Prolog

343 10 3
                                    

Senin, 17 Februari 2017

Hari ini adalah hari yang paling di benci oleh Via, saat ia masih ingin melanjutkan tidur nyenyak nya, suara ketukan pintu disertai suara teriakan Ayahnya mengganggu kenyamanan tidurnya. Mau tidak mau akhirnya ia pun bangkit dari tempat tidurnya, dengan langkah gontai lalu membuka pintu kamarnya.

Ckleeekkkkk

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan seorang pria paruh baya sedang berdiri tegak tepat di depan pintu kamarnya.

"Ada apa ayah? Tanya Via sambil menguap

"Malah tanya ada apa ni anak, lihat ini sekarang jam berapa? Tanya Tn Rudy sambil melirik ke arah jam yang melingkar di tangan kirinya.

"Via males sekolah, ayah" jawab via seenaknya.

"Kamu harus sekolah, ayah gak mau dengar alasan kamu, sekarang kamu mandi ! Perintah ayahnya.

"Ta-tapi ayah vi...

"Setengah jam lagi ayah tunggu kamu dibawah " potong Tn Rudy sambil berjalan meninggalkan putrinya yang masih berdiri melongo di depan pintu kamar.

Via mendecak kesal, rasanya saat ini juga ia ingin melempar apa saja yang ada di dekatnya. Baginya ayahnya adalah musuh terbesarnya di dalam rumah.

***********

SMA Wijaya
09.30 a.m

Via menatap bu jelita, guru matematikanya yang sedang mengoceh tak tentu arah dengan tatapan jenuh, berulang kali ia menguap, rasanya ia sangat merindukan bantal dan guling di kamarnya.

Berkali kali ia melirik jam yang melingkar di tanganya, berharap ada keajaiban datang seperti bel istirahat berbunyi atau tiba tiba bel pulang cepat berbunyi. Namun itu semua hanya khayalan belaka.

Via mendengus kesal, kemudian ia mengalihkan pandanganya ke arah luar jendela dengan tatapan nya yang kosong.

Ia berfikir, buat apa ia harus repot repot bersekolah. Menurutnya sekolah adalah tempat yang sangat menjenuhkan sekaligus membosankan sekaligus memusingkan, mengapa ayahnya selalu memaksanya untuk terus bersekolah? Tapi entahlah, tiba tiba lamunan nya buyar, saat bu jelita melempar sebuah spidol kearahnya sehingga mengenai tepat di kepalanya.

"Silvya, coba jelaskan pada teman teman mu tentang materi yang baru saja ibu jelaskan" ucap bu jelita dengan menatap lekat lekat kedua mata via.

Via pun menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, ia tak tahu harus menjawab apa, bahkan ia tidak mengerti tentang materi ini.

"Maaf, bu saya tidak mengerti, maafkan saya" ucap via dengan kepala tertunduk.

Sontak 1 kelas pun tertawa mendengar ucapan dari mulut via. Sedangkan via hanya bisa menunduk pasrah, ia tidak kuat harus melihat tatapan mengejek dari teman-temanya.

"Sudah-sudah diam!!! Teriak bu jelita pada semua murid, tersentak semua murid pun langsung terdiam.

"Baiklah, via ibu harap kamu tidak mengulanginya lagi ya" ucap bu jelita sambil berjalan menuju papan tulis.

"Iya, bu" balas via dengan kepala yang masih menunduk.

"Baiklah, sekarang kita lanjutkan lagi materi ini" lanjut bu jelita kembali memberikan materi.

Via pun menghela nafasnya lega
"Untung aja" batin via sambil mengelus dadanya.


****************

Bel jam istirahat pun berbunyi, seluruh siswa pun berhamburan menuju kantin layaknya semut keluar dari lobang.

Disisi lain, via makan siang sendirian di dalam kelasnya. Karna ia tidak tahan bila harus mengantri dan menunggu makanan di kantin yang sangat ramai.

Via melahap sandwich nya yang sudah disiapkan ayahnya tadi pagi.

Drtttttttttt
Ponselnya bergetar, lampu layar menyala, via pun merogoh ponselnya di dalam saku bajunya.

Keningnya mengernyit melihat satu nama yang tertera di layar ponselnya.

