Ruangan itu sangat gelap, Cindy hanya bisa berteriak tak kencang-- dia, keluarganya pergi meninggalkannya tanpa alasan. Wajah tak bersalah itu terbayang di benak Cindy sembari berteriak hingga suaranya tak mampu menegas lagi.
Lirih, meringis, Cindy tak mampu lagi berteriak melampiaskan ketakutannya. Remang-remang matanya mulai beradaptasi dengan gelapnya ruangan itu hingga ia mulai bisa melihat warna putih ataupun terang yang ada di hadapannya. Sebuah kasur! Kasur empuk sekali membuat Cindy tak kuasa merebahkan tubuh mungilnya yang sudah tak bertenaga-- wanita memang lelah jika seperti itu, Cindy pun termaksud di antaranya.
"Bangunlah." Suara lembut itu berbisik tak ditelinga. Tangannya pun mengusap-usap kening Cindy.
"Apakah kau lelah?"
"Ini mimpi? Kau? Rio?" Tebak Cindy setengah sadar akibat lelah menghujam.
"Siapapun aku, aku akan ada disini menemanimu.
Pria yang disebutnya Rio itu berbaring tepat disampingnya-- merebahkan tubuhnya sembari mulai memeluk Cindy yang mulai kehilangan kesadaran.
Waktu menunjukkan pukul 02.00, ruangan gelap itu sedikit demi sedikit mulai menerang akibat lampu 5 watt yang mulai menyala pelan-- memperlihatkan seluruh isi ruangan tak jelas termaksud Cindy yang tengah memeluk pria yang disebutnya Rio dengan erat.
"Apakah kamu tidak ingin bangun?" Sahut Rio sambil memainkan telinga Cindy.
"Aku lelah sekali." Jawab Cindy setelah beberapa kali dilemparkan pertanyaan yang sama namun tetap tak sadar.
"Bukalah matamu."
"Apa yang kamu inginkan? Ambillah. Keluargaku pun sudah membuangku dengan tega." Cindy lebih mengeratkan pelukannya. Matanya mulai terbuka sadar menatap pria manis dihadapannya itu. Tak dikenalnya, namun tak pula dihiraukannya.
"Maukah kamu bersamaku?" Tanya Rio yang ternyata bukan namanya. Cindy mengangguk jelas mengiyakan pertanyaan pria yang ada di pelukannya.
"Pernahkah kau berciuman?"
"Belum pernah." Jawab Cindy sambil merasa pria di perlukannya itu sungguh menghargainya.
Dengan pelan Rio (sebut saja begitu karena Cindy belum tahu siapa dia) mulai mengecup bibirnya dengan tipis. Cindy tersenyum merasakan sesuatu yang baru dan belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kecupan itu terus berlanjut hingga Cindy yang memulai hal baru lainnya. Cindy mulai mengangkat bibirnya, lidahnya mulai keluar sedikit menyentuh bibir Rio yang sedari tadi mengecupnya dengan pelan.
Rio yang hanya tersenyum mengikuti ritme Cindy yang random, bibirnya mulai mengulum bibir gadis itu hingga tak terlepaskan. Lidah saling beradu, liur saling bercampur, mata Cindy terbuka lebar lalu ditutupnya kembali. Sensasi luar biasa muncul dari dalam tubuh Cindy yang mulai menggeliat.
Tangan Rio memeluk erat belakang Cindy, membuka 'kancing' underwear atas Cindy tanpa membuka bajunya.
Tangan Rio kalah ukuran dengan bongkahan yang coba diremasnya, besar sekali-- 36B untuk gadis berumur 18 tahun sungguh mengesankan!
Lidah tetap beradu, tangan Rio mulai menjelajahi dada Cindy yang hanya ditutupi baju kaos, diremasnya dengan perlahan tanpa menyentuh puting Cindy.
"Ahhh!" Cindy mendesah akibat remasan lembut yang dilakukan oleh Rio.
"Apakah kamu menikmatinya? Sakit?" Rio melepaskan bibir Cindy beberapa saat.
Tangannya masih meremas-remas dada Cindy yang kenyal-- keduanya. Cindy menggeleng dan tersenyum dengan mata tertutup. Tak langsung kembali mengulum bibir Cindy, Rio melepaskan baju Cindy dengan cepat dan mulai memainkan puting payudara Cindy dengan lembut menggunakan jari telunjuknya-- dua payudara besar itu mulai mengencang, putingnya mulai mengeras, Rio mulai memutar-mutar jarinya memainkan payudara Cindy yang sudah keras dan tegang. Cindy tanpa perlawanan hanya mencengkram seprai kasur erat-erat sambil menikmati sensasi puting susunya dimainkan-- oleh orang yang bahkan belum dikenalnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/152404190-288-k939254.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HOTEL - Cindy's Sex Story
RomanceSexual Warning! +21 Setiap part terdapat adegan seksual! Cindy, gadis 18 tahun harus menelan pahit getirnya kehidupan. Keluarga yang amat sangat dicintainya dengan tega meninggalkannya. "Aku ingin! Berikan padaku!" Cindy dengan wajahnya yang sudah d...