Keira's POV"Ayolah, Ra. Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu." Luna menggenggam tanganku erat sambil memohon dengan wajah memelasnya yang membuatku ingin tertawa.
"Luna, you'll make it! I promise you wont like it kalau aku bergabung bersamamu." Aku berusaha untuk meyakinkannya bahwa aku tidak akan menuruti ide gilanya kali ini.
"You-are-a-model.No. You-are-a supermodel."
"was a model." Koreksiku
Luna memutar bola matanya, "Itu terdengar sama saja bagiku. BUT, Sepupumu ini meminta bantuanmu untuk tampil di acara catwalk perdana brandnya dan kau berani menolak? "
"Aku membantumu merancang beberapa gaun, kau ingat?"
Luna menghempaskan punggungnya ke sandaran sofa dan meneguk wine yang ia pesan. Akhirnya ia menyerah setelah hampir tiga puluh menit meyakinkanku untuk tampil di acaranya. Aku tersenyum ke arah Luna dan ia masih memasang muka memelasnya yang membuatku tertawa.
Benda putih di hadapanku bergetar, nama Zac terpampang di sana membuatku dengan cepat mengangkat teleponnya.
"Aku sudah di depan restoran yang kau bilang. Sekarang sebaiknya kau keluar karena jalanan sedang sepi." Ucap Zac tanpa memberiku kesempatan berbicara. Bahkan ia langsung menutup teleponnya.
Ladies and Gentlemen, meet the most annoying brother in the world, Zac Parker.
Luna yang sudah mengetahui rencanaku kelihatannya cukup peka sehingga ia langsung duduk dengan benar, "Kira kalau bukan karena kau akan bertemu dengan kekasihmu yang super sibuk itu, aku tidak akan membiarkanmu kabur begitu saja sebelum kau menyetujui tawaranku."
"This is why I love him so much, Luna. Dia sangat tahu kapan dia bisa membantuku." Aku membungkukan badanku untuk mencium pipinya, "Good luck, Dear. Don't miss me too much."
Aku berjalan keluar sambil mengenakan sunglasses yang selalu aku bawa dan menemukan audi putih yang sedang menepi tidak jauh dari pintu restoran ini. Dengan cepat aku memasuki mobil dan melihat Zac sedang melahap burger favoritenya.
Zac kemudian menyalakan mesin dan melaju di jalanan kota London yang beruntungnya, tidak terlalu padat di siang hari. Aku melihat ke belakang mobil untuk memastikan tidak ada yang mengikuti kami. Well, sepertinya segerombolan orang dengan flash memutuskan untuk mengurus kehidupan mereka masing-masing.
"I don't know that you're this exited to meet him." Ucap Zac disela kesibukannya melahap burger di tangan kirinya, "you even wear your heels to Airport."
Aku menunduk melihat heels berwarna dusty pink yang aku gunakan, "Well, shut up. Kau tidak perlu berkomentar apapun tentang diriku hari ini karena aku tidak berniat untuk memberimu izin untuk merusak hari pentingku."
Zac di sampingku hanya tertawa, kali ini makanannya telah habis sehingga matanya terfokus melihat jalan di hadapannya.
"omong-omong, apa Jess ikut bersamamu?" Zac tidak menetap di London sehingga seperti sekarang, ia hanya terbang untuk beberapa hari untuk suatu keperluan. Ia menetap di Paris bersama Jess, istrinya, dan satu orang anak laki-lakinya, River.
"Tidak, Aku terbang ke London hanya untuk mengurus beberapa pekerjaan sehingga besok aku sudah bisa kembali." Ucapnya santai. Walau dengan pekerjaan nya memimpin sebuah perusahaan besar, Zac bahkan tidak pernah terlihat serius. Bahkan dari gaya berpakaiannya. Contohnya saja hari ini, ia hanya mengenakan kaus putih polos dipadukan dengan jeans. Sangat tidak menggambarkan kemampuan otaknya yang bisa memimpin sebuah perusahaan di umurnya yang masih sangat muda, hanya berjarak dua tahun lebih tua dariku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Right
Fanfic"I saw a million reasons to love you, Keira." Karena Kita sepakat untuk terus berjuang, kan?