Ayah

Via menghela pelan, kemudian membuka pesan dari ayahnya itu.

From: Ayah

Makan siangnya jangan lupa di abisin, pulang sekolah ayah jemput!

Via menghela berat seusai baca pesan dari Tn.Rudy ayahnya itu, salalu saja ayahnya ini memperlakukan nya layaknya tawanan penjara, rasanya ia sudah muak dengan semua ini.

"Via sudah tidak kuat ya tuhan!

"Sungguh tidak kuat!!!!

Via menjambak rambutnya frustasi, harus sampai kapan ia harus di kekang seperti ini oleh ayahnya.

**************

Bel pulang sekolah pun berbunyi, dengan langkah tergesa gesa via keluar dari dalam kelasnya. Dia berjalan dengan langkah cepat menelusuri koridor. Yang ada di dalam fikiranya kini cuma bagaimana caranya ia bisa lolos dari ayahnya.

Disepanjang koridor sudah sangat ramai siswa siswi yang berhamburan. Sulit bagi via untuk menerobos orang orang yg sedang berhalu halang.

"Guys, bukan nya itu silvya ya? Dia pindah kesini? Ucap wanita yang berdiri tepat di depan kelas 12B.

Sontak via pun menghentikan langkahnya saat namanya disebut.

"What? Serius tuh anak pindah kesini? Ngapain sih make pindah kesini segala buat nama SMA WIJAYA tercemar aja" balas salah satu wanita berpostur tinggi nan langsing bagai GITAR SPANYOL.

"Emang nya dia kenapa sih? Tanya salah satu temanya yang berambut pirang bak cabe cabean.

"Emangnya lo gatau? Dia kan dikeluarin dari SMA CENDANA karna kasus pembunuhan" balas wanita berpostur langsing.

"What? Serius tan? Balas kedua teman temanya dengan raut wajah tak percaya.

Via mendengar percakapan 3 orang wanita yang sedang berdiri tak jauh darinya. Via tidak tau siapa nama ketiga wanita itu, yang pasti mereka adalah kakak kelas.

Hening sesaat

"Yaiyalah gue serius, emang kapan lo denger gue boong"

"Wahh gak bener tuhh anak, yang ada sekolah kita jadi tercemar gara gara dia"

Oh tuhan!!!!!

Rumor itu sudah menyebar kemana mana, batin via dalam hati.

*********

Via berjalan menuju gerbang sekolah, langkahnya pun melemas. Sepanjang ia berjalan tiada hentinya ia menangis. 

Tiba tiba suara klakson mobil menggema sehingga via menoleh ke arah sumber suara dan dengan cepat ia menghapus air matanya. Ia tidak mau memperlihatkan kesedihan nya di depan sang ayah. Perlahan kaca mobil terbuka, memperlihatkan pria paruh baya yang masih menggunakan seragam kepolisian nya, menatap anak tunggalnya dengan tatapan tulus.

"Via" suara Tn.Rudy memanggilnya.

"Iya" jawab via dengan suara parau.

"Masuklah! Perintah Tn.Rudy

"Baik, ayah" jawab via pelan lalu berjalan menuju pintu mobil ayahnya.

*************

Sesampainya dirumah, via langsung masuk kedalam kamarnya. Ia tidak menggubris ajakan ayahnya untuk makan bersama terlebih dahulu.

Tn.Rudy memandangi punggung putri tunggalnya yang berjalan semakin jauh dan akhirnya hilang dari pandangan nya. Semenjak kejadian itu, via lebih suka menyendiri dan tak banyak bicara. Terkadang Tn.Rudy sangat merindukan lekuk senyum terpancar dari wajah putrinya itu. Namun sekarang telah berubah, semuanya sudah terjadi.







Hola hola guyss. Happy reading
Semoga kalian suka yaa dengan cerita part 1 ini. Pasti kalian penasran kan dengan kelanjutan cerita berikutnya? Kalian penasaran tentang kasus pembunuhan yang di lakukan via ini benar atau tidak?

Jadi jangan hanya jadi pembaca setia aja, tolong tinggalkan vote and coment nya yahhh 😚

Di part kedua nanti bakal ada kejutan dehh yuhuuuii😙

Salam
Selviria_

Langit Vs ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang