unpredictable :: five

448 35 2
                                    

"Joya bangun. Matahari sudah marah-marah sejak tadi." ujar Daniel sambil membuka korden kamar Joya membuat sinar matahari menerpa wajah berantakannya.

Joya yang merasa matanya diserang cahaya pun menarik selimut lebih tinggi sampai menutupi seluruh tubuhnya.

"Joya kau tidak ke kampus?" Daniel mendekat lalu menyibak selimut Joya.

"Memangnya ini jam berapa?" Joya bertanya masih dengan mata tertutup.

"Jam delapan" sahut Daniel sambil mengelus lembut rambut Joya yang berantakan. Joya hanya mengangguk sambil menikmati elusan tangan Daniel di rambutnya.

"EH?" ia membuka matanya terkejut lalu menjauh dari Daniel

"Kenapa menjauh?" 

Daniel mengerutkan dahinya. Memangnya apa yang salah? Kenapa Joya sampai kaget begitu?

"Kau bisa menyentuhku? Bukannya kau hantu?"

Daniel tertawa lalu naik ke kasur dan duduk disamping Joya. "Kemarin saat kau mabuk bukannya kau sudah menanyakam hal itu?"

"Hm? Apa kemarin aku mab--" Joya terdiam lalu mencoba mengingat kejadian kemarin.

"Ohh iya aku mabuk." Joya berseru ketika sudah mengingat bagaimana dirinya kemarin. Dan tiba-tiba ia merasa ingin muntah karena mabuk semalam, kepalanya sedikit pusing tapi tak masalah.

"Kau lupa kalau kau mabuk? Kau juga lupa percakapan kita?"

"Aku tidak begitu ing---Holy shit. Curse me, how stupid I am, idiot." Joya menepuk-nepuk pipinya sendiri.

Daniel hanya tertawa kecil lalu menarik tangan Jiyeon agar mendekat.

cup

Daniel mencium pipi Joya membuat gadis itu membeku lalu menjauhi Daniel sampai ke depan pintu kamar mandi. Menatap nyalang ke arah Daniel.

"Hantu bodoh, kenapa menciumku?"

Daniel tertawa kencang sampai-sampai emosinya tidak stabil lagi. Kalau begini ia tidak bisa menyentuh Joya lagi.

"Aku hanya mencium pipimu, coba kau ingat kemarin kau bahkan mencium--"

"IT'S ENOUGH!" Joya menaikkan satu tangannya. "Shut up, ok? Aku melakukannya saat sedang tidak sadar."

"Aishh bodoh-bodoh! Ugh memalukan." Joya memukul-mukul kepalanya sendiri sambil memasuki kamar mandi.

Daniel tertawa sampai-sampai perutnya sakit. Joya benar-benar lucu saat sedang malu seperti itu. Ia suka melihatnya. Akhirnya Daniel memilih bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar. Namun saat ia baru akan melangkah keluar kamar, sesuatu terjadi.

bzztt

Daniel terdiam seketika lalu menatap kedua tangannya. Ia merasakan getaran itu lagi. Tubuhnya seperti memudar sedetik lalu setelahnya tidak terjadi apa-apa. Dia terus mengalami ini sejak kemarin malam.

"Hmm? Lagi? Ada apa dengan tubuhku?"

Daniel duduk merenung di meja makan sambil menopang dagu dengan tangannya. Ia masih memikirkan getaran yang ia rasakan tadi.

"Niel, aku nanti langsung ke kafe. Jadi jangan menungguku pulang kuliah ya." Joya datang dengan semangkuk sup penghilang mabuk--di Korea disebut haejang--yang dibuatkan Daniel.

Lamuan Daniel buyar. Ia mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Joya. Netra Daniel yang awalnya kosong kini beralih menatap rambut panjang Joya. Ia berjalan ke belakang Joya yang sedang duduk sambil memakan sarapan supnya, tapi kini beralih mengambil satu cup mie instan yang sudah matang. 

unpredictable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang