"SEPI"
Bila kemudian gelas-gelas diangkat
Lantas siapa yang menyesap rasa pahit terakhir kalinya
Lalu dilanjutkan pada tiap asbak berjelaga di ujung sana
Yang hanya berdiam pada tempatnyaAku terpaku sendirian
Menekuni gelas kopi pahitku dalam diam
Semuanya terpaku
Sama sepertiku
Namun mereka menatap layar kebiruan ituLantas apa aku?
Sesuatu yang sebaiknya dilupakan sama seperti jelaga di asbak itu?
Atau seorang kawan yang lebih akrab dari pada saudaramu?Teknologi membutakan
Teknologi membangun sekaligus menghancurkan
Teknologi dirancang untuk membantu manusia, namun justru lebih memilih memperalat merekaKaum-kaum yang rindu akan pujian
Kaum-kaum yang menghujat tanpa pandangan
Kaum-kaum yang dulu kusebut manusiaKurengkuh sepiku sendiri
Bahkan kawanpun tak peduli
Dunia maya lebih menggoda
Dunia nyata lebih sepi dari yang mereka duga.. .Semarang, 2018
-Namaku Naya-
KAMU SEDANG MEMBACA
Biar Luka yang Bercerita
PoetryCinta itu omongkosong, isinya derita sisanya luka tiada terkira.. -NamakuNaya-