apa yang sebenernya mau lo omongin."

Azka sedikit ragu saat mendengar pernyataan Alleya.

"Gue janji," Jawab Alleya seolah tau apa yang Azka pikirkan.

"Oke gue bakal ngomong sekarang."

Azka menarik napas cukup panjang.
"Mungkin ini kedengaran konyol bagi lo, tapi gue bener-bener ngerasain. Gue gatau sejak kapan gue kaya gini. Entah kenapa gue selalu merasa bahwa gue harus jagain lo, bahkan saat gue menjauh dari lo. Lo mungkin ga tau selama gue menjauh, gue selalu ngawasi lo. Gue takut terjadi apa-apa sama lo. Gue sebenernya bingung sama apa yang terjadi sama gue sendiri. Tapi sekarang gue tau apa penyebabnya. Gue.., gue suka sama lo."

Azka menatap dalam Alleya. Sedangkan Alleya menelusuri sorot mata Azka, mencari kebohongan yang ia lakukan. Namun nihil, ia tak menemukannya. Azka yakin dengan apa yang dikatakannya.

"Gue suka sama lo, gimana sama lo? Apa lo juga ngerasain hal yang sama?" Tanya Azka penuh harap, tangannya terus menggenggam tangan Alleya, tatapannya masih tak lepas menatap Alleya.

"Gue.., maaf gue ga bisa," Alleya menggigit bibir bawahnya karena merasa ragu.

"Kenapa?" Tanya Azka menuntut jawaban.

"Gue ga bisa," Alleya memutus kontak mata dengan Azka lalu memejamkan matanya yang terasa panas.

"It's okay, gue ga akan paksa lo. Tapi gue akan selalu nunggu lo. Kalau nantinya perasaan lo berubah, gue akan dengan senang hati menerima. Tapi kalau ternyata perasaan lo buat orang lain, gue ga bisa apa-apa," Ucap Azka dengan tersenyum.

Senyum palsu, Alleya yakin itu. Melihat Azka seperti itu, Alleya menjadi merasa bersalah. Ia merasa sedang menyakiti hati seseorang yang tulus.

"Ga perlu ngerasa bersalah, perasaan orang ga bisa dipaksa," Jawab Azka seolah mengerti apa yang menjadi permasalahan Alleya.

"Maafin gue."

"Sekarang saatnya lo jawab pertanyaan gue yang belum lo jawab."

Alleya menghembuskan napasnya dengan kasar. Mencoba menenangkan hatinya.

"Gue takut, gue takut hal ini terjadi. Dimana lo suka sama gue tapi gue engga. Dan ini bener terjadi."

"Buat apa lo takut akan hal itu?"

"Gue takut dengan sadar atau tidak gue akan menyakiti lo."

Azka tersenyum. Saat ini Alleya dapat mengetahui bahwa itu senyum yang tulus.

"Jangan pernah takut akan itu. Gue gapapa, gue memaklumi tentang perasaan lo. Jangan pernah menjauh lagi, okay?"

Alleya hanya mengangguk.

"Thank u. Setidaknya dengan begini tanpa gue memiliki lo, gue bisa jaga lo. Sebagai teman atau mungkin sahabat."

"Ayo pulang, udah sore."

AlleyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang