chapter 3

38 6 5
                                    

"Makasih ya sen. Lo mau mampir dulu gak nih?", ucap aletta dengan senyum dan agak malu.
"Iya sama sama, nggak usah lah let. Gue  langsung cabut aja lah ya.", jawab arsen.
"Ok lah. Hati hati.", aletta menambahi.
"Iya.", singkat arsen.
Aletta diantar pulang oleh arsen. Sekarang dia tau yang sebenarnya.
Dia lupa bahwa jaket arsen masih di pakai olehnya. Bagaimana bisa dia lupa.
Lah ini jaket arsen masih gue pake. Duh lupa. Yaudah lah ya kapan kapan gue kembalikan. Batin aletta
Aletta langsung masuk rumah, "Assalamualaikum maa.", dilihatnya mama nya sedang menonton tv.
"Waalaikumsalam sayang. Kak alfi mana?", kata mama mama.
"Aletta tadi pulang nya dianter sama temen aletta, ma.", jawab aletta.
"Wah siapa? Kenapa nggak disuruh mampir dulu? Kan kasian let, bisa aja dia capek.", ucap mama bertubi tubi.
"Tadi sudah aletta tawarin ma, tapi dia nya nggak mau. Yaudah.", terang aletta.
"Yaudah kalo gitu, cepet mandi gih.", suruh mama.
"Iya ma, aletta ke kamar dulu ya.", pamit aletta.
Aletta menaiki tangga, langsung saja dia masuk ke kamar nya.
"Hufftt, capek banget gue.", keluh aletta pada dirinya sendiri.
Ternyata dia orangnya. Udah baik, ganteng pula. Eh, apaan sih gue. Aletta senyum senyum sendiri.
Dia merebahkan dirinya di kasur, entah kenapa badannya sudah mendingan akibat tidurnya tadi sangat maksimal. Tidurnya di UKS tadi cukup lama. Suhu badannya juga sudah menurun. Semoga saja besok dia bisa sekolah, mengembalikan jaket arsen.

Flashback on
"Eh lo udah bangun? Gimana badan lo? Masih pusing?", tanya seseorang.
"Iya sudah mendingan ini kok.", jawab aletta.
Aletta melihat dia lagi, sosok yang sudah tidak asing baginya. Masih saja mereka bertatap mata. Saling diam. Kedua nya membisu. Lidah aletta merasa kelu.
"Bagus lah, mau gue anter pulang?", ucap nya yang sempat mengagetkan aletta.
"E eh iya, nggak ngrepotin?", jawab aletta agak canggung.
"Nggak kok. Ayo. Lo kuat jalan kan?", kata nya.
"Iya kuat kok.", jawab aletta.
Jujur, aletta merasa aneh saat bersamanya. Ya salah satunya canggung. Jantungnya merasa berdebar debar. Dia berusaha mengoptimalkan perasaan nya. Padahal baru saja mereka mengobrol berdua.
"Ayo naik.", kata nya.
"Eh iya.", ucap aletta.
Derum suara motor nya bergema. Motornya sama persis seperti motor yang dipakai oleh cowok yang aletta temui di cafe. Memang dia cowok itu.
"Btw nama lo siapa?", tanya aletta mencoba menghilangkan kecanggungan selama perjalanan.
"Gue arsen, IPA 4. Lo bisa main ke kelas gue kalo mau.", kata arsen dengan senyum. Ia terkekeh pelan.
Aletta tersipu, pipinya agak merona.
"Gue aletta, IPA 2.", ucap aletta memperkenalkan.
"Gue tau.", jawab arsen yang pasti membuat aletta bingung.
"Da-dari??", tanya aletta gagap.
"Gue tau pertama pas di cafe saat itu. Itu lo kan? Kedua, tadi gue juga dikasih tau sama kak rena. Ternyata emang bener itu lo.", jelas arsen.
Aletta melongo, "Pas di cafe? Lo tau nama gue dari mana?", tanya aletta jujur.
"Ini.", arsen menyodorkan secarik kertas yang berisi tulisan aletta malam itu.
"Kok kertas ini bisa sampe lo sih?", tanya aletta.
"Pas lo pulang, gue gak sengaja liat terus kebawa deh.", terang arsen.
"Kebawa apa kebawaa.", goda aletta.
"Bener, kebawa.", ucap arsen berusaha untuk tetap cool.
Sejak tadi mereka mengobrol. Tidak merasakan terik matahari yang menyengat sore itu. Asap kendaraan membuat aletta menutup kaca helm nya. Tak lama, akhirnya mereka memasuki perumahan rumah aletta.
"Rumah lo yang mana?", tanya arsen.
"Rumah depan kiri jalan yang cat abu abu itu.", jawab aletta.
Tak menjawab, arsen langsung melajukan motornya menuju rumah yang dimaksud oleh aletta.
Dan aletta tidak tau bahwa arsen sebenarnya terkenal  sebagai cowok dingin dan tidak peduli. Dia belum tau hal itu.
Flashback off

Aletta masih mengingat kejadian tadi. Entah kenapa ia tersenyum sendiri. Ia melihat ponselnya.
4.30 pm, astaga. Gue mau mandii. Batinnya.

20 menit aletta mandi, badannya terasa lebih segar. Hari ini dia kedatangan tamu. Aletta menuju meja belajarnya, membuka twitter. Banyak sekali notif notif yang muncul. Dia membuka satu persatu.

Ada yang mengetuk pintu kamarnya.
"Iya, masuk.", ucap aletta.
"Ini sayang, mama buatkan kamu susu. Jangan lupa diminum ya, mama taruh sini.", kata mama dengan lembut.
"Makasih ma, kak alfi sudah pulang ma?", tanya aletta.
"Sudah sejak tadi, nak. Bagaimana sekolahmu?"
"Seperti biasanya, ma. Oh iya, tadi aletta kepilih jadi anggota osis tahun ajaran baru.", cerita aletta.
"Ya bagus lah, kamu yang rajin kalau belajar ya. Biar nanti cita-cita mu bisa terwujud.", nasehat mama.
"Iya, ma.", jawab aletta.
"Ya sudah, mama turun dulu ya. Mau beres beres rumah bawah.", mama mengakhiri.
"Iya, ma. Sebentar lagi aletta turun.", kata aletta.
Mama nya tersenyum hangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang