[END] unpredictable :: six

574 40 18
                                    

akhirnya bab terakhir😌
mungkin ini bakal panjang ok?

bacanya sambil dengerin lagu di mulmed coba


please, don't break it.
don't break your promise---

Ting

Joya melangkah keluar dari lift sambil tersenyum ceria. Ia sudah lama tidak senyum seperti ini. Ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Ia berjalan kecil sambil menenteng tas kecil dari toko aksesoris yang ia kunjungi tadi. Gelang dengan gantungan daun itu yang membuatnya tersenyum. Ia tak bisa membayangkan ekspresi Daniel saat menerima gelang itu darinya.

Joya akhirnya sampai di depan pintu apartemennya. Jarinya menekan angka password untuk membuka akses ke dalam apartemennya. Saat sudah berbunyi ting, pintunya terbuka. Ia melangkah masuk lalu menutup pintunya lagi. Membuka sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu dekat pintu.

"Daniel. Aku pulang." Joya berjalan ke ruang tamu.

Benar-benar sepi. "Daniel?" Joya berjalan ke kamarnya membuka sedikit pintu kamarnya,membuat celah untuk mengintip tapi tidak ada orang disana.

"Daniel kau dimana?" Joya berteriak di ruang tamunya. Jantung Joya benar-benar berdegup kencang. Ia tak bisa menemukan Daniel.

"Daniel, jangan bersembunyi ini tidak lucu!" Joya berteriak lagi. Perasaan panik mulai menyerangnya. Ia benar-benar takut sekarang. Sampai akhirnya telinganya menangkap suara itu. Suara yang ia cari.

"Tenang Joya, aku masih disini."

Suara lembut itu terdengar jelas dari belakang telinganya. Joya membalikkan badannya. Ia melihat Daniel sedang tersenyum sampai mata sipitnya menghilang. Senyum Joya menghilang seketika. Hatinya seperti tertusuk. Satu air mata lolos membasahi pipinya.

"N-niel, apa yang terjadi?"

Joya merasa tenggorokannya tercekat bahkan untuk bersuara saja susah.Matanya memburam karena air matanya yang sudah berkumpul di ujung matanya.

Daniel hanya tersenyum memaksa. Tubuh Daniel memudar. Ia tampak transparan seperti bayangan. Tak lagi seperti seorang manusa asli, dia seperti hembusan angin.

"Joya, aku juga tak mengerti." Ucap Daniel pelan.

Joya tak dapat mendengar suara Daniel dengan jelas. Tak hanya tubuh Daniel yang memudar bahkan suara Daniel juga hanya terdengar sayup-sayup.

"Haha, aku bermimpi kan?" Joya memegang kepalanya lalu menampar nampar pipinya.

"Aku mimpi 'kan? Iya kan Niel? Jawab aku Daniel!" Air mata Joya mengalir lebih deras.

Daniel mendekatinya. Hanya tersenyum tanpa mengucapkan hal-hal lain.

"Daniel apa yang terjadi padamu. Hiks."

Daniel menunduk menatap kakinya sendiri. "Aku juga tidak mengerti. Belakangan ini tubuhku seperti memudar seketika. Awalnya tidak terjadi apa-apa tapi sejak tadi siang tubuhku semakin memudar."

Satu tetes air dari mata Daniel jatuh membasahi punggung kakinya sendiri.

"Kau akan kembali normal bukan? Iya kan?" Joya mencengkram bahu Daniel namun sia-sia. Daniel tidak bisa disentuh.

"Aku harap begitu."

"Kau harus kembali seperti dulu Daniel! Kau sudah janji padaku, kau tak akan meninggalkanku. Kau harus tepati itu, bodoh!" Joya mencoba berteriak tapi suaranya tidak mendukungnya. Pita suaranya bagai diikat.

unpredictable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang